Sukses

Dunia Pendidikan Metaverse Besutan Grup WIR Sukses Tarik Minat Delegasi WEF 2022

WIR menyajikan purwarupa l sektor pendidikan di dalam metaverse.

Liputan6.com, Jakarta - PT WIR Asia Tbk (Grup WIR), perusahaan berbasis teknologi Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI), untuk ketiga kalinya kembali hadir di ajang World Economic Forum (WEF) 2022 di Davos. 

Kali ini WIR menyajikan purwarupa l sektor pendidikan di dalam metaverse, tidak hanya Virtual reality experience namun juga augmented reality experience dan kedepannya juga akan melibatkan teknologi artificial intelligence  yang akan menjadi bagian dalam platform metaverse yang sedang dibangun Grup WIR. 

Hadirnya sektor pendidikan Indonesia dalam metaverse nantinya diharapkan mampu menunjukkan kepada dunia mengenai kemajuan pengembangan teknologi, khususnya teknologi digital di Indonesia.

Bagi Grup WIR, kesempatan bergabung pada World Economic Forum merupakan kali ketiga, setelah sebelumnya juga ikut berpartisipasi di forum tahunan tersebut pada WEF 2019 dan 2020. Pada kesempatan ini, WIR kembali berkolaborasi dengan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Direktur Utama Grup WIR, Michel Budi mengungkapkan merasa terhormat kembali dipercaya mengisi Indonesia Pavilion di ajang WEF 2022 untuk menunjukkan kepada dunia mengenai Indonesia yang modern dengan visi global dan futuristik. 

“Kepercayaan ini merupakan buah dari komitmen WIR Group dalam mengembangkan teknologi masa depan berbasis Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI) serta memberikan  solusi bagi berbagai klien baik di dalam dan luar negeri,” ujar Michel dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (28/5/2022)

“Tidak hanya itu, kami juga terus berupaya untuk memastikan adanya integrasi O2O (online to offline) agar terjadi sebuah kesinambungan dampak dan manfaat,” lanjut dia.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Metaverse untuk Sektor Pendidikan

Dalam kesempatan yang sama Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny Gerard Plate menuturkan PT WIR Asia Tbk, salah satu perusahaan yang menyiapkan dan berhubungan dengan metaverse hadir di sini.

Pada ajang WEF 2022 ini, Grup WIR menunjukkan dan mendemonstrasikan kepada para delegasi WEF purwarupa aplikasi teknologi metaverse untuk sektor pendidikan.

“Kami mengapresiasi CAKAP sebagai platform e-learning yang berpikir strategis melalui kolaborasi dengan WIR Group untuk mengembangkan  sistem pembelajaran dan pendidikan dua arah, sistem pembelajaran daring interaktif akan semakin menarik dan memberikan pengalaman baru dengan memanfaatkan teknologi metaverse,” tutur Michel. 

Michel optimis teknologi metaverse bisa membantu pengembangan Pendidikan Indonesia dalam menciptakan talenta-talenta berdaya saing global.

CTO dan Co-Founder CAKAP, Yohan Limerta mengatakan kerja sama dengan WIR Group sejalan dengan visi CAKAP untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia dengan memberikan pendidikan berkualitas tinggi yang mudah diakses, dapat diterima dan terjangkau. 

Sebagai aplikasi pembelajaran dua arah yang pertama di Indonesia dan memiliki lebih dari dua juta pengguna, CAKAP sejauh ini telah memberikan pembelajaran bahasa asing maupun vokasi dengan menghubungkan siswa dan expert melalui pembelajaran secara daring atau online.

3 dari 4 halaman

Studi Temukan Jika Pemahaman Soal Metaverse Masih Rendah

Sebelumnya, Wunderman Thompson Intelligence belum lama ini menerbitkan hasil survey dan analisis-nya terkait Metaverse. Laporan yang berjudul ‘New Realities: Into the Metaverse and Beyond’ penelitiannya dilakukan pada Maret dengan lebih dari 3.000 orang berusia 16-65 di Amerika Serikat, Inggris, dan China yang disurvei. 

Survey tersebut menunjukkan kesadaran akan metaverse telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam waktu kurang dari satu tahun.

Sementara kurang dari sepertiga (32 persen) pernah mendengar istilah tersebut pada Juli 2021, pada Maret 2022 hampir tiga perempat (74 persen) pernah mendengar istilah tersebut.

Meskipun kesadaran telah meningkat, tetapi pemahaman terhadap metaverse tetap rendah. Penelitian ini juga menemukan ada ketidakjelasan tentang apa arti istilah tersebut, dengan hanya 15 persen yang menyatakan mereka tahu apa itu dan dapat menjelaskannya kepada orang lain.

Meskipun tidak dapat menjelaskan metaverse, konsumen percaya itu menjanjikan untuk mempengaruhi kehidupan kita secara signifikan dan di antara mereka yang tahu apa itu metaverse, dua pertiga percaya itu akan mengubah hidup, dengan 74 persen menyatakan metaverse itu adalah masa depan.

 

 

4 dari 4 halaman

Peta Jalan Metaverse

Direktur Global Intelijen Wunderman Thompson sekaligus penulis laporan tersebut Emma Chiu mengatakan seiring dengan semakin besarnya porsi hidup bergerak ke dunia maya, semakin jelas metaverse akan berperan penting dalam masa depan bersama. 

“Dengan pengikut kita survei yang mengungkap harapan luas metaverse membawa perubahan besar ke hampir semua industri,” ujar Chiu, dikutip dari situs resmi Wunderman Thompson, Kamis, 26 Mei 2022.

Sebanyak 90 persen responden memegang keyakinan untuk melihat inovasi termasuk dalam industri hiburan, diikuti oleh periklanan dan ritel. Sementara itu, 85 persen meyakini metaverse akan berdampak pada industri fashion dan juga dunia kerja.

Kepala Pemasaran dan Pertumbuhan Global, Wunderman Thompson, Naomi Troni mengatakan sangat penting bagi merek untuk menetapkan peta jalan untuk masuk ke metaverse.

“Namun, ada juga kekhawatiran seputar privasi, keamanan, dan keselamatan. Jadi, sementara temuan terbaru kami menunjukkan peluang yang hampir tak terbatas untuk merek memungkinkan mereka untuk membayangkan kembali seperti apa produk, layanan, dan keterlibatan konsumen mereka mereka juga harus memasuki dunia baru ini dengan hati-hati,” ujar Troni.