Liputan6.com, Jakarta Pembahasan mengenai gagasan "Greater Fool Theory" terhadap investasi aset kripto dan NFT ramai dibicarakan akhir-akhir ini.
Pemicunya adalah Bill Gates dalam interview dengan TechCrunch, mengatakan NFT dan crypto adalah “100 persen didasarkan pada greater fool theory”.
Baca Juga
Tidak hanya Gates, Warren Buffett pada 2020, menyebutkan “aset kripto pada dasarnya tidak memiliki nilai”. Poin yang dibuat Gates dan Buffet sejatinya adalah kripto tidak menawarkan nilai “dunia nyata”.
Advertisement
Dengan dua pandangan tokoh tersebut, seberapa adil analisis mereka dalam memandang aset digital, seperti kripto dan NFT ini?
VP Growth Tokocrypto, Cenmi Mulyanto, mencoba menjelaskan aset kripto dan NFT dari sudut pandang yang berbeda. Ia mengakui saat ini meskipun benar hanya ada sedikit aplikasi kripto dan NFT di kehidupan nyata, masih terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apakah Bitcoin atau aset kripto lainnya praktis tidak berguna.
"Sebelumnya kita pahami dulu "Greater Fool Theory" dalam literatur keuangan adalah Anda tidak boleh berinvestasi dalam sesuatu, jika nilainya hanya bergantung pada penjualannya kepada orang lain dengan harga lebih tinggi. Kripto dan NFT kini hanya dipandang hanya sebatas permukaan dari potensi besar Bitcoin dan teknologi blockchain," kata Cenmi dalam keterangan tertulis, Jumat (24/6/2022).
Cenmi menganalogikan Bitcoin seperti komoditas minyak bumi pada tahun awal penemuannya, di mana kegunaannya hanya sebatas menjadi penerangan, tetapi belum bisa digunakan untuk menggerakkan mobil, pesawat, dan lainnya.
Sama seperti Bitcoin, minyak bumi adalah adalah komoditas yang terbatas, tetapi penggunaan di dunia nyata bermakna.
"Bitcoin saat ini penggunaannya masih terbatas, hanya untuk menyimpan tabungan di luar sistem mata uang fiat, transfer uang melintasi perbatasan dan untuk menyelesaikan transaksi besar dengan cepat dan tidak dapat diubah. Di negara-negara tertentu, ini merupakan terobosan yang dinantikan untuk revolusi layanan keuangan sentralisasi," terangnya.
Kata Investor
Investor yang membeli Bitcoin hari ini bertaruh akan ada penggunaan masa depan yang dibangun di atas kemampuan yang sekarang dengan bantuan teknologi blockchain dan bisa berdampak lebih besar daripada kapitalisasi pasarnya saat ini.
Bitcoin dan minyak bumi sama-sama terbatas atau langka. Logika di balik nilai Bitcoin bagi investor saat ini, bukan hanya tentang berharap untuk ‘orang bodoh’ membeli lebih besar, melainkan membeli aset yang langka sebelum permintaan berkembang sepenuhnya.
"Membeli Bitcoin hari ini seperti membeli minyak pada abad ke-18 setelah melihat kegunaan awalnya. Tidak seperti minyak, dengan Bitcoin, investor tidak terburu-buru, karena sebagai aset digital, dapat menyimpannya dengan murah selama bertahun-tahun sambil menunggu permintaan meningkat," tutur Cenmi.
Perkembangan dunia digital tergolong skeptis pada awalnya. Orang tidak mengira media digital akan menggantikan surat kabar, tidak percaya iklan digital dapat bersaing dengan media cetak dan TV, dan sangat skeptis e-commerce bersaing dengan toko fisik.
Bitcoin dan teknologi blockchain dalam jalan yang sama untuk adopsi yang lebih besar dan bermanfaat bagi masyarakat di berbagai sektor.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement