Liputan6.com, Jakarta Wunderman Thompson Intelligence belum lama ini menerbitkan hasil survey dan analisis-nya terkait Metaverse. Laporan yang berjudul ‘New Realities: Into the Metaverse and Beyond’ penelitiannya dilakukan pada Maret dengan lebih dari 3.000 orang berusia 16-65 di Amerika Serikat, Inggris, dan China yang disurvei.
Survey tersebut menunjukkan kesadaran akan metaverse telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam waktu kurang dari satu tahun.
Sementara kurang dari sepertiga (32 persen) pernah mendengar istilah tersebut pada Juli 2021, pada Maret 2022 hampir tiga perempat (74 persen) pernah mendengar istilah tersebut.
Advertisement
Meskipun kesadaran telah meningkat, tetapi pemahaman terhadap metaverse tetap rendah. Penelitian ini juga menemukan ada ketidakjelasan tentang apa arti istilah tersebut, dengan hanya 15 persen yang menyatakan mereka tahu apa itu dan dapat menjelaskannya kepada orang lain.
Meskipun tidak dapat menjelaskan metaverse, konsumen percaya itu menjanjikan untuk mempengaruhi kehidupan kita secara signifikan dan di antara mereka yang tahu apa itu metaverse, dua pertiga percaya itu akan mengubah hidup, dengan 74 persen menyatakan metaverse itu adalah masa depan.
Direktur Global Intelijen Wunderman Thompson sekaligus penulis laporan tersebut Emma Chiu mengatakan seiring dengan semakin besarnya porsi hidup bergerak ke dunia maya, semakin jelas metaverse akan berperan penting dalam masa depan bersama.
“Dengan pengikut kita survei yang mengungkap harapan luas metaverse membawa perubahan besar ke hampir semua industri,” ujar Chiu, dikutip dari situs resmi Wunderman Thompson, Kamis (26/5/2022).
Sebanyak 90 persen responden memegang keyakinan untuk melihat inovasi termasuk dalam industri hiburan, diikuti oleh periklanan dan ritel. Sementara itu, 85 persen meyakini metaverse akan berdampak pada industri fashion dan juga dunia kerja.
Peta Jalan Metaverse
Kepala Pemasaran dan Pertumbuhan Global, Wunderman Thompson, Naomi Troni mengatakan sangat penting bagi merek untuk menetapkan peta jalan untuk masuk ke metaverse.
“Namun, ada juga kekhawatiran seputar privasi, keamanan, dan keselamatan. Jadi, sementara temuan terbaru kami menunjukkan peluang yang hampir tak terbatas untuk merek memungkinkan mereka untuk membayangkan kembali seperti apa produk, layanan, dan keterlibatan konsumen mereka mereka juga harus memasuki dunia baru ini dengan hati-hati,” jelas Troni.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement