Sukses

Harga Bitcoin dan Kripto Teratas Lain Terjun Bebas, Ada Apa?

Ancaman inflasi dan resesi global membuat investor mundur dari aset spekulatif seperti kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasarnya, Bitcoin terus melanjutkan penurunannya dalam dua minggu terakhir pada Selasa (12/4/2022).

Hal tersebut didorong pengaruh investor yang terus mundur dari aset spekulatif di tengah kekhawatiran yang sedang berlangsung tentang inflasi dan kemungkinan resesi global.

Bitcoin baru-baru ini turun di bawah USD 40.000 tepatnya di kisaran USD 39.000 atau sekitar Rp 560,3 juta. Penurunan lebih dari 5,4 persen selama 24 jam terakhir dan turun dari tertinggi pada akhir Maret di atas USD 47.000.

Ethereum, kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, pada Selasa pagi di bawah USD 3.000, tepatnya di kisaran USD 2.900. Penurunan lebih dari 6 persen selama periode yang sama  setelah turun di bawah ambang batas ini pada hari sebelumnya dan untuk pertama kalinya sejak pertengahan bulan lalu.

Altcoin utama lainnya bernasib lebih buruk, dengan token LUNA Terra, Solana dan Cardano semuanya berwarna merah dengan dua digit. Koin meme DOGE dan SHIB juga dikalahkan secara signifikan. 

Kinerja pasar kripto membuntuti pasar saham, Nasdaq yang berfokus pada teknologi turun 2,1 persen dan S&P 500 turun 1,6 persen karena investor menunggu rilis Indeks Harga Konsumen, yang secara luas diperkirakan menunjukkan inflasi yang memburuk.

Analis Keuangan Senior FxPro, Alex Kuptsikevich menyoroti peningkatan korelasi antara pasar kripto dan saham, terutama dengan indeks Nasdaq.

"Hubungan ini mudah dijelaskan oleh fakta bahwa dalam kedua kasus, investor bertaruh pada ide progresif dan bukan pada pendapatan yang stabil," kata Kuptsikevich dikutip dari CoinDesk, Selasa (12/4/2022).

Selain itu konflik Rusia-Ukraina telah mengganggu rantai pasokan dan meningkatkan biaya energi yang sudah melonjak sebelum konflik yang secara tak langsung juga memberikan dampak pada pasar kripto. 

Memperhatikan penurunan rata-rata pergerakan 50 hari Bitcoin mendekati USD 42.000, Kuptsikevich mengatakan kripto dapat mengalami hari-hari yang buruk beberapa waktu ke depan. 

"Memperbaiki harga di bawah level ini dapat membuka jalur langsung ke area terendah Maret di dekat USD 38 ribu," pungkas dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Harga Kripto Selasa Pagi 12 April 2022

Sebelumnya, harga Bitcoin dan kripto jajaran teratas terlihat mulai kembali ke zona merah, Selasa pagi, 12 April 2022. Keseluruhan kripto jajaran teratas memberikan performa buruk selama 24 jam terakhir.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) anjlok cukup besar yaitu 7,51 persen dalam 24 jam terakhir, dan 13,94 persen dalam sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 39.914,62 per koin atau setara Rp 573,1 juta (asumsi kurs Rp 14.360 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga turut anjlok cukup dalam. Selama 24 jam terakhir, ETH merosot 8,96 persen dan 14,81 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.995,34 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) yang juga ikut terkoreksi. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 7,17 persen dan 11,14 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 396,97 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) juga berhasil kembali terpuruk di zona merah. Dalam satu hari terakhir ADA turun 11,14 persen dan 20,88 persen dalam sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,9454 per koin.

Sedangkan, Solana (SOL) juga  terkoreksi cukup dalam. Sepanjang satu hari terakhir SOL ambles 12,09 persen dan 23,12 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 100,88 per koin.

3 dari 4 halaman

Stablecoin

XRP juga bernasib sama dengan kripto lainnya. Dalam satu hari terakhir, XRP anjlok 8,91 persen dan 15,09 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,7008 per koin. 

Terra (LUNA) meskipun kembali memborong Bitcoin sebagai neracanya, tapi tidak berdampak apa-apa. Terra masih melemah 13,39 persen dalam 24 jam terakhir dan 28,06 persen dalam sepekan. Saat ini Terra dihargai USD 82,92 per koin.

Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama melemah yaitu USDT sebesar 0,01 persen sedangkan USDC 0,01 persen. Dengan begitu, USDT berada di harga USD 1,00 per koin. Sedangkan, USDC turun ke harga USD 0,9998.

Pengamat Sebut Harga Bitcoin Bakal Tertekan

Sebelumnya, bitcoin sebagai kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar harus rela menetap di bawah level USD 42.500 atau sekitar Rp 610,3 juta pada Senin, 11 April 2022.

Penurunan harga sejak pekan pertama April ini masih tersengat sentimen meningkatnya ketidakpastian ekonomi terkait dengan konflik Rusia-Ukraina dan kenaikan suku bunga yang menjulang oleh bank sentral AS. 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

CEO manajer dana Bitbull, Joe DiPasquale mengatakan, bitcoin akan berada dalam tekanan dalam beberapa minggu ke depan. 

“Sementara beberapa support terjadi pada akhir pekan, volume BTC rendah untuk mencapai dorongan besar agar mendorong harga di atas USD 48.000, BTC kemungkinan akan tetap di bawah tekanan dan berjuang untuk mencapai USD 40.000 dalam beberapa minggu mendatang," kata DiPasquale, seperti dikutip dari CoinDesk, Senin, 11 April 2022.

Ethereum, kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, mengikuti pola akhir pekan yang serupa dan cenderung datar. ETH turun sedikit sekitar USD 3.200. 

Kinerja pasar kripto akhir-akhir ini sebagian besar sesuai dengan pasar saham utama, yang juga turun. Nasdaq yang berfokus pada teknologi menutup perdagangan Jumat turun lebih dari satu poin persentase. 

S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average juga turun karena investor terus memproses pusaran peristiwa bersejarah yang dapat mengirim ekonomi global ke dalam resesi.

Selama akhir pekan, Ukraina secara bersamaan bersiap untuk serangan baru Rusia di kota-kota di bagian tenggara negara itu. Sementara Uni Eropa, terus membahas pelarangan minyak dan gas Rusia. 

Â