Liputan6.com, Jakarta - Tokocrypto bersama dengan Nexticorn (Next Indonesian Unicorns) mengelar NXC Web3 Startup Competition sebagai bagian dari pra-event NXC Indonesia Summit 2022 yang digelar pada 31 Agustus-2 September 2022 di Bali.
Kompetisi ini bertujuan menjaring 10 project Web3 lokal terbaik untuk nantinya diberi kesempatan tampil di ajang Summit nanti.
Baca Juga
Perkembangan Web3 di Indonesia sendiri masih tahap early stage dan terus menunjukan pertumbuhan. Salah satu fokus dari acara NXC International Summit 2022 nanti adalah pembahasan dan pemahaman lebih mendalam tentang potensi teknologi Web3 dan turunannya.
Advertisement
Chief Summit Officer di NXC International Summit 2022, Edward Ismawan Chamdani menuturkan, di NXC International Summit 2022 akan ada area khusus yang disebut Experience Area, didedikasikan untuk para partisipan agar bisa merasakan pengalaman langsung dengan teknologi Web3.
Selain itu, Nexticorn juga akan menghadirkan para penggiat Web3 ternama global termasuk para pemimpin pasar untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini.
"Melalui Nexticorn dan NXC International Summit 2022, kami percaya bahwa Web3 akan menjadi landasan atau launchpad bagi unicorn baru dari Indonesia. Dan ini selaras dengan misi kami untuk mendorong akselerasi industri teknologi Indonesia yang akan melahirkan unicorn-unicorn baru,” kata Edward dalam keterangan resmi ditulis Minggu, (5/6/2022).
Sementara itu, Tokocrypto sebagai salah satu pendukung acara NXC International Summit 2022 turut berpartisipasi dalam menggali para inovator Web3 di Indonesia untuk menunjukan project mereka ke panggung global melalui NXC Web3 Startup Competition.
"Web3 adalah fase baru yang menjanjikan. Potensi Web3 di Indonesia saat ini up and rising. Tokocrypto sangat optimis tentang potensi Web3 untuk memperluas akses masyarakat ke semua peluang yang lebih baik, mulai dari ekonomi, kesehatan hingga pendidikan," ujar Co-Founder dan CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai.
"Kerja sama strategis ini, sejalan dengan visi Tokocrypto untuk terus menjadi builder sekaligus leader di ekosistem kripto, blockchain, dan Web3 di tanah air, sekaligus membawa Indonesia menjadi barometer di kancah global," ia menambahkan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kriteria dan Kategori NXC Web3 Startup Competition
Gelaran NXC Web3 Startup Competition tidak hanya ditujukan untuk startup atau perusahaan, tetapi juga untuk tim pengembang atau siapa pun yang bekerja pada produk atau layanan bisnis komersial yang menggunakan konsep desentralisasi atau berteknologi blockchain.
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan adalah
● Tim inti harus didominasi oleh warga negara Indonesia;
● Proyek sudah berjalan minimal 3 bulan;
● Memiliki dan dapat menunjukkan data traksi/penggunaan.
Kompetisi Web3 ini dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
● DAO - Distributed Autonomous Organizations;
● NFT - Non-fungible Tokens (with utilities or smart contracts);
● Apps - Decentralized Applications;
● Blockchain - Open Ledger dengan Blockchain.
Advertisement
Analis Sebut Bitcoin Bakal Pulih Jika Sentimen di Wall Street Membaik
Sebelumnya, lonjakan yang terjadi pada Kamis malam berhasil membawa Bitcoin melewati harga USD 30.000 atau sekitar Rp 434,4 juta. Lonjakan tersebut bertahan stabil hingga Jumat pagi (3/6/2022).
Kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin baru-baru ini diperdagangkan sekitar USD 30.600, naik lebih dari 2 persen selama 24 jam sebelumnya. Ethereum berpindah tangan tepat di atas USD 1.800, naik sedikit untuk periode yang sama.
Sebagian besar kripto utama lainnya naik terlambat dengan ADA baru-baru ini naik hampir 6 persen, dan APE naik lebih dari 4 persen. Perdagangan masih berombak karena investor terus menghindar dari aset berisiko. Perilaku tersebut merupakan hasil dari ketakutan inflasi dan resesi yang terus menjamur tahun ini.
Analis Pasar Senior Oanda, Edward Moya mengatakan, Bitcoin akan pulih kembali setelah sentimen bearish di Wall Street membaik, tetapi itu kemungkinan akan memakan waktu beberapa minggu lagi.
Moya juga mencatat selera risiko investor akan bergantung pada "ekspektasi" dari apa yang "akan dilakukan bank sentral AS setelah musim panas”.
“Bitcoin sedang membentuk basis tetapi sebagian besar pedagang masih meratapi luka mereka. Jika Bitcoin dapat merebut kembali level USD 33.500, itulah yang diperlukan agar pembelian teknis dapat dipicu,” ujar Moya dikutip dari CoinDesk, Jumat, 3 Juni 2022.
Laju Pasar Kripto Belum Optimal di Tengah Harga Bergejolak
Sebelumnya, pergerakan harga kripto masih belum sepenuhnya optimal. Meskipun sejak awal pekan lalu, sejumlah aset kripto sempat reli kencang, namun pasar kripto masih belum sanggup untuk
Kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin (BTC) sempat melewati level psikologisnya di harga USD 30.000, tapi tidak berlanjut bullish dan kembali anjlok di kisaran USD 29.850. Kemudian pada Jumat pagi 3 Juni 2022, Bitcoin dan kripto teratas lainnya kembali menguat.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, menjelaskan pergerakan market ini dipengaruhi oleh investor yang sepertinya memanfaatkan momentum reli harga kripto untuk melakukan aksi ambil untung atau taking profit. Investor tidak mau lama menunggu untuk mendapatkan profit, ketika harga BTC naik setelah sembilan minggu alami penurunan.
"Jika dilihat, ketika sentimen pasar bearish, investor tentu akan buru-buru merealisasikan keuntungannya sebelum laju harga aset kripto kembali berbalik arah. Harga Bitcoin gagal menembus level resistance-nya, sehingga dibutuhkan aksi beli yang kencang demi mendorong harga Bitcoin lebih tinggi lagi," kata Afid dalam keterangan tertulis, Jumat, 3 Juni 2022.
Afid menduga para investor masih mengantisipasi ancaman resesi dan kebijakan moneter The Fed ke depan. Meski begitu ada rasa optimisme pelaku pasar yang dipicu oleh keyakinan harga aset-aset berisiko, termasuk kripto, sudah mencapai titik rendah. Sehingga, pelaku pasar terus mendorong harga aset kripto untuk menembus level resistance-nya.
Tapi, awan mendung masih menyelimuti pasar kripto dengan sentimen negatif dari makroekonomi yang sangat mempengaruhi tindak-tanduk investor institusi di bursa kripto.
“Tak ketinggalan, mereka juga tampak latah mengikuti aksi jual yang dilakukan pelaku pasar modal. Di mana, nilai indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA), Nasdaq dan S&P 500 juga kompak melorot,” pungkas Afid.
Advertisement