Sukses

Korea Selatan Siap Gelontorkan Investasi Rp 2,5 Triliun untuk Metaverse

Investasi itu merupakan bagian dari fokus teknologi baru yang telah dimasukkan Korea Selatan ke dalam Digital New Deal.

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini banyak perusahaan dan perusahaan VC secara aktif berinvestasi pada teknologi masa depan yaitu metaverse, beberapa negara juga bersiap untuk berinvestasi di area baru ini demi mengamankan masa depan. 

Korea Selatan adalah salah satu negara yang baru-baru ini mengumumkan akan berinvestasi langsung di perusahaan dan inisiatif yang terkait dengan metaverse. 

Investasi yang akan berjumlah USD 177,1 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun untuk memulai industri nasional. Hal itu diumumkan oleh menteri ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi Korea Selatan, Lim Hyesook. 

Dia menyatakan metaverse adalah "benua digital yang belum dipetakan dengan potensi tidak terbatas," menunjukkan kemungkinan yang dilihat pemerintah Korea Selatan dalam teknologi baru ini.

Investasi tersebut merupakan bagian dari fokus teknologi baru yang telah dimasukkan Korea Selatan ke dalam Digital New Deal-nya, serangkaian pedoman yang diikuti pemerintah untuk mendorong warga bertransisi ke masyarakat yang sepenuhnya digital.

Peraturan abu-abu

Meskipun ada berbagai perusahaan dan firma yang sudah berinvestasi di metaverse, tetapi tidak banyak negara yang melakukan investasi seperti itu secara langsung.

Ini mungkin karena ada banyak pertanyaan peraturan yang masih belum terjawab tentang pengoperasian perusahaan metaverse dan persimpangan teknologi Web3, yang dapat memasukkan elemen cryptocurrency ke dalamnya. 

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Dipengaruhi Regulasi

CEO startup NFT DNAverse, Javier Floren berpikir eksperimen metaverse dan kripto akan sangat dipengaruhi oleh regulasi. 

“Itu akan tergantung pada bagaimana berbagai negara mendekati sisi hukum. Dengan teknologi baru atau ekosistem yang mengganggu dan tempat-tempat baru untuk berinteraksi, akan ada masalah, tantangan, dan bahaya yang pasti,” ujar Floren dikutip dari Bitcoin.com, Jumat (3/6/2022). 

Namun, dengan Korea Selatan yang secara aktif memasuki investasi metaverse, negara lain mungkin akan mengikuti. Tentang kemungkinan ini, mitra Everest Group Yugal Joshi mengatakan kepada CNBC. 

“Beberapa hal terjadi sedikit demi sedikit, tetapi saya yakin ini memberi tahu Anda bahwa pemerintah mulai menganggap ini lebih serius karena ini adalah platform tempat orang berkumpul. Apa pun yang membuat orang berkumpul, itu membuat pemerintah tertarik,” ujar Joshi. 

3 dari 4 halaman

Studi Temukan Jika Pemahaman Soal Metaverse Masih Rendah

Sebelumnya, Wunderman Thompson Intelligence belum lama ini menerbitkan hasil survey dan analisis-nya terkait Metaverse. Laporan yang berjudul ‘New Realities: Into the Metaverse and Beyond’ penelitiannya dilakukan pada Maret dengan lebih dari 3.000 orang berusia 16-65 di Amerika Serikat, Inggris, dan China yang disurvei. 

Survey tersebut menunjukkan kesadaran akan metaverse telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam waktu kurang dari satu tahun.

Sementara kurang dari sepertiga (32 persen) pernah mendengar istilah tersebut pada Juli 2021, pada Maret 2022 hampir tiga perempat (74 persen) pernah mendengar istilah tersebut.

Meskipun kesadaran telah meningkat, tetapi pemahaman terhadap metaverse tetap rendah. Penelitian ini juga menemukan ada ketidakjelasan tentang apa arti istilah tersebut, dengan hanya 15 persen yang menyatakan mereka tahu apa itu dan dapat menjelaskannya kepada orang lain.

Meskipun tidak dapat menjelaskan metaverse, konsumen percaya itu menjanjikan untuk mempengaruhi kehidupan kita secara signifikan dan di antara mereka yang tahu apa itu metaverse, dua pertiga percaya itu akan mengubah hidup, dengan 74 persen menyatakan metaverse itu adalah masa depan.

Direktur Global Intelijen Wunderman Thompson sekaligus penulis laporan tersebut Emma Chiu mengatakan seiring dengan semakin besarnya porsi hidup bergerak ke dunia maya, semakin jelas metaverse akan berperan penting dalam masa depan bersama. 

 

4 dari 4 halaman

Peta Jalan Metaverse

“Dengan pengikut kita survei yang mengungkap harapan luas metaverse membawa perubahan besar ke hampir semua industri,” ujar Chiu, dikutip dari situs resmi Wunderman Thompson, Kamis, 26 Mei 2022.

Sebanyak 90 persen responden memegang keyakinan untuk melihat inovasi termasuk dalam industri hiburan, diikuti oleh periklanan dan ritel. Sementara itu, 85 persen meyakini metaverse akan berdampak pada industri fashion dan juga dunia kerja.

Kepala Pemasaran dan Pertumbuhan Global, Wunderman Thompson, Naomi Troni mengatakan sangat penting bagi merek untuk menetapkan peta jalan untuk masuk ke metaverse.

“Namun, ada juga kekhawatiran seputar privasi, keamanan, dan keselamatan. Jadi, sementara temuan terbaru kami menunjukkan peluang yang hampir tak terbatas untuk merek memungkinkan mereka untuk membayangkan kembali seperti apa produk, layanan, dan keterlibatan konsumen mereka mereka juga harus memasuki dunia baru ini dengan hati-hati,” ujar Troni.