Sukses

Menelisik Keadaan Pasar Kripto di Asia, Khususnya Indonesia

Berdasarkan statistik menunjukkan kepemilikan aset kripto di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia.

Liputan6.com, Jakarta Pasar kripto telah tumbuh pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan dari Chainalysis, Asia Tengah dan Asia Tenggara telah muncul sebagai salah satu wilayah dengan pertumbuhan tercepat untuk adopsi cryptocurrency, dengan peningkatan 2 persen dalam pangsa pasar global antara Juli 2020 dan Juni 2021.

Cryptocurrency, tanpa diragukan lagi, merupakan aset keuangan yang inovatif, salah satu pilihan investasi masa depan yang paling menarik, dengan pondasi yang kompleks.

Binance, Kraken, Tokocrypto, Luno, dan Sinegy, dan beberapa nama lainnya, berada di jantung pengalaman pelanggan kripto, baik dalam ruang lingkup Asia maupun global.

Chief Product Officer dan Co-Founder Yellow.ai, Rashid Khan mengatakan berdasarkan statistik situs Gemini, menunjukkan kepemilikan aset kripto di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia, hal itu dikarenakan banyaknya investor Indonesia melihat aset digital sebagai sebuah lindung nilai terhadap inflasi di masa depan.

“Menurut penelitian, 41 persen orang Indonesia berusia 18 hingga 75 tahun dengan pendapatan tahunan lebih dari USD 14.000 (Rp 203,8 juta) setidaknya memiliki aset kripto. Indonesia hanya terpaut sedikit dari peringkat pertama, Brasil di antara 20 negara yang disurvei,” ujar Khan kepada Liputan6.com, dikutip Jumat (27/5/2022). 

 

2 dari 2 halaman

Tantangan Konsumen Saat Menggunakan Platform Kripto

Khan menjelaskan Dengan semakin banyak pelanggan yang mengadopsi cryptocurrency, industri ini tidak dapat disangkal tumbuh dengan pesat. Namun, sektor ini secara keseluruhan terus menghadapi tantangan besar dalam bentuk praktik dukungan pelanggan yang tidak memuaskan. 

“Dengan banyak pertukaran mata uang kripto yang kekurangan sumber daya yang memadai untuk layanan pelanggan, akan berdampak buruk pada keseluruhan pengalaman pelanggan (customer experience) pada platform tersebut,” jelas Khan.

Khan menuturkan, pertukaran di Asia Tenggara yang berkembang pesat tidak dapat mengimbangi jumlah pengguna baru yang bergabung, menciptakan celah yang harus segera diisi. 

“Hampir tidak ada pemain utama pasar kripto yang menyediakan lebih dari sekedar layanan pelanggan dasar, menawarkan bantuan melalui email dan telepon saja dengan waktu respons yang sering tertunda,” tutur Khan.

Pelanggan dengan pertanyaan mendesak harus mengandalkan FAQ (frequently asked questions) secara online atau forum cryptocurrency. Selain itu, setiap pelanggan memiliki serangkaian pertanyaan yang unik, kompleks, dan terpersonalisasi yang melibatkan transaksi bernilai tinggi, sehingga lebih sulit untuk memberikan CX yang konsisten.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.