Sukses

Harga Kripto Hari Ini Rabu 13 Juli 2022: Bitcoin Kembali Turun di Bawah Rp 300 Juta

Pada perdagangan Rabu (13/7/2022) harga bitcoin dan altcoin teratas lainnya kembali melemah.

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau masih alami pergerakan yang seragam pada perdagangan Rabu (13/7/2022). Pergerakan harga pasar kripto kembali tertahan di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu (13/7/2022) pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 3,69 persen dalam 24 jam dan 4,74 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 19.381 per koin atau setara Rp 290,4 juta (asumsi kurs Rp 14.984 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga masih melemah pagi ini. Selama 24 jam terakhir, ETH turun 5,81 persen dan 8,79 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.044 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) turut tertahan di zona merah. Dalam 24 jam terakhir BNB anjlok 2,23 persen dan 4,39 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 222,28 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) pagi ini masih loyo. Dalam satu hari terakhir ADA melemah 3,59 persen dan 7,45 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4233 per koin.

Adapun Solana (SOL) turut melemah pagi ini. Sepanjang satu hari terakhir SOL turun 2,90 persen dan 7,62 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 33,07 per koin.

XRP juga masih terkoreksi pagi ini. XRP terkoreksi 1,41 persen dalam 24 jam terakhir dan 3,84 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3123 per koin. 

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Dengan begitu membuat USDT berada di level USD 0,9993 dan USDC dihargai USD 1,00.

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,28 persen dalam 24 jam terakhir, yang membuat harganya bertahan di level USD 1,00

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam terakhir kembali turun cukup besar yaitu di level USD 867,7 miliar dari sebelumnya di level USD 896,4 miliar.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pasar Kembali Koreksi, Ini Sentimen yang Bayangi Kripto

Sebelumnya, pergerakan pasar kripto sepekan terakhir cukup bervariasi. Hal ini juga terjadi indeks saham Amerika Serikat (AS) dan aset kripto terlihat berjaya pekan lalu, tetapi pada Senin, 11 Juli 2022, kripto terpantau kembali melemah. 

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengungkapkan, ada beberapa penyebab yang membuat pasar kripto kembali tertekan.

Nilai Bitcoin (BTC) merosot 3,44 persen dalam sehari terakhir dengan nilai di USD 20.563 atau sekitar Rp 307,8 juta per keping. Kemudian, nilai Ethereum (ETH) juga ambles 3,37 persen ke USD 1.149 per keping di waktu yang sama. Dari pergerakan ini investor terlihat menjauh dari aksi price actions di akhir pekan lalu.

"Investor menjadi ragu-ragu kembali melakukan aksi beli, setelah melihat data ketenagakerjaan AS terbaru, di mana tingkat pengangguran pada Juni sebesar 3,6 persen, tidak berubah dari Mei lalu dan sesuai dengan perkiraan. Data tersebut bisa mendorong The Fed untuk mengerek suku bunga acuannya lebih tinggi untuk meredam inflasi,” ungkap Afid kepada Liputan6.com, Senin, 11 Juli 2022.

Efek domino dari kenaikan suku bunga acuan The Fed adalah meningkatkan tingkat imbal hasil instrumen berpendapatan tetap. Hasilnya, selera investor kripto dan saham juga bisa semakin pudar, sehingga menyebabkan penurunan nilai.

"Di samping itu, terlihat dari data on-chain exchange, banyak investor yang terlihat buru-buru menjual asetnya dan melakukan aksi ambil untung setelah melihat aset kripto reli di akhir pekan lalu,” ujar Afid.

3 dari 4 halaman

Sentimen di Pasar Kripto

Sentimen pekan ini, tampaknya investor akan memilih wait and see menanti perilisan data inflasi AS Juni pada Rabu, 13 Juli 2022. Implikasinya, harga-harga pasar kripto kemungkinan masih bakal bergerak stagnan sepanjang pekan ini.

Mengingat tekanan makroekonomi masih cukup tinggi pekan ini, Afid mengatakan investor bisa berharap harga-harga aset kripto akan melakukan retest level support-nya berulang kali. Sepertinya, penguatan Bitcoin akan sangat rapuh.

"Nilai BTC pun sejatinya belum mencapai titik bottom yang sebenarnya, yakni di kisaran USD 11.000 hingga USD 12.000 per keping. Level support utama BTC masih di USD 17.000, jika bitcoin jatuh lebih dalam, akan menjadi sinyal yang kuat menuju titik bottom dalam waktu dekat,” ujar Afid

Oleh karena itu, menurut Afid, investor diharapkan tidak perlu panik dan tetap tenang untuk mengatur strategi investasinya menggunakan Dollar Cost Averaging (DCA) karena kondisi yang belum stabil.

4 dari 4 halaman

Kripto Kembali Melemah, Analis Sebut Pergerakan Harga Bakal Bergejolak

Pasar kripto melemah sepanjang akhir pekan, dengan bitcoin sempat kembali jatuh ke USD 20.000 atau sekitar Rp 299,6 juta. Pada senin pagi, Bitcoin sempat menyentuh USD 21.000, tetapi tak lama kembali turun ke level USD 20.000. 

Sampai saat ini, beberapa analis menyematkan USD 17.000 sebagai level dukungan pasar utama. CEO BitBull Capital DiPasquale mengungkapkan masih melihat pergerakan harga kripto akan terus berombak beberapa waktu ke depan.

"Penawaran yang lebih kuat di sekitar level USD 17.000, jika bitcoin jatuh di sana lagi, akan menjadi sinyal yang kuat untuk kenaikan dan mungkin mengindikasikan pembentukan potensi bawah di sekitar harga itu,” kata DiPasquale dikutip dari CoinDesk, Senin (11/7/2022). 

Para investor minggu ini akan mengamati pembacaan indeks harga konsumen AS terbaru, yang diharapkan akan rilis pada Rabu mendatang. Laporan tersebut dapat mempengaruhi ekspektasi pasar atas langkah Federal Reserve selanjutnya, pada pertemuan akhir bulan ini; pada pembacaan terakhir, inflasi adalah yang tercepat dalam empat dekade.

Satu poin pertimbangan, laporan Jumat lalu tentang pertumbuhan lapangan kerja AS di pada Juni telah meredakan beberapa kekhawatiran negara dalam resesi; yang seharusnya memudahkan The Fed untuk melanjutkan kenaikan suku bunga 75 basis poin (0,75 poin persentase), atau tiga kali lebih cepat dari siklus kenaikan suku bunga sebelumnya.

Soal hal ini, analis pasar senior Oanda, Ed Moya mengatakan minggu lalu, jika inflasi memberikan kejutan kenaikan lainnya, pertemuan September dapat melihat ekspektasi sepenuhnya dihargai dalam kenaikan suku bunga setengah poin tetapi itu bisa dengan mudah naik ke 75 basis poin.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.