Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto tanah air dinilai sangat potensial. Baru-baru ini pasar kripto Indonesia kembali kedatangan pendatang baru, bernama Actio.
Actio diklaim berbeda dengan token lain. Token ini akan menjadi wadah bagi pelaku industri kreatif dan perfilm-an.
Baca Juga
CEO dan Founder Actio, Bayu Tanjung mengatakan, ide menciptakan kripto ini datang 7 bulan lalu. Dia melihat potensi industri kripto di Indonesia akan terus berkembang ke depan. Pasarnya pun masih terbuka lebar.
Advertisement
"Saya melihat teknologi ini bisa membantu perkembangan industri film di indonesia. Saat itu saya melihat apa yang dilakukan di Hollywood berkaitan dengan film dan crypto, roman coppola membuat decentralized pictures," ujar Bayu, dikutip dari keterangan tertulis Kamis (7/4/2022)
"Dari situ saya mengembangkan ide Actio sebagai wadah yang menghubungkan berbagai unsur dalam industri kreatif dan entertainment yang memberikan potensi keuntungan kepada siapapun yang terlibat di dalamnya," ia menambahkan.
Bayu menuturkan, lewat tokennya ini, pihaknya bisa memproduksi video seperti film, series maupun produk industri kreatif dan film lainnya.
"Hasil dari produk tersebut nantinya akan dibagikan kepada pemilik token actio yang mengunci tokennya di fitur staking. Jadi ada rasa kepemilikan masyarakat terhadap produk tersebut, jadi ketika produk itu tayang, masyarakat pasti mempromosikan tayangan tersebut karena rasa memiliki itu. Dan nantinya ada aplikasi yang akan kami luncurkan berkaitan dengan industri ini," ujarnya.
"Kalau token yang lain lebih banyak membuat metaverse, nft, defi, dimana adaptasi terhadap hal tersebut masih baru di Indonesia, dan kebanyakan orang hanya ikutan karena lagi hype," tambahnya.
Bayu menargetkan, token ini akan rilis pada pekan ini di exchange pancakeswap.
"Kami hanya terbitkan 5 miliar token Actio," ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pasar Kripto Loyo Imbas Sentimen Hawkish The Fed
Sebelumnya, Bitcoin dan kripto lainnya kembali melanjutkan kegelisahannya pada Rabu, 6 April 2022. Pasar kripto turun tajam setelah pernyataan hawkish oleh Gubernur bank sentral AS Lael Brainard ditambah dengan berita terbaru yang meresahkan dari Ukraina.
Bitcoin, cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, baru-baru ini diperdagangkan tepat di bawah USD 46.000 atau sekitar Rp (660,4 juta), turun dari level tertinggi pada hari sebelumnya di atas USD 47.000 atau sekitar 1 persen selama 24 jam terakhir.
Ethereum, kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, berpindah tangan sedikit di atas USD 3.400 atau turun sekitar 1,5 persen.
Harga kripto sesuai dengan pasar saham utama, yang sebagian besar turun karena investor mempertimbangkan kenaikan suku bunga tambahan untuk mengekang inflasi, yang telah melonjak hingga hampir 8 persen di AS.
Nasdaq yang berfokus pada perusahaan teknologi turun 2,2 persen, sementara S&P 500 turun 1,2 persen. Dalam pidatonya di Federal Reserve Bank of Minneapolis, Brainard menyebut pengurangan inflasi sebagai adalah hal yang sangat penting.
“Komite akan melanjutkan pengetatan kebijakan moneter secara metodis melalui serangkaian kenaikan suku bunga dan dengan mulai mengurangi neraca dengan cepat segera setelah pertemuan Mei kami,” kata Brainard, dikutip dari CoinDesk, Rabu, 6 April 2022.
Sementara itu, Eropa terus bergulat dengan masalah moral dan ekonomi yang berasal dari konflik Rusia-Ukraina. Spanyol, Denmark, dan Swedia, mengusir diplomat Rusia, sementara AS dan negara-negara lain sedang menyiapkan sanksi ekonomi baru.
Presiden AS, Joe Biden dan para pemimpin negara lain telah menyerukan pelarangan impor energi dari Rusia, sebuah tindakan yang sudah dilakukan lebih dulu oleh Lithuania.
Di sisi lain, kripto memiliki berita positif yaitu perusahaan MicroStrategy (MSTR) mengatakan pada Selasa mereka telah memperoleh 4.100 Bitcoin tambahan senilai sekitar USD 190 juta.
Berita itu muncul kurang dari dua minggu setelah yayasan Terra Luna mengumumkan komitmennya untuk membeli setidaknya USD 3 miliar dalam bentuk Bitcoin.
Namun, peristiwa tersebut tidak berdampak besar pada Bitcoin, yang dengan sendirinya mungkin merupakan tanda kedewasaan pasar kripto yang meningkat.
CEO platform tabungan Bitcoin Swan Bitcointold, Cory Klippsten mengatakan pasar kripto sudah cukup besar dan Bitcoin akan terus berjalan.
Advertisement
Analis JP Morgan Ungkap Reli Kripto Segera Berakhir
Sebelumnya, bank investasi global JP Morgan memperingatkan tentang pasar cryptocurrency yang akan mengalami kenaikan terbatas atau bahkan berakhir dari reli yang sedang terjadi.
JP Morgan melihat Stablecoin dari total nilai pasar cryptocurrency sebagai indikator potensi reli atau penurunan. Sebelumnya, ketika Stablecoin menyumbang hampir 10 persen dari total kapitalisasi pasar kripto, analis JP Morgan, Panigirtzoglou mengatakan itu menunjukan kenaikan lebih lanjut untuk pasar kripto.
Dalam catatan yang dikeluarkan minggu lalu, dia menjelaskan stablecoin dalam total kapitalisasi pasar kripto tidak lagi terlihat berlebihan.
“Pangsa Stablecoin ini saat ini berada di bawah 7 persen yang membawanya kembali ke tren sejak 2020,” kata Panigirtzoglou dikutip dari Bitcoin.com, Rabu, 6 April 2022.
“Akibatnya, kami percaya kenaikan lebih lanjut untuk pasar kripto dari sini kemungkinan akan lebih terbatas atau bahkan berakhir,” lanjut dia.
Panigirtzoglou menunjukkan harga bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) menguat pada awal Maret menyusul sanksi keuangan yang dikenakan pada Rusia oleh negara-negara Barat setelah invasinya ke Ukraina.
“Sanksi ini telah meningkatkan harapan bahwa cryptocurrency akan digunakan lebih luas di masa depan untuk menghindari sistem perbankan tradisional mengingat cryptocurrency tidak terikat atau bergantung pada pemerintah manapun,” tutur Panigirtzoglou.
Namun, mengutip indikator stablecoin, analis JP Morgan memperingatkan reli yang terlihat di pasar kripto mungkin akan segera berakhir.
Pada Februari, JP Morgan memperkirakan harga jangka panjang Bitcoin akan mencapai USD 150.000 atau sekitar Rp 2,1 miliar. Kemudian, pada Januari, bank melakukan survei klien dan menemukan mayoritas responden memperkirakan harga BTC akan mencapai USD 60.000 atau lebih tahun ini.