Sukses

Pembayaran Pakai Kripto Makin Populer, Bagaimana dengan Indonesia?

Sejauh ini, belum ada peraturan yang mengatur kripto sebagai alat pembayaran. Bahkan alat pembayaran yang sah adalah rupiah sebagai mata uang negara Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa negara dan merek ternama mulai menerima pembayaran dalam bentuk kripto. El Salvador contohnya menjadi negara yang melegalkan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah negara. Lantas bagaimana dengan Indonesia? 

Sejauh ini, belum ada peraturan yang mengatur kripto sebagai alat pembayaran. Bahkan alat pembayaran yang sah adalah rupiah sebagai mata uang negara Indonesia. 

Chief Operating Officer pertukaran kripto Zipmex, Scot Cheung mengungkapkan regulator Indonesia dalam membuat regulasi kripto termasuk soal pembayaran kripto mempelajari dari regulator negara lain. 

"Apakah kripto akan jadi alat pembayaran di Indonesia? Kita belum tahu, tapi masih on going dalam diskusi regulator,” ujar Cheung di Jakarta, Rabu (25/5/2022). 

Cheung juga mengatakan, Zipmex dan sejumlah pertukaran kripto di Indonesia sempat bertemu dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). 

"Beberapa waktu lalu kita meeting dengan Bappebti berkenalan dengan Plt Kepala Bappebti yang baru. Beberapa regulasi terkait kripto masih pending dan masih dalam tahap diskusi," ujar Cheung. 

Meskipun begitu, Cheung tidak menuturkan, secara rinci regulasi kripto apa yang masih dalam tahap diskusi. Sebagai pertukaran kripto yang beroperasi di Indonesia, Cheung menjelaskan Zipmex selalu mendukung dan terbuka pada regulasi suatu negara. 

Begitupun soal pembayaran kripto, Zipmex masih diskusi dengan pihak regulator Indonesia. Zipmex sendiri memiliki fitur ZipSpend dan Zipmex Card yang berlaku di luar Indonesia. Kedua fitur tersebut memungkinkan investor melakukan pembayaran menggunakan aset digital. 

Maka dari itu, sampai saat ini karena Indonesia belum melegalkan kripto sebagai alat pembayaran, maka kedua fitur tersebut belum bisa digunakan oleh pengguna Zipmex di Indonesia. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Harga Kripto Rabu Pagi 25 Mei 2022

Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto jajaran teratas terpantau alami pergerakan harga yang beragam pada Rabu pagi, 25 Mei 2022. Namun, mayoritas kripto jajaran teratas masih berada di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu (25/5/2022) pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat tipis 0,68 persen dalam 24 jam tetapi masih melemah 3,00 persen dalam sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 29.573,57 per koin atau setara Rp 432,8 juta (asumsi kurs Rp 14.635 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga kembali melemah hari ini. Selama 24 jam terakhir, ETH turun 1,02 persen dan 4,97 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.977,19 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin masih menguat sejak kemarin. Dalam 24 jam terakhir BNB meroket tipis 0,95 persen dan 7,65 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 328,14 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) juga masih melemah pagi ini. Dalam satu hari terakhir ADA merosot 1,13 persen dan 9,89 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,5198 per koin.

 

 

3 dari 4 halaman

Harga Kripto Lainnya

Adapun Solana (SOL) juga masih berada di zona merah. Sepanjang satu hari terakhir SOL melemah 1,68 persen dan 11,95 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 49,68 per koin.

XRP juga masih merosot Rabu, 25 Mei 2022. Dalam satu hari terakhir, XRP ambles 1,12 persen dan 6,36 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,4098 per koin. 

Nasib Terra (LUNA) masih mengkhawatirkan. LUNA masih melemah setelah beberapa hari sebelumnya sempat menguat. LUNA merosot 4,54 persen dalam 24 jam terakhir dan 12,68  persen dalam sepekan. Saat ini Terra dihargai USD 0,0001605 per koin.

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat, 0,01 persen dan 0,03 persen. Dengan begitu membuat USDT berada di level USD 0,9991. Sedangkan USDC  dihargai USD 1,00.

Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir. Saat ini harga BUSD turun sedikit di level USD 0,9992 per koinnya. 

Sedangkan Stablecoin Terra, Terra USD (UST) menguat 0,24 persen dalam 24 jam terakhir. Membuat harganya berada di level USD 0,06584.

4 dari 4 halaman

Analis Sebut Bitcoin Berada di Zona Bahaya

Sebelumnya, cryptocurrency terbesar, bitcoin naik sedikit tetapi masih diperdagangkan di bawah USD 30.000 atau sekitar Rp 439 juta selama hampir dua minggu sejak jatuhnya stablecoin UST. 

Kripto utama lainnya juga reli terlambat untuk mencapai zona hijau, meskipun tidak banyak yang berhasil. Pada akhirnya mayoritas kripto teratas masih terjebak di zona merah, karena investor mencengkeram erat tren bearish untuk penghindaran risiko.

Pada saat penulisan, bitcoin diperdagangkan sekitar USD 29.700, naik 2 persen. Sedangkan Ethereum, kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar masih datar. Sementara XRP, SOL, dan koin meme SHIB masing-masing naik lebih dari 1 persen. Sejauh ini, harga Bitcoin telah turun selama delapan minggu berturut-turut.

Analis Pasar Senior Oanda The Americas, Edward Moya mengatakan bitcoin berada di zona bahaya karena sentimen untuk aset berisiko telah jatuh. 

Meskipun begitu, ada sedikit berita positif untuk kripto yaitu Indeks Ketakutan & Keserakahan bitcoin, yang telah terjebak di zona "ketakutan" selama sebulan terakhir dan mencapai tingkat ketakutan terendah kedua yang tercatat dalam sejarah indeks minggu lalu, telah sedikit meningkat dalam beberapa tahun terakhir. 

Hal ini menunjukkan sentimen bearish bisa berkurang, terutama jika bitcoin melewati USD 30.000. Tetapi Moya mengatakan penurunan imbal hasil Treasury, yang membuat kripto menarik telah gagal menggerakkan investor. 

"Saat ini, tidak ada yang mau membeli penurunan ini. Bitcoin tidak dapat stabil sampai Wall Street terlihat tenang dan itu mungkin tidak akan terjadi untuk beberapa saat lagi," pungkas Moya. 

Di sisi lain, saham Nasdaq yang berfokus pada teknologi, anjlok 2,3 persen. Sedangkan untuk S&P 500 juga turun, meskipun lebih moderat.