Liputan6.com, Jakarta - Cryptocurrency terbesar berdasarkan nilai pasar, Bitcoin yang telah turun 11 persen dalam 14 hari terakhir, kini perlahan pulih. Setelah turun ke sekitar USD 38.779 pada Senin, Bitcoin (BTC) saat ini diperdagangkan pada kisaran USD 41.300 atau sekitar Rp 593,2 juta.
Seiring dengan pemantulan harga Bitcoin, pasar cryptocurrency yang lebih besar naik 3,2 persen dalam 24 jam terakhir. Ethereum (ETH), cryptocurrency terbesar kedua berdasarkan nilai pasar, saat ini diperdagangkan di kisara USD 3.000 setelah turun menjadi USD 2,898 pada Selasa.
Meskipun begitu, Bitcoin masih terus berjuang untuk tetap berada di atas USD 40.000, karena indeks Dolar AS (DXY) mencapai level tertinggi 52-minggu pada Selasa.
Advertisement
Baca Juga
Tren terbalik antara dolar dan Bitcoin ini telah konsisten selama 10 tahun terakhir, analis di perusahaan riset cryptocurrency Delphi Digital menulis dalam sebuah laporan.
“Harga Bitcoin cenderung berlawanan dengan arah momentum DXY. Ini berarti ketika dolar AS mendapatkan momentum, Bitcoin cenderung berkinerja buruk, begitupun sebaliknya,” tulis Delphi Digital dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (20/4/2022).
Selain itu, ada sejumlah faktor lain kemungkinan terkait dengan kemerosotan Bitcoin yang baru-baru ini terjadi.
Analis riset senior di perusahaan intelijen pasar cryptocurrency Messari, Tom Dunleavy mengatakan, pasar keuangan terutama kripto sangat sulit sekali diprediksi.
"Di pasar keuangan dan terutama kripto, seringkali sangat sulit untuk menunjukkan satu hal yang sangat spesifik untuk aksi jual. Ini umumnya merupakan pertemuan keadaan,” ujar Dunleavy.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Awal April, Harga Bitcoin Mulai Turun Seiring Pasar Saham
Dunleavy berpendapat hari pajak di AS adalah pendorong utama dalam penurunan pasar baru-baru ini, dengan mengatakan orang Amerika menjual cryptocurrency mereka untuk membayar pajak sebelum batas waktu.
“Rebound BTC dan ETH terjadi, secara harfiah tepat setelah pasar saham tutup. Tidak jelas apakah itu algoritma atau pedagang bebas, tetapi penjualan untuk pajak secara keseluruhan tampaknya menjadi alasan yang mendasarinya,” ujar Dunleavy.
Ini terjadi ketika Federal Reserve AS merilis risalah pada 6 April dari pertemuan kebijakan 15-16 Maret, yang mengungkapkan rencana bank sentral untuk mengurangi neraca dan menaikkan suku bunga. Setelah pengumuman ini, saham teknologi dan aset berisiko seperti cryptocurrency menukik tajam.
Kepala penelitian di IntoTheBlock, sebuah perusahaan analisis kripto, Lucas Outumuro menyatakan korelasi kripto dan saham semakin meningkat.
"Pekan ini kami mengamati ini dalam permainan karena pasar bereaksi negatif terhadap berita tentang kemungkinan kenaikan suku bunga 50 basis poin dan pengetatan kuantitatif dalam pertemuan Federal Reserve mendatang,” tutur Outumuro.
Itu sebabnya, korelasi Bitcoin dan saham bertentangan dengan narasi umum kalau Bitcoin adalah aset safe haven dan lindung nilai terhadap inflasi, data telah menunjukkan cryptocurrency juga sering bergerak selaras dengan S&P 500.
“Korelasi yang lebih tinggi datang sebagai akibat dari pelembagaan kripto selama beberapa tahun terakhir, di mana banyak pembeli terbesar sangat rentan terhadap suku bunga dan pengetatan kuantitatif, seperti halnya dengan investor saham,” kata Outumuro.
“Jadi, berita hawkish baru-baru ini dan kemungkinan pengetatan kuantitatif yang dimulai pada Mei telah berdampak pada harga kripto,” pungkas dia.
Advertisement
Harga Bitcoin dan Kripto Teratas Lainnya Melanjutkan Pemulihan
Sebelumnya, harga bitcoin (BTC) kembali melanjutkan pemulihannya dari level terendah sejak lima minggu di sekitar USD 38.700 atau setara Rp 555,9 juta pada Senin lalu.
Pada saat penulisan, cryptocurrency terbesar, Bitcoin berpindah tangan di kisaran harga USD 41.300 atau setara Rp 593,2 juta, masih jauh dari level tertinggi sekitar USD 48.000 beberapa minggu yang lalu.
Dilansir dari CoinDesk, Rabu, 20 April 2022, analis di pialang aset digital GlobalBlock yang berbasis di Inggris, Marcus Sotiriou mengatakan dalam sebuah buletin saat ini lanskap ekonomi makro terlihat cukup positif.
Sotiriou mengatakan, ekonomi akan memiliki soft landing meskipun banyak analis memperkirakan terjadi resesi. Sotiriou masih bullish pada Bitcoin dan saham meskipun Federal Reserve mungkin mendongkrak suku bunga sebesar 0,5 poin persentase bulan depan, dua kali lipat kenaikan 0,25 poin persentase yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Pekan lalu, dana kripto mengalami arus keluar selama minggu kedua berturut-turut, dengan sekitar USD 97 juta dana keluar. Hal itu mungkin terjadi karena Bitcoin menjadi semakin sensitif terhadap suku bunga.
Menurut analisis dari Glassnode, sejumlah besar pasokan Bitcoin telah terakumulasi antara kisaran harga USD 38.000 dan USD 45.000. Itu menunjukkan trader yang tidak peka terhadap harga, memegang sebagian besar pasokan Bitcoin di atas tingkat harga USD 40.000.
Sebuah perusahaan analisis blockchain, Coin Metrics mencatat Bitcoin mendekati titik tengah antara pembagian hadiah ketiga dan keempat dari blockchain asli. (Itu terjadi setiap 210.000 blok data, atau kira-kira setiap empat tahun; yang berikutnya diperkirakan terjadi pada 4 Mei 2024.)
Di pasar tradisional, saham AS naik karena analis mencatat investor menjadi terlalu bearish, imbal hasil Treasury AS 10-tahun naik menjadi 2,94 persen, tertinggi sejak 2018.
Harga Kripto Rabu Pagi 20 April 2022
Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto jajaran teratas terpantau mulai mengalami pergerakan harga yang kompak, Rabu pagi, 20 April 2022. Mayoritas kripto jajaran teratas yang sebelumnya di zona merah, kini mulai kembali ke zona hijau.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) berhasil menguat tipis 1,40 persen dalam 24 jam terakhir dan 4,36 persen dalam sepekan.
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 41,299,38 per koin atau setara Rp 593,2 juta (asumsi kurs Rp 14.364 per dolar AS).
Ethereum (ETH) setelah kemarin melemah, kini berhasil kembali menguat. Selama 24 jam terakhir, ETH naik 2,83 persen dan 3,45 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 3.095,81 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih menguat sejak kemarin. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 0,90 persen dan 2,43 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 419,43 per koin.
Kemudian Cardano (ADA) juga turut berhasil kembali ke zona hijau hari ini. Dalam satu hari terakhir ADA menguat 1,29 persen dan 0,44 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,9429 per koin.
Adapun Solana (SOL) meroket cukup tinggi pagi ini. Sepanjang satu hari terakhir SOL meroket 6,13 persen dan 5,59 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 107,78 per koin.
XRP juga perlahan tapi pasti mulai sedikit menguat. Dalam satu hari terakhir, XRP naik 1,17 persen dan 10,24 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,7695 per koin.
Terra (LUNA) masih bertahan di zona hijau sejak kemarin. Terra menguat 5,54 persen dalam 24 jam terakhir dan 12,10 persen dalam sepekan. Saat ini Terra dihargai USD 93,93 per koin.
Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada Rabu, 20 April 2022 mengalami pergerakan harga yang berbanding terbalik. USDT menguat 0,1 persen yang membuatnya bertahan pada harga USD 1,00 per koin. Sedangkan USDC harus melemah 0,02 persen yang membuat harganya kembali turun ke level USD 0,9997.
Advertisement