Sukses

Harga Kripto Hari Ini 15 Juni 2022: Bitcoin Melemah, Solana Pimpin Penguatan

Pada perdagangan Rabu (15/6/2022) beberapa kripto jajaran teratas berhasil menguat tipis.

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto jajaran teratas terpantau alami pergerakan harga yang beragam pada Rabu (15/6/2022) pagi. Mayoritas kripto jajaran teratas masih terjebak di zona merah, tetapi beberapa kripto berhasil menguat tipis.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu pagi, 15 Juni 2022, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 6,02 persen dalam 24 jam dan 31,28 persen dalam sepekan.

Saat ini, harga bitcoin, berada di level USD 21.597,46 per koin atau setara Rp 318.8 juta (asumsi kurs Rp 14.764 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga masih melemah hari ini. Selama 24 jam terakhir, ETH ambles 4,07 persen dan 36,21 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.175,94 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) yang masih melemah sejak kemarin. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 2,62 persen dan 25,57 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 217,56 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) berhasil naik tipis di antara kripto lain yang melemah. Dalam satu hari terakhir ADA naik 0,73 persen, tetapi masih melemah 24,76 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4685 per koin.

Adapun Solana (SOL) juga berhasil menguat tipis pagi ini. Sepanjang satu hari terakhir SOL menguat 1,62 persen. Namun, masih melemah 29,97 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 28,36 per koin.

XRP juga turut menguat tipis. XRP naik 0,37 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih melemah 23,74 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3138 per koin. 

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,02 persen. Dengan begitu membuat USDT berada di level USD 0,9989. Sedangkan USDC dihargai USD 1,00.

Binance USD (BUSD) juga menguat 0,02 persen dalam 24 jam terakhir yang membuat harganya masih berada di level USD 1,00.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Menteri Keuangan El Salvador Sebut Risiko Fiskal Akibat Koreksi Bitcoin Sangat Minim

Sebelumnya, Menteri Keuangan El Salvador, Alejandro Zelaya pada Senin, 13 Juni 2022 menepis kekhawatiran penurunan tajam nilai bitcoin dapat merusak kesehatan fiskal negaranya. 

El Salvador pada September lalu menjadi negara pertama yang menjadikan bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, di samping dolar AS, meskipun ada kritik dari Dana Moneter Internasional dan lembaga kredit.

“Ketika mereka memberitahu saya risiko fiskal untuk El Salvador karena Bitcoin sangat tinggi, satu-satunya hal yang dapat saya lakukan adalah tersenyum. Risiko fiskal sangat minim” ujar Zelaya dalam sebuah siaran pers dikutip dari Channel News Asia, Selasa (14/6/2022). 

Sejak September lalu, pemerintah El Salvador telah membeli 2.301 unit cryptocurrency. Beberapa kali negara tersebut juga membeli Bitcoin pada saat penurunan yang dilakukan melalui presiden El Salvador, Nayib Bukele. 

Zelaya mengutip perkiraan sebelumnya dari Deutsche Welles portofolio bitcoin negara itu telah kehilangan nilai sekitar USD 40 juta atau sekitar Rp 590,3 miliar. 

"Empat puluh juta dolar bahkan tidak mewakili 0,5 persen dari anggaran umum nasional kita," katanya.

Nilai Bitcoin telah turun sekitar 50 persen sejak menjadi alat pembayaran yang sah di negara tersebut. Hal tersebut otomatis membuat nilai Bitcoin yang disimpan El Salvador di neraca negara telah menyusut. 

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa (14/6/2022) pagi harga Bitcoin telah turun menyentuh angka USD 21.142 atau turun sebesar 18,94 persen dalam 24 jam terakhir dan 29,24 persen sepekan. 

Penurunan tak hanya terjadi pada Bitcoin tetapi pada alternatif coin (Altcoin) teratas lainnya yang mencatat penurunan rata-rata di atas 5 persen dalam 24 jam terakhir. 

3 dari 4 halaman

Bitcoin Sempat Turun di Bawah Rp 309 Juta Imbas Aksi Jual Berlanjut

Sebelumnya, bitcoin sempat turun di bawah USD 21.000 atau sekitar Rp 309 juta pada Selasa siang (14/6/2022) sebelum bangkit kembali sedikit, melanjutkan penurunannya karena investor menjual aset berisiko.

Cryptocurrency terbesar di dunia turun hampir 14 persen dalam 24 jam terakhir, sementara ethereum jatuh lebih dari 12 persen selama periode yang sama, menurut data Coinbase.

Kepala perdagangan dan analisis teknis di pertukaran kripto ZebPay, Nirmal Ranga mengatakan semuanya terbakar sekarang, baik itu saham, baik itu aset kripto atau apa pun. 

"Apa yang Anda lihat di pasar adalah ketakutan, ketidakpastian, dan keraguan. Secara teknis, pasar terlihat oversold dan harus ada dasar yang akan kita capai dalam bitcoin di masa mendatang,” ujar Ranga dikutip dari CNBC, Selasa, 14 Juni 2022.

Aset kripto telah terpukul sejak Senin karena platform pinjaman kripto Celsius menghentikan penarikan, dan beberapa perusahaan memangkas pekerjaan. Celsius mengatakan penarikan, pertukaran, dan transfer antar akun akan dihentikan karena "kondisi pasar yang ekstrem" dan langkah itu dimaksudkan untuk menstabilkan likuiditas dan operasi.

“Kami mengambil tindakan ini hari ini untuk menempatkan Celsius pada posisi yang lebih baik untuk menghormati, seiring waktu, kewajiban penarikannya,” kata perusahaan itu dalam sebuah pengumuman.

4 dari 4 halaman

Kapitalisasi Pasar Susut Rp 2.940 Triliun

Kapitalisasi pasar untuk cryptocurrency tergelincir di bawah USD 1 triliun pada Senin untuk pertama kalinya sejak Februari 2021, data dari CoinMarketCap menunjukkan. Sekitar USD 200 miliar atau sekitar Rp 2.940 triliun (asumsi kurs Rp 14.702 per dolar AS) telah dihapus dari pasar dalam beberapa hari terakhir.

Aksi jual kripto terjadi karena investor secara luas menghindari aset berisiko dengan latar belakang kekhawatiran atas potensi resesi global karena bank sentral utama di seluruh dunia menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi. 

Pembuat kebijakan di Federal Reserve AS sekarang sedang mempertimbangkan gagasan kenaikan suku bunga 75 basis poin akhir pekan ini, menurut Steve Liesman dari CNBC. Itu lebih besar dari kenaikan 50 basis poin yang diharapkan banyak pedagang. 

Kenaikan suku bunga cenderung membuat pendapatan masa depan untuk aset pertumbuhan terlihat kurang menarik. Di sisi lain, Bitcoin telah jatuh hampir 70 persen dari level tertinggi sepanjang masa pada November 2021.