Liputan6.com, Jakarta - Seorang peretas mengambil alih akun media sosial Angkatan Darat Inggris dan digunakan untuk melakukan penipuan kripto. Akun media sosial itu diretas pada Minggu, 3 Juli 2022 waktu setempat.
Hingga saat ini, identitas peretas belum diketahui. Pada saat peretasan, nama akun Twitter angkatan darat Inggris diubah menjadi "pssssd," dan profil serta gambar spanduknya diubah menyerupai koleksi NFT yang disebut "The Possessed”.
Baca Juga
Sebelumnya, akun Twitter resmi The Possessed memperingatkan pengguna tentang adanya orang yang tidak bertanggung jawab membuat akun untuk menipu dengan meniru koleksi NFT The Possessed.
Advertisement
Pada hari yang sama peretasan, nama akun Twitter angkatan darat Inggris kembali berubah menjadi "Bapesclan", nama koleksi NFT lainnya. Sementara untuk gambar spanduknya diubah menjadi kera kartun dengan riasan badut. Peretas juga mulai me-retweet postingan yang mempromosikan skema pemberian NFT.
Sedangkan untuk nama akun YouTube militer Inggris diubah menjadi "Ark Invest," perusahaan investasi Tesla dan bull bitcoin Cathie Wood. Peretas menghapus semua video akun dan menggantinya dengan streaming langsung klip lama yang diambil dari percakapan dengan Elon Musk dan salah satu pendiri Twitter Jack Dorsey tentang bitcoin yang dihosting oleh Ark pada Juli 2021.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bukan Kejadian Pertama Kali
Sebuah teks ditambahkan ke streaming langsung yang mengarahkan pengguna ke situs penipuan kripto. Namun, akhirnya akun media sosial angkatan darat Inggris berhasil kembali diamankan.
"Pelanggaran akun Twitter dan YouTube Angkatan Darat yang terjadi sebelumnya hari ini telah diselesaikan dan penyelidikan sedang berlangsung,” tweet Kementerian Pertahanan Inggris, dikutip dari CNBC, Selasa (5/7/2022).
“Angkatan Darat memperlakukan keamanan informasi dengan sangat serius dan sampai penyelidikan mereka selesai, tidak pantas untuk berkomentar lebih lanjut,” lanjut pengumuman.
Seorang anggota parlemen Konservatif Inggris, Tobias Ellwood, ketua komite pertahanan di Parlemen, mengatakan pelanggaran itu “tampak serius.”
“Saya berharap hasil investigasi dan tindakan yang diambil akan dibagikan dengan tepat,” kata Ellwood.
Ini bukan pertama kalinya akun media sosial terkenal dieksploitasi oleh peretas untuk mempromosikan penipuan kripto. Pada 2020, akun Twitter Musk, Presiden Joe Biden dan banyak lainnya diambil alih untuk menipu pengikut bitcoin mereka.
Advertisement
Perusahaan Do Kwon Diduga Manipulasi Harga dengan Miliaran Stablecoin
Sebelumnya,Terraform Labs dan Luna Foundation Guard (LFG) diduga telah melakukan manipulasi harga menggunakan miliaran stablecoin menurut sebuah laporan terbaru.
Dilansir dari Bein Crypto, Senin (4/7/2022), perusahaan keamanan Blockchain, Uppsala Security dan CoinDesk Korea bersama-sama melakukan penyelidikan terhadap aliran dana, menerbitkan temuan penelitian yang menunjukkan kegiatan terlarang mungkin telah terjadi oleh kedua perusahaan Terraform Labs dan LFG.
Kedua pihak menggunakan teknik forensik data on-chain untuk mempelajari bagaimana Terraform Labs dan LFG memindahkan dana. Hal ini mencantumkan empat alamat berbeda sebagai yang sangat penting dan menunjukkan bagaimana Terra USD (UST) ditukar dengan Magic Internet Money (MIM) dan akhirnya menjadi Tether (USDT).
Dompet pertama, yang disebut “dompet pertukaran A,” digunakan untuk mengonversi lebih dari tiga miliar UST dalam MIM dan kemudian USDT. Dompet distribusi A digunakan untuk mentransfer sekitar 2,36 miliar UST ke dompet pertukaran, sementara “dompet pertukaran A” menerima lebih dari 1 miliar USDT dari dompet pertukaran A.
Inti dari laporan ini adalah dompet ini digunakan untuk mengirim dana ke bursa terpusat dan terdesentralisasi termasuk Abracadabra, Binance, dan Curve. Pergerakan dana rahasia ini menimbulkan kecurigaan, dan sekarang masyarakat harus menyelidiki lebih jauh untuk melihat seberapa mencurigakan hal tersebut.
Masalah Terraform Labs Semakin Parah
Terraform Labs sudah dikepung dengan beberapa investigasi. Pihak berwenang Korea Selatan sedang menyelidiki perusahaan dan Do Kwon, sementara Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat juga melakukan penyelidikannya sendiri.
Laporan Uppsala Security tidak secara eksplisit menyatakan ada manipulasi atau pencucian uang. Laporan itu berbunyi “Untuk tujuan apa sejumlah besar USDT dibuat, dan apa yang akhirnya terjadi dengan USDT ini yang disetorkan ke akun pertukaran ini?”.
“Sayangnya, ini bukan sesuatu yang bisa kami jawab, karena yang bisa kami berikan hanyalah fakta berdasarkan data on-chain,” isi laporan tersebut.
Namun, jika Terraform Labs dan LFG memang melakukan kegiatan terlarang dengan dana tersebut, maka masalahnya bisa menjadi lebih buruk. Selain itu, tuduhan terhadap Do Kwon juga muncul, yang menyatakan dia menguangkan USD 2,7 miliar dari Terra.
Advertisement