Liputan6.com, Jakarta - Pertukaran cryptocurrency Blockchain.com bisa kehilangan USD 270 juta atau sekitar Rp 4 triliun atas pinjamannya untuk perusahaan kripto Three Arrows Capital (3AC). Hal itu dikatakan oleh sumber yang mengetahui masalah tersebut pada Jumat waktu setempat.
Perkembangan terjadi beberapa hari setelah 3AC mengajukan kebangkrutan Bab 15, dan mencari perlindungan dari kreditur di Amerika Serikat setelah menjadi perusahaan paling terdampak atas penurunan harga kripto baru-baru ini.
Baca Juga
"Three Arrows dengan cepat menjadi bangkrut dan dampak defaultnya adalah sekitar USD 270 juta cryptocurrency dan pinjaman dolar AS dari Blockchain.com,” kata Chief Executive Officer Blockchain.com, Peter Smith dalam sebuah surat kepada pemegang saham, menurut juru bicara perusahaan dikutip dari CoinDesk, Selasa (12/7/2022).
Advertisement
Awal pekan ini, pertukaran aset digital, Genesis Trading juga mengatakan telah terkena dampak dari 3AC, tetapi telah mengurangi kerugiannya setelah hedge fund gagal memenuhi margin call.
Kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve AS dan kekhawatiran resesi telah menyebabkan gejolak dalam ekuitas dan memicu aksi jual dalam mata uang kripto.
Musim dingin kripto telah melanda beberapa perusahaan di sektor ini termasuk platform pinjaman Celsius Network dan Voyager Digital.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kripto Kembali Melemah, Analis Sebut Pergerakan Harga Bakal Bergejolak
Sebelumnya, pasar kripto melemah sepanjang akhir pekan, dengan bitcoin sempat kembali jatuh ke USD 20.000 atau sekitar Rp 299,6 juta. Pada senin pagi, Bitcoin sempat menyentuh USD 21.000, tetapi tak lama kembali turun ke level USD 20.000.
Sampai saat ini, beberapa analis menyematkan USD 17.000 sebagai level dukungan pasar utama. CEO BitBull Capital DiPasquale mengungkapkan masih melihat pergerakan harga kripto akan terus berombak beberapa waktu ke depan.
"Penawaran yang lebih kuat di sekitar level USD 17.000, jika bitcoin jatuh di sana lagi, akan menjadi sinyal yang kuat untuk kenaikan dan mungkin mengindikasikan pembentukan potensi bawah di sekitar harga itu,” kata DiPasquale dikutip dari CoinDesk, Senin, 11 Juli 2022.
Para investor minggu ini akan mengamati pembacaan indeks harga konsumen AS terbaru, yang diharapkan akan rilis pada Rabu mendatang. Laporan tersebut dapat mempengaruhi ekspektasi pasar atas langkah Federal Reserve selanjutnya, pada pertemuan akhir bulan ini; pada pembacaan terakhir, inflasi adalah yang tercepat dalam empat dekade.
Satu poin pertimbangan, laporan Jumat lalu tentang pertumbuhan lapangan kerja AS di pada Juni telah meredakan beberapa kekhawatiran negara dalam resesi; yang seharusnya memudahkan The Fed untuk melanjutkan kenaikan suku bunga 75 basis poin (0,75 poin persentase), atau tiga kali lebih cepat dari siklus kenaikan suku bunga sebelumnya.
Soal hal ini, analis pasar senior Oanda, Ed Moya mengatakan minggu lalu, jika inflasi memberikan kejutan kenaikan lainnya, pertemuan September dapat melihat ekspektasi sepenuhnya dihargai dalam kenaikan suku bunga setengah poin tetapi itu bisa dengan mudah naik ke 75 basis poin.
Advertisement
Begini Prospek Pasar Kripto di Tengah Dominasi Sentimen Negatif
Sebelumnya, pergerakan market kripto sejak awal Juli 2022, tidak cukup memuaskan. Selama akhir pekan lalu, sejumlah aset kripto berkapitalisasi besar atau big cap masih bergerak di bawah level resistance-nya. Meskipun sempat menguat, secara keseluruhan kripto masih berada di kisaran harga yang telah ditempati sejak lama.
Misalnya Bitcoin dalam meskipun menguat, harganya masih terjebak di kisaran USD 20.000 atau sekitar Rp 299,5 juta. Walaupun ada penguatan tinggi, sejauh ini Bitcoin hanya bisa menyentuh USD 21.000.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono menjelaskan pergerakan kripto ke depan berdasarkan analisis data on-chain dan sisi teknikal, aset kripto masih berpotensi melemah cukup dalam, meskipun level harga aset kripto saat ini terbilang sideways atau datar.
"Pergerakan pasar kripto sejatinya mengikuti sentimen investor secara umum yang tengah menghindari risiko, sama seperti yang tercermin dari pelemahan di pasar saham AS," ujar Afid kepada Liputan6.com, Selasa (5/7/2022).
Sisi Teknikal
Sampai saat ini, investor yakin ekonomi AS sesegera mungkin akan masuk ke jurang resesi. Mereka juga takut pertumbuhan ekonomi AS bakal makin terjerembab mengingat bank sentral AS, The Fed, berkali-kali menegaskan kekukuhannya untuk mengerek suku bunga acuan demi mengekang inflasi.
"Dari sisi teknikal, Bitcoin saat ini memiliki support terdekat di level USD 17.700 dengan resistance terdekat di USD 21.051. Namun, terlihat pekan ini investor masih bersikeras untuk mempertahankan harga BTC tidak anjlok di bawah USD 19.000,” kata Afid.
Namun, menurut Afid jika melihat volume trading pada pekan ini tampak masih anjok yang cukup dalam, sehingga semakin besar pula potensi BTC untuk melanjutkan pelemahannya dan menguji level support kuatnya di USD 15.500 dalam jangka panjang.
Advertisement