Sukses

Stablecoin Terra Tergelincir Bikin Investor Bitcoin Panik

Penurunan yang terjadi baru-baru ini pada Stablecoin Terra, membuat investor Bitcoin dalam mode panik.

Liputan6.com, Jakarta - Investor Bitcoin berada dalam mode panik karena Stablecoin milik Terra, TerraUSD tergelincir lebih jauh dari target-nya yaitu USD 1 atau sekitar Rp 14.544.

TerraUSD, atau UST, merosot di bawah USD 0,7000 sen untuk pertama kalinya pada Senin malam, karena pemegang terus melarikan diri dari token itu. UST turun di kisaran USD 0,6000 sebelum mendapatkan kembali kekuatan untuk diperdagangkan pada USD 0,9000 pada Selasa menurut data Coinbase.

Harga terbaru berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu (11/5/2022), harga dari TerraUSD berada di kisaran USD 0.8000. 

Dibuat oleh Terraform Labs yang berbasis di Singapura pada 2018, UST adalah apa yang dikenal sebagai stablecoin “algoritmik”, bagian dari proyek blockchain Terra. Sama seperti Stablecoin lainnya, UST ingin memiliki nilai sebanding dengan harga dolar AS. 

Namun, tidak seperti cryptocurrency sejenis lainnya, Terra tidak memiliki uang tunai dan aset lain yang disimpan sebagai cadangan untuk mendukung tokennya. Sebagai gantinya, ia menggunakan campuran kode yang kompleks berupa Bitcoin dan juga token Terra (LUNA).

Saat ini, UST penting bagi investor Bitcoin karena Luna Foundation Guard, sebuah organisasi yang mendukung proyek Terra, memiliki miliaran dolar dalam Bitcoin yang berpotensi dibuang ke pasar kapan saja.

Kepala investasi di Bitwise Asset Management, Matt Hougan mengatakan, setiap investor profesional di kripto memiliki satu mata tertuju pada UST hari ini, mengawasi untuk melihat apakah itu dapat mempertahankan pasaknya terhadap dolar.

"Jelas ada risiko signifikan di pasar,” ujar Hougan  dikutip dari CNBC, Rabu (11/5/2022). 

 

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Setoran ke Anchor

Secara sederhana, protokol Terra menghancurkan dan membuat unit baru UST dan Luna untuk menyesuaikan suplai. Ketika harga UST turun di bawah dolar, ia dapat dikeluarkan dari peredaran dan ditukar dengan Luna, membuat pasokan UST lebih langka dan menaikkan harganya, begitulah seharusnya secara teori.

Untuk lebih memperumit masalah, pencipta Terra, Do Kwon, membeli Bitcoin senilai USD 3,5 miliar untuk memberikan dukungan bagi UST pada saat krisis. Teorinya adalah UST pada akhirnya dapat ditukarkan dengan Bitcoin dibandingkan token Luna, tetapi ini belum teruji dan belum dipraktikkan.

Setoran ke Anchor, protokol pinjaman unggulan Terra, telah menurun dari USD 10,3 miliar token pada 6 Mei menjadi hanya USD 6,4 miliar pada Selasa, menurut data dari platform analitik blockchain Nansen. 

Anchor menawarkan kepada pengguna persentase hasil tahunan hampir 20 persen pada kepemilikan UST mereka, tingkat yang menurut banyak analis tidak berkelanjutan.

Pada Senin, Luna Foundation Guard Kwon mengatakan akan meminjamkan Bitcoin senilai USD 750 juta kepada perusahaan perdagangan untuk membantu melindungi nilai UST. Sementara 750 juta UST selanjutnya akan dipinjamkan untuk membeli lebih banyak Bitcoin saat kondisi pasar menjadi normal.

 

3 dari 4 halaman

Investor Kripto Khawatir

Beberapa investor kripto khawatir Luna Foundation Guard mungkin telah menjual, atau akan menjual, sebagian besar Bitcoinnya untuk menopang UST. Analis menunjukkan dompet Bitcoin grup ini sekarang benar-benar kosong.

Di tengah semua ketidakpastian ini, penurunan UST telah mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh pasar kripto.

Menambah kesengsaraan pemegang UST, Binance, pertukaran kripto terbesar berdasarkan volume pasar, untuk sementara menangguhkan penarikan UST dan luna karena tingginya volume transaksi penarikan yang tertunda.

4 dari 4 halaman

Harga Kripto Rabu Pagi 11 Mei 2022

Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto jajaran teratas masih terus melanjutkan keterpurukan. Kripto jajaran teratas masih kompak alami koreksi cukup dalam.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu pagi, 11 Mei 2022, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 2,25 persen dalam 24 jam dan 19,55 persen dalam sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 30.446,18 per koin atau setara Rp 442,2 juta (asumsi kurs Rp 14.526 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga masih melemah. Selama 24 jam terakhir, ETH anjlok 0,68 persen dan 18,13 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.288,08 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin juga masih melema. Dalam 24 jam terakhir BNB ambles 0,02 persen dan 18,92 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 311,08 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) juga masih berkutat di zona merah. Dalam satu hari terakhir ADA melemah 3,94 persen dan 20,71 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,6136 per koin.

Adapun Solana (SOL) masih melemah pagi ini. Sepanjang satu hari terakhir SOL melemah 3,88 persen dan 25,61 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 64,09 per koin.

XRP juga masih terkoreksi sangat dalam. Dalam satu hari terakhir, XRP turun 1,51 persen dan 17,14 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,5017 per koin. 

Terra (LUNA) melemah sangat dalam. Terra anjlok 66,15 persen dalam 24 jam terakhir dan 82,47 persen dalam sepekan. Saat ini Terra dihargai USD 14,46 per koin.

Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama melemah 0,03 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya turun ke level USD 0,9998.