Sukses

Solana Alami Koreksi di Atas 10 Persen Selama Sepekan, Ini Penyebabnya

Solana adalah jaringan kedua yang mengalami tekanan di bawah volume transaksi penting terkait NFT selama akhir pekan.

Liputan6.com, Jakarta - Solana mengalami pemadaman tujuh jam selama akhir pekan. Kejadian itu menandai ketujuh kalinya tahun ini Solana mengalami pemadaman. Antara 6-12 Januari 2022, jaringan diganggu dengan masalah yang menyebabkan pemadaman sebagian antara 8 dan 18 jam.

Jaringan Proof-of-Stake kewalahan dengan memecahkan rekor empat juta transaksi per detik yang membuat jaringan padat dan menyebabkan validator kehilangan konsensus. Akibatnya, Solana menjadi gelap sekitar pukul 8:00 malam UTC pada Sabtu.

Melansir Coinmarketcap, Selasa (3/5/2022), bot menimbun aplikasi populer yang digunakan oleh proyek Solana NFT untuk meluncurkan koleksi yang disebut Candy Machine. Dalam unggahan Metaplex di Twitter, perusahaan mengkonfirmasi lalu lintas dari bot di aplikasi mereka sebagian harus disalahkan atas kerusakan jaringan.

Salah satu pendiri Solana Labs Anatoly Yakovenko dituduh sebagai MIA (missing in action) setelah terdiam saat krisis berlangsung. Akibat pemadaman tersebut, SOL anjlok lebih dari 10 persen dalam hitungan jam pada Sabtu malam saat kekacauan terjadi. Bahkan mencapai posisi terendah USD 82,91.

Meskipun harga telah pulih, nilai SOL telah turun 10 persen selama tujuh hari terakhir. Menjadikannya pemain terburuk di antara 10 cryptocurrency teratas berdasarkan kapitalisasi pasar.

Pemadaman berulang kali membuat reputasi Solana sebagai ‘pembunuh Ethereum’ diragukan. Beberapa pedagang memperingatkan pemadaman berarti jaringan ini terlalu tidak dapat diandalkan.

Solana adalah jaringan kedua yang mengalami tekanan di bawah volume transaksi penting terkait NFT selama akhir pekan.

Biaya transaksi Ethereum melonjak menjadi rata-rata lebih dari USD 450 karena rilis 55.000 NFT oleh Yuga Labs dengan beberapa pengguna membayar hingga 5 Ether (ETH), atau USD 14.000, dalam biaya gas untuk transaksi dan banyak lagi untuk mencetak salah satu NFT .

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Harga Kripto Selasa Pagi 3 Mei 2022

Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto teratas lainnya bervariasi pada perdagangan Selasa pagi, 3 Mei 2022. Sebelumnya harga kripto menguat pada perdagangan awal pekan ini.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa, 3 Mei 2022, bitcoin (BTC) sebagai kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar masih berada di zona hijau dalam 24 jam terakhir.

Harga bitcoin naik 0,37 persen dan saat ini ditransaksikan di posisi USD 38.607,52 atau sekitar Rp 560,67 juta (asumsi kurs Rp 14.522 per dolar AS). Namun, harga bitcoin melemah 4,64 persen dalam sepekan.

Harga ethereum menguat 1,12 persen dalam 24 jam terakhir. Akan tetapi, selama sepekan, harga ethereum merosot 5,05 persen. Saat ini, harga ethereum ditransaksikan di posisi USD 2.863,25 atau sekitar Rp 41,57 juta.

Kemudian harga Binance Coin (BNB) naik tipis 0,03 persen dalam 24 jam terakhir. Saat ini, harga BNB ditransaksikan di posisi USD 390,08 atau sekitar Rp 5,66 juta. Selama sepekan, harga BNB tersungkur 3,65 persen.

Sementara itu, harga XRP mendaki 1,12 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga XRP anjlok 11,67 persen. Harga XRP kini ditransaksikan di posisi USD 0,6143.

 

 

3 dari 5 halaman

Harga Cardano

Harga solana justru melemah dalam 24 jam terakhir. Harga Solana ditransaksikan di posisi USD 87,78. Selama sepekan, harga solana susut 13,37 persen.

Demikian juga harga Cardano (ADA) tergelincir 0,56 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan, harga ADA merosot 12,76 persen. Saat ini, harga ADA ditransaksikan di posisi USD 0,7835.

Harga Terra (LUNA) bertambah 2,7 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga Terra merosot 13,21 persen. Kini harga Terra ditransaksikan di posisi USD 84,39.

Harga TerraUSD (UST) naik 0,04 persen dalam 24 jam terakhir. Harga UST ditransaksikan di posisi USD 1. Selama sepekan, harga UST menanjak 0,08 persen.

Stablecoin seperti Tether melemah tipis 0,01 persen ke posisi USD dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan harga Tether cenderung berada di zona merah. Demikia juga harga USD Coin yang turun 0,05 persen dalam 24 jam terakhir. Harga USD Cpin merosot 0,03 persen selama sepekan. Harga USD Coin kini ditransaksikan di posisi USD 0,9999.

4 dari 5 halaman

CEO Perusahaan Kripto Ini Prediksi Bitcoin Bisa Sentuh Rp 1,4 Miliar dalam Setahun

Sebelumnya, CEO perusahaan pinjaman kripto Nexo, Antoni Trenchev ungkap prediksinya untuk kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin baru-baru ini.

Trenchev prediksi, harga Bitcoin dapat menyentuh USD 100.000 atau sekitar Rp 1,4 miliar dalam kurun waktu 12 bulan.

Dia mengatakan, khawatir tentang prospek jangka pendek Bitcoin, karena banyaknya sentimen yang menunjukkan harga akan jatuh seiring dengan pasar keuangan tradisional, the Federal Reserve yang mulai melepaskan program stimulus moneternya yang besar.

Namun, menurut Trenchev hal tersebut tidak bertahan lama, karena cepat atau lambat pada gilirannya pasar kripto dan bitcoin akan kembali membaik.

"Kecelakaan dalam saham kemungkinan berarti bank sentral AS pada akhirnya akan kembali ke pelonggaran dalam waktu singkat. Itu memberikan dorongan lebih lanjut untuk kripto,” ujar Trenchev dikutip dari CNBC, ditulis Senin (2/5/2022).

Jika perkiraan Trenchev benar, itu berarti harga Bitcoin akan naik lebih dari dua kali lipat tahun ini. Sebelumnya, pada Januari 2020 Trenchev memperkirakan harga Bitcoin akan mencapai USD 50.000 pada akhir tahun itu. Namun, banyak orang tidak percaya dan menertawai dirinya.

 

5 dari 5 halaman

Hambatan Pasar Kripto

Prediksi Trenchev 2020 memang tidak menjadi kenyataan. Bitcoin hanya berhasil mencapai level tertinggi lebih dari USD 29.000 tahun itu. Akan tetapi, cryptocurrency akhirnya melampaui USD 50.000 itu pada Februari 2021.

Para pendukung kripto sering mengatakan pasar kripto telah matang, dan ada banyak likuiditas sekarang karena institusi Wall Street utama seperti Jump Trading dan Jane Street mulai berbondong-bondong ke aset digital.

Sementara itu, “Whale” (investor besar yang mampu menggerakkan pasar) kripto seperti Do Kwon, salah satu pendiri perusahaan blockchain Terra Labs, telah membeli Bitcoin senilai jutaan dolar dengan keyakinan itu bisa menjadi mata uang "cadangan" di masa depan.

Meskipun begitu, Trenchev mengatakan ada beberapa hambatan untuk pasar kripto. Misalnya, lingkungan peraturan global tetap terfragmentasi dan pasar kripto yang masih tetap tidak stabil.

Secara khusus, Bitcoin tetap sangat berkorelasi dengan pasar saham, khususnya indeks Nasdaq. Sementara saham tetap bergejolak, begitu juga Bitcoin.