Sukses

Harga Kripto Lesu, Changpeng Zhao Akui Tak Pernah Jual

Changpeng Zhao mengungkapkan ia mulai membeli Bitcoin (BTC) pertama kali pada 2014 setelah menjual rumahnya.

Liputan6.com, Jakarta - CEO pertukaran kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan Binance, Changpeng Zhao (CZ)  baru-baru ini mengungkapkan dia belum menjual Binance Coin (BNB) dan Bitcoin (BTC) dalam portofolio nya meski kondisi pasar sedang koreksi. 

CZ mengungkapkan hal ini ketika menjawab seorang investor kripto di twitter yang bertanya berapa banyak kerugiannya akibat penurunan pasar saat ini. "Katakan yang sebenarnya berapa banyak  kehilangan minggu lalu,” pengguna bertanya kepada Zhao. 

“Saya masih memiliki jumlah BNB dan BTC yang sama,” cuit Zhao menjawab pertanyaan dari investor kripto di Twitter, dikutip dari Times Tabloid, Sabtu (9/7/2022). 

Tanggapan CZ terhadap pertanyaan pengguna yang ingin tahu menyiratkan dia masih memegang sebagian besar kepemilikan awal Binance Coin dan bitcoin meskipun situasi saat ini di pasar.

Seperti diketahui, dua cryptocurrency teratas yang disebutkan oleh CZ dalam cuitannya saat ini turun 70 persen dan 65 persen dari harga masing-masing tertinggi sepanjang masa, menurut CoinGecko.

CZ Membeli Bitcoin (BTC) pada 2014 Setelah Menjual Rumahnya

Dalam sebuah wawancara dengan Associated Press pada 2021, CZ mengungkapkan ia mulai membeli Bitcoin (BTC) pertama kali pada 2014 setelah menjual rumahnya. 

Tak lama setelah membeli BTC sekitar harga saat itu USD 600 atau sekitar Rp 8,9 juta, harganya turun tajam menjadi USD 200, tetapi masih belum terjual pada saat itu. 

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Pegang Bitcoin

Pasar kripto telah melihat siklus bearish dan bullish yang menakutkan sejak 2014 dan tidak ada yang menghalangi bos Binance untuk menyimpan sebagian besar simpanan Bitcoin awalnya.

Dia juga mengungkapkan Binance Coin (BNB) mewakili sebagian besar kekayaan bersihnya saat itu. Selain itu, ia memegang bagian terbesar dari bursa teratas yang ia dirikan bersama.

Menurut Bloomberg Billionaire Index, CZ memiliki kekayaan sekitar USD 18,7 miliar, menjadikannya orang terkaya ke-77 di dunia. Tentu saja, kekayaan bersihnya telah menurun karena situasi saat ini di pasar kripto.

Meskipun kondisi pasar tidak menguntungkan, Zhao tetap tidak terpengaruh. Beberapa hari yang lalu, dia menyatakan mungkin perlu beberapa bulan atau beberapa tahun, tetapi Bitcoin (BTC) pada akhirnya akan melampaui harga tertinggi sepanjang masa di USD 69.000.

3 dari 4 halaman

Bitcoin Berhasil Sentuh Rp 332,8 Juta, Ini Penyebabnya

Sebelumnya, pergerakan pasar kripto di tengah pekan ini, terlihat menghijau karena terjadi kenaikkan harga. Sejak awal pekan, pasar terus berjuang untuk tidak anjlok di bawah level psikologisnya yaitu di kisaran USD 20.000 atau Rp 299,3 juta.

Melansir situs Coinmarketcap, pada Jumat (8/7/2022) siang, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap sukses melaju ke zona hijau dalam 24 jam terakhir. Nilai Bitcoin (BTC) melambung 7,11 persen ke USD 22.234 (Rp 332,8 juta) per keping dalam sehari terakhir. 

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, melihat pergerakan pasar kripto yang mengalami kenaikan singkat ini disebabkan karena investor yang mulai bersemangat, setelah melihat dinamika yang terjadi di indeks pasar saham AS. 

Investor melacak pasar saham utama antara lain Nasdaq, S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average semuanya naik, meskipun sedikit. 

"Investor kripto ternyata sedikit bergairah melihat market saham AS yang juga mengalami kenaikan. Hal ini wajar saja, mereka selalu berkaca pada stock market AS, untuk melihat ketertarikan market secara keseluruhan terhadap aset berisiko secara umum," kata Afid dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (8/7/2022). 

Gerak Kripto dan Pasar Saham Makin Selaras

Laporan terbaru Coin Metrics menunjukkan, korelasi antara aset kripto dan indeks saham AS telah mencapai level terkuatnya di kuartal II 2022 sejak Maret 2020. Bisa dibilang Bitcoin dan ekuitas AS bergerak hampir sejajar.

Meski demikian, reli singkat ini kemungkinan diprediksi hanya sementara. Menurut Afid, sentimen utama market kripto belum kondusif. Investor masih mencermati dinamika makroekonomi dan efektivitas pengetatan kebijakan moneter The Fed terhadap tingkat inflasi AS. 

4 dari 4 halaman

Investor Was-Was

Kemudian, kegagalan platform kripto, Three Arrows Capital (3AC) dan Voyager turut membuat investor was-was. 

"Kondisi market kripto saat ini yang belum kondisi. Masih ada banyak pukulan yang bisa menghantam lebih jauh, mulai dari ketidakpastian makroekonomi, agresivitas The Fed hingga kegagalan sistem ekosistem kripto itu sendiri. Investor meyakini tidak melihat harga naik dalam waktu dekat, kecuali perubahan tak terduga terjadi," ujar Afid.

Afid melihat investor sangat menanti data inflasi AS yang sedianya bakal dirilis pekan depan. Data tersebut mungkin menunjukkan kebijakan moneter The Fed efektif atau tidak. Jika inflasi turun dan indikator ekonomi lainnya juga melanjutkan penurunan, investor mungkin merasa lebih yakin masuk ke pasar kripto.

Khusus untuk pergerakan Bitcoin sendiri, Afid melihat saat ini masih cenderung konsolidasi dan ada potensi penurunan harga di kisaran USD 18.000 hingga USD 20.000. Bitcoin telah 'beristirahat' di atas USD 20.000 untuk hari ketiga berturut-turut.