Sukses

Harga Kripto Perlahan Stabil di Tengah Sentimen Negatif

Berdasarkan grafik Realized HODL Ratio (RHODL) telah bergerak mendekati zona hijau.

Liputan6.com, Jakarta - Meski cenderung datar, pasar kripto perlahan mengarah ke area yang lebih stabil di tengah berbagai sentimen negatif yang menekan pasar kripto belakangan ini.

Bitcoin, yang kerap menjadi penggerak pasar kripto, bergerak sideways pada rentang harga antara USD 19.958 atau sekitar Rp 298,8 juta hingga USD 21.700 (Rp 324,9 juta) serta mengalami koreksi sebesar 0,73 persen dalam sepekan ini. 

Meski mengalami koreksi, harga bitcoin saat ini telah meningkat nyaris 18 persen dibandingkan titik koreksi terendahnya dua pekan lalu yang sempat jatuh ke USD 17.744.

Research Analyst Zipmex Indonesia, Muwaffiqol Fahmi menjelaskan beberapa hari ini terlihat grafik Realized HODL Ratio (RHODL) telah bergerak mendekati zona hijau menyusul harga Bitcoin yang dinilai sudah undervalue. 

RHOLD Ratio sendiri merupakan rasio komposisi antara jumlah investor jangka pendek dan investor jangka panjang. Bila mengacu ke siklus koreksi pada 2018, RHODL membutuhkan waktu hampir setahun untuk mencapai zona hijau semenjak koreksi harga terjadi pertama kalinya di kuartal pertama 2018. 

"Saat ini, meski siklus koreksi baru berjalan selama kurang lebih delapan bulan, RHODL sudah semakin mendekati zona hijaunya. Bila tren ini berlanjut ke area bottom, besar kemungkinan periode keheningan yang dilanjutkan dengan siklus bull akan tiba lebih cepat dibandingkan siklus sebelumnya,” ujar Fahmi dalam siaran pers dikutip Minggu (3/7/2022).

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Sentimen Three Arrows Capital Membayangi

Kendati demikian, isu terkait perusahaan kripto Three Arrows Capital (3AC) tetap menghantui kondisi pasar.

Salah satu hedge fund yang berfokus pada aset kripto terbesar di dunia ini disebut mengalami insolvensi dan telah menerima peringatan gagal bayar dari Voyager Digital, di mana 3AC tercatat memiliki hutang sebesar USD 670 juta yang tidak dibayar tepat waktu. 

"Isu finansial yang melanda 3AC semakin terbuktikan dengan adanya putusan dari penegak hukum di British Virgin Islands untuk melikuidasi 3AC pada 27 Juni lalu,” kata Fahmi.

Terlepas dari kondisi pasar saat ini, Fahmi menuturkan ini merupakan momen langka yang dapat dimanfaatkan investor untuk meninjau aset-aset kripto apa saja yang memiliki potensi pertumbuhan terbesar, mengingat ekosistem blockchain masih berada pada fase pertumbuhan.

“Kita bisa melihat seberapa besar potensi tumbuh aset-aset kripto ini berdasarkan seberapa tinggi level adopsinya di pasar. Saat ini juga terdapat projek-projek blockchain inovatif yang telah menyelesaikan pembangunan infrastruktur dasarnya dan sudah terbukti memiliki product market fit serta siap melakukan pengembangan pasar lebih besar lagi,” tutur Fahmi.

“Beberapa di antaranya bahkan ada yang menjadi first mover pada sektor yang cukup niche. Aset-aset potensial tersebut memiliki komunitas yang aktif dan suportif serta tetap melanjutkan proses riset dan pengembangan terlepas dari kondisi pasar yang sedang tertekan,” pungkas dia.

3 dari 4 halaman

Perusahaan Pinjaman Kripto Voyager Digital Tangguhkan Penarikan Sementara

Sebelumnya, pemberi pinjaman kripto, Voyager Digital mengumumkan pada Jumat, 1 Juli 2022, pihaknya telah menangguhkan penarikan, perdagangan, dan penyetoran ke platformnya sementara. Perusahaan juga mengatakan sedang menjajaki alternatif strategis untuk mempertahankan nilai platformnya.

Dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (2/7/2022), langkah tersebut dilakukan beberapa hari setelah perusahaan mengeluarkan pemberitahuan kepada perusahaan dana lindung nilai kripto Three Arrows Capital (3AC) atas kegagalan perusahaan tersebut untuk melakukan pembayaran yang diperlukan atas pinjaman.

Voyager mengatakan telah meminjamkan USD 350 juta atau sekitar Rp 5,2 triliun dan 15.250 bitcoin ke 3AC dan saat ini menurut seorang informas 3AC telah memasuki fase likuidasi.

Dalam sebuah pernyataan, Kepala Eksekutif Voyager, Stephen Ehrlich mengatakan langkah itu memberi perusahaan waktu tambahan untuk terus mengeksplorasi alternatif strategis dengan berbagai pihak yang berkepentingan sambil mempertahankan nilai platform.

Voyager mengatakan dalam sebuah rilis mereka telah mempekerjakan Moelis & Company dan Consello Group sebagai penasihat keuangan, dan Kirkland & Ellis LLP sebagai penasihat hukum untuk membantu perusahaan. 

4 dari 4 halaman

Perjanjian

Pada 22 Juni, Voyager menandatangani perjanjian dengan Alameda Ventures Ltd untuk jalur kredit bergulir, mendapatkan akses ke modal tambahan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas pelanggannya karena harga kripto terpukul.

Dalam sebuah rilis, Voyager yang berbasis di New Jersey mengatakan nilai aset kripto yang dimilikinya adalah USD 685 juta atau sekitar Rp 10,2 triliun, dibandingkan dengan aset kripto yang telah dipinjamkan lebih dari USD 1,12 miliar.

Langkah oleh Voyager datang kurang dari sebulan setelah pemberi pinjaman kripto lainnya, Celsius Network menangguhkan penarikan, dengan alasan kondisi pasar yang ekstrem. Celsius sampai saat ini belum membuka penarikan kembali untuk pelanggannya.