Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar orang Asia Tenggara mengetahui bitcoin (BTC) dan cryptocurrency lainnya. Hampir dua pertiga konsumen di seluruh wilayah tertarik untuk membayar dengan kripto untuk pembelian, menurut laporan penelitian yang dirilis oleh Visa pada 5 Juli 2022.
Dalam sebuah studi Sikap Pembayaran Konsumen tahunannya, para peneliti Visa menemukan penggunaan metode pembayaran digital telah meningkat dalam satu tahun terakhir karena pandemi COVID-19, dan preferensi untuk pembayaran tanpa uang tunai terus tumbuh di kalangan bisnis dan konsumen.
Baca Juga
Menurut laporan tersebut, lebih dari setengah dari seluruh populasi konsumen Asia Tenggara, termasuk Indonesia(68 persen), Filipina (66 persen), dan Malaysia (60 persen) telah beralih ke opsi pembayaran tanpa uang tunai sejak awal pandemi.
Advertisement
Dari sekian banyak metode pembayaran tanpa uang tunai yang tersedia untuk konsumen, sejumlah besar penduduk Asia Tenggara mengatakan mereka tertarik menggunakan cryptocurrency untuk pembayaran di berbagai pedagang yang mendukung pembayaran kripto.
"Hampir dua pertiga konsumen Asia Tenggara (64 persen) juga menunjukkan minat menggunakan cryptocurrency untuk pembayaran. Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand memimpin kawasan dalam tren ini,” isi laporan tersebut dikutip dari crypto news, Senin (11/7/2022).
"Konsumen yang tertarik terpikat oleh kenyamanan penggunaan (53 persen), kebaruan metode pembayaran baru ini (53 persen), serta potensi insentif dan penghargaan,” lanjut laporan tersebut.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Meningkatnya Minat pada Kripto
Survei menemukan hampir tiga responden dari setiap lima konsumen Asia Tenggara (59 persen) terbuka untuk menggunakan kartu kredit atau debit mereka untuk melakukan pembelian terkait kripto, dengan 64 persen responden mengatakan mereka tertarik untuk menerimanya.
Responden juga tertarik dengan menerima imbalan kartu kredit atau debit mereka dalam bentuk cryptocurrency, karena mereka memandang kripto sebagai aset nyata.
Para peneliti juga mencatat sebagian besar responden yang menunjukkan minat dalam investasi kripto berasal dari Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand.
Khususnya, penelitian ini juga menemukan sebagian besar orang Asia Tenggara (92 persen) mengetahui bitcoin dan cryptocurrency lainnya.
Terlepas dari sifat mata uang digital berbasis blockchain yang sangat fluktuatif, popularitas aset kripto yang baru lahir ini terus meningkat secara global, sebagaimana dibuktikan oleh survei terbaru terhadap 9.500 responden di berbagai benua.
Bahkan pada saat itu, prospek pasar kripto saat ini tetap cukup suram, karena jatuhnya harga bitcoin (BTC) dan altcoin yang terus berlanjut, yang telah menghapus lebih dari USD 2 triliun atau sekitar Rp 29.954 triliun dari total kapitalisasi pasar pasar cryptocurrency pada 2022.
Advertisement
Pasar Kripto Menguat, Analis Peringatkan Potensi Bull Trap
Sebelumnya, menjelang akhir pekan, pasar kripto tampak membuat hati investor senang. Pergerakan aset kripto, terutama Bitcoin cukup mengejutkan, karena mampu melewati level psikologisnya di atas USD 20.000 atau sekitar Rp 298,9 juta, setelah alami penurunan yang berat.
Secara keseluruhan sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap melaju optimis ke zona hijau pada perdagangan Jumat sore, 8 Juli 2022. Misalnya saja, dari pantauan Coinmarketcap, nilai Bitcoin berada di harga USD 21.943 atau melonjak 7,91 persen dalam 7 hari terakhir.
Altcoin lainnya tidak kalah sumringah. Nilai ethereum (ETH) ikut naik 14,01 persen ke USD 1.248 sepekan terakhir. Binance Coin (BNB), Solana (SOL) dan XRP bahkan naik lebih dari 6 persen. Dogecoin (DOGE) dan Cardano (ADA) meroket lebih dari 5 persen seminggu terakhir.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan, reli singkat yang terjadi pada perdagangan market kripto disebabkan oleh sentimen positif dari risalah yang dikeluarkan oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu, 6 Juli 2022. Investor mengamati reaksi pasar terhadap risalah terbaru tersebut, tetapi tampaknya berdampak baik bagi pasar.
"Investor tampaknya sangat menyukai risalah FOMC, sehingga meredakan kekhawatiran komitmen The Fed untuk pengetatan kebijakan moneter. Kenaikan market kripto juga terjadi pada pasar saham yang semakin berkorelasi selama setahun terakhir," kata Afid dalam keterangan tertulis, Jumat, 8 Juli 2022.
Penguatan harga aset kripto juga datang dari sentimen positif dari Ethereum yang sukses merampungkan uji coba The Merge terbarunya di jaringan uji coba bernama Sepolia.
Kesuksesan ini akan mendekatkan jaringan Ethereum mengubah algoritma konsensusnya dari Proof of Work (PoW) menjadi Proof of Stake (PoS).
Ada pula kabar dari Celsius yang telah membayar utangnya ke platform Maker sebesar USD 440 juta. Hal ini mengindikasikan likuiditas Celsius sudah membaik setelah menghentikan proses penarikan (withdrawals) pada dua pekan lalu.
Strategi
Selain itu, investor juga masih melakukan strategi buy the dip memanfaatkan situasi makro ekonomi yang sedang mereda. Terlihat dari data on-chain exchange terjadi sedikit lonjakan yang menimbulkan harga terkonsolidasi.
"Market secara keseluruhan masih di masa konsolidasi. Dari data on-chain, aktivitas trading Bitcoin, dari trading volume, long term holder mulai beli. Dari sisi market sekitar 200-400 hari sebelum halving akan ada sedikit koreksi. Kita masih ada di bear market, belum ada tanda-tanda reversal," ujar Afid.
Afid juga mewanti-wanti akan terjadi bull trap. Investor harus masih menunggu data pekerjaan (Nonfarm Payroll/NFP) AS pada akhir pekan ini dan indeks harga konsumen AS minggu depan.
Dua data tersebut seharusnya menandakan laju inflasi dan apakah The Fed terus agresif menaikkan suku bunga ketika pembuat kebijakan bertemu berikutnya pada 26-27 Juli 2022.
"Perilisan data NFP AS akhir pekan ini bisa saja membuat harga aset kripto putar balik. Dari data historis nya, pergerakan harga aset kripto selalu kembali lesu setiap ada perilisan data makroekonomi terbaru yang negatif,” ujar Afid
“Kalau, Bitcoin untuk memulai fase bullish harus menembus harga di atas USD 23.000, untuk saat ini tren harian masih turun," pungkas Afid.
Advertisement