Sukses

Bandai Namco Umumkan Proyek Metaverse Bertema Gundam

Proyek metaverse ini disiapkan Bandai Namco senila USD 130 juta.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan pengembang dan penerbitan game dari Jepang, Bandai Namco telah memberikan rincian lebih lanjut tentang masa depan investasi metaverse senilai USD 130 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun. 

Perusahaan telah mengkonfirmasi yang akan menerima perlakuan metaverse pertama adalah Gundam, dunia robot raksasa yang populer dengan beberapa videogame, manga, dan adaptasi anime. 

Berdasarkan pengumuman perusahaan bulan lalu, perusahaan mengambil keuntungan dari konferensi Gundam ketiga untuk mengungkapkan berita ini di seluruh dunia.

"Metaverse ini akan menjadi platform kesempatan bagi penggemar Gundam di seluruh dunia untuk berkumpul dan berkomunikasi dalam berbagai kategori,” kata pihak perusahaan dalam pengumuman, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (14/4/2022).

Penggemar Gundam akan dapat menjadi bagian dari komunitas yang berbeda yang mencakup musik, video game, anime, dan bahkan Gunpla, model mainan yang meniru robot di franchise Gundam.

Perusahaan juga mengungkapkan pengguna akan dapat memindai model Gunpla mereka untuk dapat dijadikan avatar mereka di metaverse dan menghadapi pengguna Gunpla lainnya dalam pertempuran.

Namun, fokus yang diberikan Bandai Namco pada pengguna juga signifikan dalam sistem yang akan datang ini. Menurut pengumuman tersebut, pengguna juga dapat memproduksi konten Gundam mereka sendiri dalam bentuk bisnis customer-to-customer (C2C). 

Fitur ini berupaya untuk memungkinkan pengguna mendapatkan pendapatan dari kreasi mereka sendiri, memungkinkan terciptanya ekonomi berkelanjutan antara pembuat konten dan konsumen.

Mengenai hal ini, Bandai Namco berharap bisnis Gundam baru akan dibuat dan ini akan mengarah pada perluasan lebih lanjut dari Gundam yang dibuat bersama dengan penggemar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Metaverse Menjanjikan atau Sekadar Hype?

Sebelumnya, Metaverse menjadi salah satu pembahasan yang menarik di berbagai belahan dunia, bahkan banyak perusahaan besar di dunia mulai melangkah untuk memasuki dunia Metaverse. 

Metaverse sendiri adalah realitas campuran yang terdiri dari kombinasi teknologi dan tren seperti Virtual Reality (VR), head-mounted display (HMDs), Internet of Things (IoT), cloud augmented reality (AR), kecerdasan buatan (AI), dan teknologi lainnya. 

Lantas bagaimana sebenarnya masa depan metaverse apakah hanya hype belaka atau memang betul-betul menjanjikan? 

Head of Ecosystem Multiverse Labs, Wan Wei Soh mengatakan masih banyak skeptisme yang mengitari konsep dan perkembangan metaverse. 

"Kita bisa lihat di berbagai berita media massa ketika Mark Zuckerberg mengembangkan META dan metaverse, itu menimbulkan tanya apakah kita akan menghabiskan masa depan bersama keluarga di sana dan apakah masa depan kita akan diatur oleh mereka,” kata Soh dalam webinar bertajuk “Metaverse - Future or Fad?”, Rabu, 13 April 2022.

Meskipun begitu, menurutnya metaverse akan tetap bertahan hingga masa yang akan datang karena banyak perusahaan besar yang mulai masuk ke metaverse. 

“Alasan metaverse bisa sustain, semua orang, Artificial Intelligence (AI),mulai masuk ke metaverse. Selain itu akan banyak perusahaan besar mengeluarkan uang untuk metaverse,” ujar Soh. 

“Metaverse akan menjadi kenyataan, baik kita suka atau tidak, tapi yang jadi pertanyaannya adalah kapan, kapan semua itu bisa terjadi,” lanjut dia. 

Adapun menurut Soh perusahaan yang mengembangkan metaverse akan lebih banyak muncul.

 

3 dari 4 halaman

Habiskan Banyak Waktu dalam Interaksi Digital

Seperti diketahui saat ini metaverse sering dikaitkan dengan teknologi Virtual Reality (VR) tetapi menurut  SVP, AdColony, Tom Simpson metaverse tak selalu berkaitan dengan VR. 

Dia menuturkan, metaverse itu adalah sesuatu yang membuat banyak orang menghabiskan waktunya dalam interaksi digital dibandingkan interaksi fisik secara langsung. 

“Saya pikir yang orang pikirkan dari metaverse adalah orang akan masuk menggunakan VR dan menghabiskan banyak waktu di sana. Aku pikir virtual reality tidak sepenuhnya adalah metaverse,” ujar Simpson. 

“Metaverse lebih seperti kehidupan digital kita yang lebih signifikan dibandingkan kehidupan fisikal kita. Jika kita lihat Gen Z, kita bisa sebut mereka telah banyak menghabiskan waktu di metaverse main game seperti roblox dan fortnite,” lanjut Simpson. 

Dalam webinar ini, dibahas juga bagaimana nantinya orang-orang akan masuk ke dunia metaverse. Menanggapi pertanyaan ini, salah satu pembicara yaitu Manajer Sistem Teknik Cisco, Purvi Bajaj mengatakan apapun perkembangan metaverse ke depannya adalah bagaimana orang-orang bisa masuk ke dalamnya. 

“Meskipun kita masuk melalui berbagai gadget atau alat,  kita tetap bisa merasakan kehidupan nyata di metaverse, yang terpenting adalah bagaimana platform metaverse harus bisa dimasuki oleh semua orang,” tutur Bajaj. 

4 dari 4 halaman

NFT Bakal Dimanfaatkan sebagai Iklan

Metaverse akan semakin diminati di masa depan yang membuat banyak orang, hingga perusahaan besar masuk ke dalamnya. Berdasarkan analisis perusahaan riset, Gartner Pada 2026, 30 persen organisasi di dunia akan memiliki produk dan layanan yang siap untuk metaverse. 

Sejalan dengan hal tersebut, Simpson mengatakan di masa depan NFT juga akan digunakan sebagai iklan bagi brand di seluruh dunia. 

“NFT akan dimanfaatkan jadi iklan, dan itu menjadi perubahan signifikan berbagai perusahaan dan brand besar,” ujar Simpson. 

Pada akhir acara webinar “Metaverse - Future or Fad?” yang diselenggarakan oleh Yellow.ai, seluruh pembicara setuju, metaverse adalah masa depan. Namun mereka masih belum tahu kapan tepatnya metaverse menjadi sangat populer, bisa besok, lusa atau beberapa tahun ke depan. Adapun di masa depan, metaverse juga akan menjadi saluran digital berikutnya.