Sukses

SEC Selidiki Coinbase, Ada Apa?

SEC menduuh Coinbase menjual kripto yang dikategorikan sebagai sekuritas tak terdaftar.

Liputan6.com, Jakarta - Pertukaran cryptocurrency yang berbasis di AS, Coinbase dilaporkan sedang menghadapi penyelidikan dari Securities and Exchange Commission (SEC) karena daftar beberapa aset kripto di platformnya. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu (27/7/2022). penyelidikan ini dilakukan SEC karena dugaan Coinbase menjual beberapa kripto yang dikategorikan sebagai sekuritas yang tidak terdaftar. 

Dalam penyelidikan ini, SEC menuduh sembilan aset cryptocurrency yang terdaftar di platform Coinbase dikategorikan sebagai sekuritas tak terdaftar. Kesembilan kripto itu adalah AMP, RLY, DDX, XYO, RGT, LCX, POWR, DFX, dan KROM. 

Namun, kepala petugas hukum Coinbase, Paul Grewal, telah secara resmi membantah tuduhan ini, mengklaim bursa tidak mencantumkan sekuritas dalam platform. Grewal juga mengajukan petisi ke SEC untuk mengeluarkan aturan yang jelas mengenai sekuritas aset digital. 

Hal ini karena ada kebingungan soal aset digital yang dikategorikan sebagai sekuritas dan bukan. 

Masalah Beruntun Coinbase

Coinbase telah mengalami beruntun masalah, sebelum penyelidikan SEC, mantan pegawai Coinbase didakwa karena tuduhan melakukan kegiatan insider trading. Sebelumnya perusahaan juga terpukul akibat penurunan pasar kripto dan lakukan PHK sebanyak 18 persen pegawai. 

Harga saham Coinbase di Nasdaq juga menderita sebagai akibat dari kondisi makroekonomi global dan apa yang disebut fase “crypto winter” yang dihadapi pasar saat ini.

Analis dari Goldman Sachs menurunkan COIN ke peringkat jual pada Juni lalu ketika saham Coinbase diperdagangkan 83,78 persen di bawah nilai tertinggi sepanjang masa USD 342,98. Pada saat itu, para analis menyatakan Coinbase harus melakukan "pengurangan substansial dalam basis biayanya”.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Perusahaan Kripto Coinbase Kecam SEC, Ada Apa?

Sebelumnya, Coinbase mengecam dan menolak klaim dari Securities and Exchange Commission (SEC) yang menyebut perusahaan menawarkan sekuritas yang tidak terdaftar. Hal ini menyusul tuduhan pada mantan karyawan yang diduga melakukan insider trading. 

Seorang mantan manajer produk Coinbase didakwa pada Kamis, 21 Juli 2022, bersama dengan dua orang lainnya, dengan penipuan kawat sehubungan dengan dugaan skema insider trading yang melibatkan cryptocurrency. 

Jaksa AS menuduh individu-individu tersebut merencanakan untuk mengambil untung dari daftar token baru di platform Coinbase sebelum diumumkan secara publik.

Dalam pengaduan terpisah yang diajukan, SEC mengatakan sembilan dari 25 token yang diduga diperdagangkan di Conbaser dalam skema tersebut adalah sekuritas.

Kepala petugas hukum Coinbase, Paul Grewal, membantah klaim tersebut dalam sebuah posting blog berjudul “Coinbase tidak mencantumkan sekuritas. Akhir dari cerita."

“Tujuh dari sembilan aset yang termasuk dalam biaya SEC terdaftar di platform Coinbase. Tak satupun dari aset ini adalah sekuritas,” kata Grewal dalam posting blog, dikutip dari CNBC, Minggu, 24 Juli 2022.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Membingungkan Regulator

"Coinbase memiliki proses yang ketat untuk menganalisis dan meninjau setiap aset digital sebelum membuatnya tersedia di bursa kami. Sebuah proses yang telah ditinjau oleh SEC sendiri,” lanjut Grewal.

Saat ini, beberapa cryptocurrency harus dianggap sebagai sekuritas oleh SEC yang menurut banyak pihak adalah masalah kontroversial yang membingungkan regulator dan perusahaan kripto.

Proses pencatatan sekuritas, seperti saham di perusahaan, melibatkan persyaratan pengungkapan dan pendaftaran yang ketat. Cryptocurrency, sebaliknya, tidak diatur dan oleh karena itu tidak datang dengan tingkat pengawasan yang sama.

Namun demikian, SEC percaya perusahaan Coinbase menghosting sekuritas yang tidak diatur di platformnya, klaim yang dibantah Coinbase. 

Coinbase dikenal lebih konservatif dengan kerangka kerja daftar tokennya daripada beberapa bursa lainnya. Baik Binance dan FTX menawarkan lebih dari 300 koin, misalnya, sementara Coinbase mencantumkan lebih dari 200, menurut data CoinGecko.

4 dari 4 halaman

SEC Akan Daftarkan Perusahaan Pinjaman Kripto Dampak Banyaknya Kebangkrutan

Sebelumnya, Ketua Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC), Gary Gensler mengungkapkan, pihaknya sedang bekerja untuk membuat beberapa perusahaan peminjam kripto terdaftar dengan benar. Gensler menyebut mereka beroperasi lebih sebagai perusahaan investasi.

Gensler juga mengatakan terserah pada lembaga keuangan besar untuk memutuskan apakah mereka ingin memasukkan opsi kripto dalam portofolio mereka untuk klien, tetapi risiko dari kripto perlu diinformasikan.

Regulator kembali memperdalam fokus pada pasar kripto sejak Mei di tengah volatilitas pasar baru-baru ini yang telah lama diwaspadai oleh pengawas. 

Terutama banyaknya pemberi pinjaman kripto harus bangkrut di tengah merosotnya harga kripto. Misalnya, Celsius Network telah mengajukan kebangkrutan beberapa pekan lalu. 

"Kami telah memfokuskan pada area ini karena banyak dari perusahaan ini mungkin merupakan perusahaan investasi yang mengambil ratusan ribu atau jutaan dana pelanggan, menyatukannya, dan kemudian meminjamkannya kembali sambil menawarkan pengembalian yang cukup tinggi,” kata Gensler dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 22 Juli 2022.

“Skema itu kedengarannya sedikit seperti investasi perusahaan, atau bank, bisa dibilang, Bagaimana mereka melakukannya? Apa yang ada di balik janji-janji itu? Kami akan bekerja sama dengan industri untuk membuat perusahaan-perusahaan ini terdaftar dengan benar di bawah undang-undang sekuritas," lanjut Gensler.

Perusahaan yang terpapar cryptocurrency sebelumnya telah memperingatkan penurunan harga token dapat memiliki efek riak, termasuk dengan memicu panggilan margin.

Pernyataan Gensler ini mengikuti pernyataan berulangnya yaitu beberapa platform perdagangan kripto memenuhi definisi "surat berharga" dan harus diperdagangkan maka perlu diatur sebagaimana mestinya.