Liputan6.com, Jakarta - Setelah mencapai level terendah baru 16 bulan pada hari sebelumnya, cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin baru-baru ini diperdagangkan pada USD 29.100 atau sekitar Rp 425,9 juta.
Harga itu naik sedikit selama 24 jam terakhir karena pada hari sebelumnya Bitcoin bertengger di kisaran USD 28.000. Sejauh ini harga Bitcoin terlihat lebih stabil dalam kenaikan maupun penurunan.
Hal itu sedikit berikan kenyamanan bagi investor yang telah menyaksikan harga bitcoin terjun bebas dengan aset digital lainnya beberapa hari terakhir, tersapu oleh ketakutan investor setelah runtuhnya stablecoin terra USD (UST) terhadap patokan 1:1 dolar.
Advertisement
Baca Juga
Bitcoin sudah terpukul dari dampak kekhawatiran yang lebih luas tentang inflasi yang tinggi dan gejolak geopolitik. Ditambah dengan adanya fenomena jatuhnya stablecoin UST yang membuat Bitcoin harus bertahan lebih keras agar tidak terus jatuh.
Cryptocurrency lain bernasib jauh lebih buruk, sebuah tanda lingkungan risk-off yang membuat investor menjauh dengan cepat dari aset apa pun yang berbau risiko tinggi. Ethereum, diperdagangkan pada sekitar USD 1.960, turun sekitar 5 persen setelah merosot di bawah USD 1.800 pada hari sebelumnya, pertama kali sejak Juli lalu tenggelam di bawah USD 1.800.
Di lautan merah kripto teratas lainnya, SOL, CRO, ADA, dan MATIC masing-masing turun sekitar 10 persen pada satu titik. SAND dan ATOM turun masing-masing 14,5 persen dan 9 persen.
Sementara itu, LUNA token blockchain Terra jatuh di kisaran USD 0,007811 pada Jumat, mendorong validator untuk menghentikan sebentar jaringan untuk menerapkan patch yang akan mencegah aktor baru mempertaruhkannya.
Hanya sebulan yang lalu, LUNA telah mencapai USD 119,00 menyentuh harga tertinggi sepanjang masa. UST baru-baru ini diperdagangkan sekitar USD 0,33, turun sekitar 54 persen.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Imbas Inflasi dan Stablecoin Terra
CEO broker BDSwiss, Daniel Takieddine mengatakan inflasi AS yang tinggi membawa investor lari dari aset berisiko.
“Angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan di AS. telah mendorong investor untuk bergerak ke arah menjual aset berisiko, memengaruhi cryptocurrency dalam prosesnya juga,” ujar Takieddine, dikutip dari CoinDesk, Jumat (13/5/2022).
"Langkah menuju kenaikan suku bunga yang cepat dapat menjaga cryptocurrency pada tren penurunan untuk jangka waktu yang lebih lama karena investor pindah ke aset yang lebih aman,” lanjut dia.
Takieddine menambahkan tren bearish yang saat ini terjadi diperburuk dengan jatuhnya nilai stablecoin Terra.
"Tren bearish ini semakin diperburuk oleh jatuhnya Terra USD baru-baru ini, yang kehilangan patoknya terhadap USD dengan margin besar. Penurunan nilainya telah mengikis kepercayaan investor di pasar kripto dan khususnya konsep stablecoin,” pungkasnya.
Di sisi lain, pasar saham melakukan kinerja lebih baik, reli terlambat untuk menyelesaikan sedikit turun dari tempat mereka memulai hari. Namun, kenaikan harga tampak besar karena laporan Kamis menemukan suku bunga hipotek telah naik menjadi 5,3 persen, tingkat tertinggi sejak 2009.
Dalam sebuah wawancara pada Kamis dengan acara bisnis radio publik Marketplace, Ketua bank sentral AS Jerome Powell mengatakan dia tidak dapat menjamin pendaratan ekonomi yang lunak karena The Fed menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.
“Apakah kita bisa melakukan soft landing atau tidak, itu mungkin sebenarnya tergantung pada faktor-faktor yang tidak kita kendalikan,” kata Powell.
Advertisement
Harga Kripto Jumat Pagi 13 Mei 2022
Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto jajaran teratas masih bertahan di zona merah. Kripto jajaran teratas masih kompak alami koreksi cukup dalam.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat (13/5/2022) pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 2,07 persen dalam 24 jam dan 21,89 persen dalam sepekan.
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 28.450,79 per koin atau setara Rp 416,2 juta (asumsi kurs Rp 14.632 per dolar AS).
Ethereum (ETH) juga masih melemah. Selama 24 jam terakhir, ETH anjlok 8,38 persen dan 30,02 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.917,63 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin juga masih melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB ambles 2,65 persen dan 30,18 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 263,55 per koin.
Kemudian Cardano (ADA) juga masih berkutat di zona merah. Dalam satu hari terakhir ADA melemah 12,49 persen dan 42,34 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4546 per koin.
Harga Kripto Lainnya
Adapun Solana (SOL) masih melemah pagi ini. Sepanjang satu hari terakhir SOL melemah 10,15 persen dan 49,31 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 42,65 per koin.
XRP juga masih terkoreksi sangat dalam. Dalam satu hari terakhir, XRP turun 9,26 persen dan 37,11 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3745 per koin.
Terra (LUNA) melemah sangat dalam. Terra anjlok 99,14 persen dalam 24 jam terakhir dan 99,99 persen dalam sepekan. Saat ini Terra dihargai USD 0,01064 per koin.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat masing-masing 0,08 persen dan 0,05 persen. Dengan begitu, USDT berada di level USD 0,9976 dan USDC di level USD 1,00
Binance USD (BUSD) melemah 0,06 persen dalam 24 jam terakhir. Namun harganya masih bertahan di level USD 1,00 per koinnya.
Sedangkan Stablecoin Terra, Terra USD (UST) melemah 41,01 persen dalam 24 jam terakhir. Membuat harganya turun di level USD 0,4571.
Advertisement