Sukses

Asosiasi Ungkap Volume Perdagangan Kripto Turun 50 Persen Akibat Koreksi Pasar

Ketua Umum Aspakrindo, Teguh Kurniawan Harmanda mengungkapkan dampak yang menimpa seluruh pertukaran kripto lokal akibat koreksi pasar.

Liputan6.com, Jakarta - Anjloknya pasar kripto belakangan ini tak hanya memberikan dampak kerugian pada investor ritel tetapi juga pada pelaku industri kripto. Belum lama ini beberapa perusahaan kripto global mengajukan kebangkrutan karena kondisi pasar yang tengah koreksi. 

Menanggapi hal ini, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda mengungkapkan dampak yang menimpa seluruh pertukaran kripto lokal akibat koreksi pasar. 

"Kalau untuk pedagang pasti mengalami dampak yaitu penurunan volume perdagangan. Kalau boleh kita lihat ya penurunannya ada sekitar 50 persen, hampir setengahnya,” ungkap pria yang akrab disapa Manda, dalam panel diskusi pada acara ICCA Blockchain Edufest 2022, Kamis (7/7/2022). 

"Kalau kita berbicara per Mei 2022 saja hanya Rp 200 triliun, kalau kemudian kita bandingkan 2021 secara total volume perdagangan aset kripto itu Rp 860 triliun. Jadi normalnya setengah tahun rata-rata ada di kisaran Rp 430 triliun lah seharusnya,” lanjut Manda.

Jadi menurut Manda sepanjang 2022 berjalan jika dibandingkan dengan 2021, masih kurang ciamik dari segi volumer perdagangan. 

Meskipun dari sisi volume perdagangan menurun, Manda mengungkapkan dari sisi user berbagai exchange cenderung bertambah.

Koreksi Harga Merupakan Siklus

Adapun Manda menjelaskan bagi para investor yang telah masuk pada industri kripto sejak lama pasti sudah terbiasa menghadapi penurunan, karena penurunan ini adalah siklus empat tahunan yang sudah terjadi sebelumnya. 

"Ini siklus sebenarnya, menurut diprediksi akhir kuartal 3 atau pertengahan kuartal 4 itu akan bounce back lagi. Disclaimer dulu karena ini masih konon katanya. Tapi penurunan ini kadang dimanfaatkan banyak orang untuk serok kripto saat harga rendah,” pungkas Manda. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Harga Bitcoin Lesu, Ini Kata Bos Indodax

Sebelumnya, penurunan harga Bitcoin yang saat ini berada pada level sekitar Rp 300 jutaan masih dalam batas wajar jika ditinjau dari analisis teknikal . Hal ini terjadi dan merupakan siklus empat tahunan yang pernah terjadi sebelumnya. 

CEO pertukaran kripto Indodax, Oscar Darmawan menjelaskan melalui analisis teknikal, bisa terlihat penurunan yang terjadi saat ini pernah terjadi empat dan delapan tahun lalu, tepatnya pada 2018 dan 2014.

"Setelah Bitcoin mengalami All Time High di 2013, 2017 dan 2021, maka akan terjadi penurunan harga yang cukup signifikan di tahun berikutnya yang diikuti dengan penurunan kripto lainnya. Kita bisa lihat bagaimana penurunan terjadi pada 2014, 2018 dan sekarang di 2022,” kata Oscar dalam siaran pers dikutip Minggu, 3 Juli 2022.

Dia menuturkan, siklus empat tahunan ini sering dimanfaatkan oleh orang-orang untuk membeli dan mengumpulkan aset kripto. Karena saat harga Bitcoin turun, harga aset kripto lain biasanya juga mengikuti.

"Biasanya harga mayoritas kripto akan mengikuti Bitcoin sebagai aset kripto yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar. Momen bearish saat ini justru adalah momen yang sering dimanfaatkan para trader jangka panjang untuk mengumpulkan portofolio kripto dengan membeli kripto yang mereka inginkan di harga yang murah,” ujar Oscar.

 

3 dari 3 halaman

Pentingnya Analisis Teknikal dan Menerapkan Manajemen Keuangan

Oscar menuturkan, trader atau investor perlu memahami pentingnya analisis teknikal dan menerapkan manajemen keuangan yang baik. Karena yang terpenting dari trading bukanlah naik dan turunnya harga melainkan manajemen keuangan yang baik. 

"Analisis teknikal adalah cara melihat prediksi pergerakan harga ke depan dengan melihat tren yang sudah terjadi, melalui candle atau chart. Cara sederhana adalah pola support, dimana harga kripto dari bawah yang terpantau akan naik. Atau pola sebaliknya, yaitu resisten, di mana harga akan turun dari puncak,” tutur Oscar.

Investor perlu mengetahui candlestick mana yang mengindikasikan suatu harga akan naik atau suatu harga akan turun. Apa perbedaan antara candlestick hijau dan merah. Bagaimana cara mengidentifikasi tren menggunakan garis tren. Bagaimana pola harga kripto dan lain sebagainya.

Investor atau trader pemula bisa mempelajari tips analisis teknikal Bitcoin dan kripto lainnya di internet. Indodax sendiri sebagai salah satu exchanger kripto di Indonesia seringkali berbagi tips dan penjelasan tentang analisis teknikal kripto.