Liputan6.com, Jakarta - Mengawali pekan keempat Mei 2022, harga Bitcoin dan kripto jajaran teratas terpantau kembali memasuki zona hijau pada Senin (23/5/2022). Mayoritas kripto jajaran teratas yang sebelumnya melemah, kini berhasil kembali menguat.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin (23/5/2022) pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat 2,15 persen dalam 24 jam tetapi masih melemah 3,07 persen dalam sepekan.
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 30.019,39 per koin atau setara Rp 440,4 juta (asumsi kurs Rp 14.672 per dolar AS).
Advertisement
Baca Juga
Ethereum (ETH) juga kembali menguat hari ini. Selama 24 jam terakhir, ETH naik 2,04 persen. Namun masih melemah 5,33 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.013,28 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin masih menguat sejak kemarin. Dalam 24 jam terakhir BNB meroket tipis 1,41 persen dan 3,13 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 317,04 per koin.
Kemudian Cardano (ADA) juga turut menguat pagi ini. Dalam satu hari terakhir ADA naik 1,78 persen, tetapi masih ambles 7,64 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,5369 per koin.
Adapun Solana (SOL) juga berhasil kembali ke zona hijau. Sepanjang satu hari terakhir SOL menguat 3,86 persen dan 8,34 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 51,92 per koin.
XRP turut kembali menguat hari ini. Dalam satu hari terakhir, XRP naik 1,18 persen. Namun masih turun 4,68 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,4188 per koin.
Nasib Terra (LUNA) masih cukup mengkhawatirkan. Namun, LUNA berhasil menguat 64,23 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih melemah 15,52 persen dalam sepekan. Saat ini Terra dihargai USD 0,0001945 per koin.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,03 persen. Dengan begitu membuat USDT berada di level USD 0,9999 dan USDC di level USD 1,00.
Binance USD (BUSD) melemah 0,01 persen dalam 24 jam terakhir. Saat ini harga BUSD turun sedikit di level USD 0,9993 per koinnya.
Sedangkan Stablecoin Terra, Terra USD (UST) menguat 35,77 persen dalam 24 jam terakhir. Membuat harganya berada di level USD 0,07134.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pasar Kripto Bergejolak, Sentimen Negatif Masih Membayangi
Sebelumnya kondisi pasar kripto pada pekan ketiga Mei ini mulai menunjukan arah yang positif. Meskipun begitu, pasar kripto masih menunjukkan kelabilan untuk menunjukkan kemana tren selanjutnya akan bergerak.
Terpantau dari situs Coinmarketcap pada Jumat sejumlah kripto, terutama 10 aset yang berkapitalisasi besar atau big cap mulai bergerak menuju zona hijau dalam 24 jam terakhir. Namun, menjelang akhir pekan, pasar kripto kembali alami koreksi yang membuat harga Bitcoin berada di kisaran USD 29.000 atau sekitar Rp 425,5 juta.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono menuturkan, ada sedikit angin segar pada perdagangan aset kripto. Kondisi pasar kripto juga secara mengejutkan tidak mengikuti situasi di pasar modal seperti biasanya. Sejak awal tahun, pasar kripto dan saham terbilang bergerak senada, karena sama-sama tergolong aset berisiko.
Kendati demikian, Afid mengingatkan bukan berarti sentimen di pasar kripto sudah sepenuhnya stabil. Pasar dan tindakan pelaku pasar serta sentimen negatif masih dibayangi tekanan oleh ketidakpastian makro ekonomi yang terdiri dari meroketnya inflasi, kebijakan agresif bank sentral dan potensi resesi.
"Investor khawatir pelemahan ekonomi global ke depan, bisa berujung pada resesi. Dampaknya daya beli masyarakat menurun. Bank sentral berbagai negara bakal mengerek suku bunga acuannya dengan agresif demi menangkal inflasi. Namun, jika itu terjadi, maka pertumbuhan konsumsi dan investasi bisa terhambat," kata Afid dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (22/5/2022).
Kondisi itu tentu membuat investor akan mengalihkan uangnya dari pasar modal ke aset yang lebih aman. Dalam hal ini, pasar kripto pun ikut menjadi korban.
Advertisement
Drama Stablecoin LUNA dan UST
Di sisi lain, dampak dari drama stablecoin UST dan LUNA mungkin akan memperlambat antusiasme investor dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang tidak. Kejadian itu tidak akan menimbulkan risiko besar bagi ekosistem kripto dalam jangka panjang.
"Market kripto ya terpukul dan berdampak, tapi itu jadi efek jangka pendek. Dalam jangka panjang, permintaan kripto terutama stablecoin sebagai instrumen investasi dan lindung nilai terhadap inflasi fiat akan terus tumbuh,” jelas Afid.
Afid menuturkan pergerakan Bitcoin yang sudah oversold dengan pergerakan downtrend yang signifikan dan konsisten dalam waktu lama. Kini, BTC bergerak dan diperdagangkan pada harga kisaran USD 30.000 sampai USD 31.000. Level support BTC kini berada di titik USD 27.500 dan resistance di USD 35.000 untuk bull run.
"Jika dilihat dari sisi teknikalnya, terlihat kondisi imbas dari para pelaku pasar yang kembali melancarkan aksi beli setelah meyakini sejumlah aset kripto sudah memasuki keadaan oversold. Kondisi ini secara teknikal membuat adanya kemungkinan investor melakukan pembelian sehingga harga kripto berpeluang naik," pungkas Afid.
Indeks Pengukur Kekhawatiran Kripto Sentuh Level Terendah Sejak Maret 2022
Setelah mengalami beberapa minggu yang brutal, membuat pasar cryptocurrency goyah. Namun, saat ini kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin diperdagangkan stabil di kisaran USD 29.000 atau sekitar Rp 427,4 juta hingga 30.000 atau sekitar Rp 441 juta.
Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (19/5/2022), meskipun keadaan tidak seburuk minggu lalu, investor kripto masih merasa ketakutan. Menurut Crypto Fear and Greed Index, yang menganalisis sentimen pasar Bitcoin telah turun ke level terendah sejak Maret 2020.
Saat ini, Indeks tersebut mewakili "ketakutan yang ekstrem," indeks sekarang berada di level 8, turun dari 14 kemarin dan 28 pada bulan lalu. Nilai 0 mewakili "ketakutan yang ekstrem," sementara 100 mewakili "keserakahan yang ekstrem," situs itu menjelaskan.
Indeks memperhitungkan beberapa faktor saat memperoleh skor, termasuk volatilitas bitcoin, momentum dan volume pasar, reaksi media sosial, kapitalisasi pasar koin, dan data Google Trends.
Selama seminggu terakhir, sentimen pasar suram, berkisar antara skor 9 dan 14. Segalanya berubah pada awal Mei setelah Federal Reserve mengindikasikan akan menaikkan suku bunga setengah poin persentase, yang memicu aksi jual pasar yang lebih luas. Bitcoin, cryptocurrency terbesar berdasarkan nilai pasar, mulai anjlok bersama saham teknologi.
Harga Bitcoin turun lebih jauh setelah stablecoin Terra USD (UST) kehilangan pasak USD 1,00 dan token saudaranya Luna mulai jatuh minggu lalu, menambahkan lebih banyak tekanan ke bawah ke pasar cryptocurrency.
Ini menghapus banyak tabungan hidup investor cryptocurrency, dan menurut laporan Penelitian Bank of America baru-baru ini, ketakutan yang mencengkeram pasar cryptocurrency.
Meskipun demikian, banyak investor yang membeli saat penurunan. Menurut sebuah laporan oleh CoinShares, Bitcoin melihat tingkat arus masuk yang mengejutkan hingga 6 Mei, minggu kehancuran, ketika masih menghasilkan USD 45 juta
Advertisement