Liputan6.com, Jakarta - Metaverse saat ini menjadi tujuan berbagai brand besar untuk melebarkan sayap bisnisnya. Beberapa brand ternama global hingga dalam negeri telah melangkahkan bisnisnya memasuki teknologi Metaverse.
Bahkan beberapa raksasa teknologi global mulai mengembangkan device atau alat yang dapat mendukung teknologi metaverse. Dunia ini digadang-gadang akan menjadi dunia virtual yang paralel dengan kehidupan nyata.
Baca Juga
Metaverse juga akan lebih banyak dinikmati Gen-Z lantaran generasi muda inilah yang sekarang lebih menikmati kehidupan di dunia virtual dan adanya tuntutan pengalaman digital yang tinggi.
Advertisement
Untuk mengetahui lebih rinci mengenai persepsi Gen-Z akan metaverse, Advisia bersama dengan WIR Global meluncurkan “White Paper Project mengenai Metaverse”. White paper tersebut menunjukkan data soal ketertarikan Gen-Z terhadap teknologi Metaverse.
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari 194 responden berusia 18-24 tahun. penelitian ini menunjukkan sebanyak 62,9 persen responden memiliki minat terhadap kepemilikan alat realitas virtual. Sementara itu, 3,76 persen responden telah memiliki alat realitas visual.
Dari hasil penelitian tersebut, terdapat 69,35 persen pemuda Indonesia yang disurvei menunjukkan sikap positif terhadap metaverse serta 65,81 persen di antara responden bersedia mengeluarkan uang untuk metaverse.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kembangkan Strategi
Founder Advisia Sandy Permadi, menyampaikan, pihaknya berharap agar perusahaan-perusahaan saat ini memanfaatkan respons positif kaum Gen Z terhadap metaverse tersebut dengan tepat.
"Harapannya, mereka dapat terjun ke dalam ekosistem metaverse serta mengoptimalkan fungsionalitas yang dapat diperoleh ," ungkap Sandy dalam keterangan tertulis, ditulis Jumat (20/5/2022).
Sandy juga menjelaskan, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan masa depan yang sedang berkembang.
"Di antaranya dengan melakukan pengkajian ekstensif, menerapkan pendekatan berbasis fakta dan mengembangkan strategi untuk memasuki pasar metaverse, serta mengembangkan pengetahuan pasar dan keahlian operasional untuk memanfaatkan latar belakang demografi, teknis, dan hukum yang menguntungkan agar berhasil masuk ke metaverse," ujar dia.
Advisia Indonesia atau PT Advisia Mitra Investama adalah layanan bisnis yang berdiri sejak 2019. Advisia didirikan oleh Sandy Permadi yang memiliki pengalaman 20 tahun di industri teknologi dan keuangan dengan sekelompok generasi muda terbaik Indonesia sebagai perusahaan jasa konsultasi penelitian.
Advisia didukung oleh advisors yang sangat berpengalaman di berbagai industri dan bidang termasuk pemasaran, produk, riset dipadukan dengan konsultan lapangan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan Asia Tenggara.
Advisia memiliki keahlian dalam riset pasar kuantitatif-kualitatif, segmentasi pelanggan milenial dan gen Z hingga strategi go-to-market.
Advertisement
Meta Bakal Buka Opsi Monetisasi untuk Pengguna Metaverse Horizon Worlds
Sebelumnya, Meta mulai menjangkau Horizon Worlds, pengalaman metaverse VR andalannya, dengan lebih serius. Setelah peluncuran pada Desember 2021, metaverse Meta mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan basis pengguna yang tumbuh sepuluh kali lipat hanya dalam tiga bulan.
Meta telah memutuskan untuk memulai jalur monetisasi untuk pengalaman tersebut. Horizon Worlds telah mencapai tonggak sejarah 300 ribu pengguna aktif bulanan pada Februari dengan lebih dari 10 ribu dunia diciptakan pada waktu itu, tetapi masih belum menyiapkan sarana untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ini.
Meta sekarang meluncurkan program percontohan yang akan memungkinkan beberapa pembuat di platform untuk menjual barang virtual atau mengumpulkan pembayaran untuk akses ke pengalaman mereka.
Perusahaan tidak menunjukkan angka pasti tentang berapa banyak pembuat konten yang akan dimasukkan dalam tahap pertama ini, hanya mengatakan akan ada "segelintir". Idenya adalah untuk menerapkan pasar terbuka di mana semua pengguna bisa mendapatkan keuntungan dari ketersediaan konten yang dibuat pengguna.
Secara alami, Meta tidak akan membuka opsi ini tanpa memotong penjualan. Perusahaan menetapkan biaya 30 persen untuk setiap penjualan.
Hindari Integrasikan Iklan
Ini mungkin sulit untuk dihitung, tetapi menurut perhitungan yang dibuat oleh The Verge, pencipta akan mendapatkan sedikit lebih dari setengah dari setiap penjualan barang virtual atau akses ke dunia virtual.
VP of Horizon Meta, Vivek Sharma mengatakan, ini adalah model yang memadai yang dapat diambil oleh Meta.
“Kami pikir itu harga yang cukup kompetitif di pasar. Kami percaya platform lain dapat memiliki bagian mereka,” ujar Sharma dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (17/5/2022).
Meta telah menghindari mengintegrasikan iklan ke dalam Horizon Worlds, selain dari satu contoh yang menampilkan pengalaman bertema Wendy di dalam Horizon Worlds, yang disebut Wendysverse.
Namun, direktur pemasaran produk Horizon, Meaghan Fitzgerald, telah menyatakan iklan “mungkin menjadi area yang ingin kami jelajahi di masa depan.” Meta sudah mengizinkan perusahaan untuk memposting iklan yang terinspirasi metaverse di beberapa aplikasi mereka, termasuk Instagram dan Facebook.
Advertisement