Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Kamis, 4 Agustus 2022. Mayoritas kripto teratas kembali melemah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Kamis pagi (4/8/2022), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) masih menguat tipis 0,72 persen dan 2,16 persen sepekan.
Baca Juga
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 23.261 per koin atau setara Rp 346.2 juta (asumsi kurs Rp 14.886 per dolar AS).
Advertisement
Ethereum (ETH) harus kembali melemah, setelah sempat menguat kemarin. Selama 24 jam terakhir, ETH turun 0,91 persen, tetapi masih menguat 0,72 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.634 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih melanjutkan penguatan sejak kemarin. Dalam 24 jam terakhir BNB melesat 6,14 persen dan 11,74 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 301,63 per koin.
Kemudian Cardano kembali menguat. Dalam satu hari terakhir ADA naik 1,48 persen dan 0,20 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,5082 per koin.
Adapun Solana (SOL) pagi ini harus terkoreksi. Sepanjang satu hari terakhir SOL turun 4,65 persen dan 0,52 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 39,32 per koin.
XRP sayangnya masih melemah pagi ini. XRP turun 0,33 persen dalam 24 jam terakhir. Namun masih menguat 4,45 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3737 per koin.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini kompak menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat keduanya masih berada di level USD 1,00.
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,1 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih bertahan di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam terakhir masih berada di level USD 1 triliun.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bitcoin Kembali Diperdagangkan di Bawah Rp 342,4 Juta
Sebelumnya, harga Bitcoin (BTC) kembali turun di bawah USD 23.000 (Rp 342,4 juta), tepatnya di kisaran USD 22.848 atau sekitar Rp 340,1 juta. Meskipun sempat menguat tipis, Bitcoin secara keseluruhan turun untuk hari kelima berturut-turut.
Pejabat tinggi Federal Reserve pada Selasa, 2 Agustus 2022 mengulangi rencana untuk terus menaikkan suku bunga lebih tinggi untuk menekan inflasi yang melonjak, dan komentar tersebut terbukti mendorong harga bitcoin dan aset berisiko lainnya bergerak lebih rendah.
Penurunan bitcoin dan cryptocurrency lainnya meniru gerakan serupa di pasar global. Spekulasi meningkat pekan lalu, di mana The Fed akan mengurangi kebijakan untuk melawan inflasi setelah sebuah laporan menunjukkan ekonomi telah berkontraksi untuk kuartal kedua berturut-turut, dipandang oleh banyak trader sebagai tanda resesi.
Faktor lain di pasar kripto adalah laporan kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada Selasa. Beberapa trader khawatir perjalanan itu dapat meningkatkan ketegangan antara China dan AS dan memiliki efek negatif pada pasar global.
Meskipun begitu, kepala pasar di Quantfury, Daniel Muvdi deretan faktor tersebut tak akan sepenuhnya berpengaruh pada pasar kripto.
“Ini akan membawa beberapa ketegangan di pasar tetapi saya tidak percaya pasar itu sendiri akan bereaksi terlalu kuat,” ujar Muvdi dikutip dari CoinDesk, Rabu (3/8/2022).
Di sisi lain, pada perdagangan Rabu (3/8/2022) siang mayoritas kripto teratas kembali terjebak di zona merah mengikuti jejak Bitcoin yang melemah.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Survei: 54 Persen Investor Kripto Tak Jual Aset Selama Harga Anjlok
Sebelumnya, menurut sebuah laporan baru yang diterbitkan oleh platform penelitian intelijen konsumen CivicScience, sekitar 54 persen investor belum menjual cryptocurrency mereka selama beberapa bulan terakhir.
Dilansir dari UToday, Rabu (3/8/2022), adapun survei ini dilakukan terhadap lebih dari 1.000 pengunjung situs CivicScience yang dimulai pada 25 Juli hingga 26 Juli 2022. Namun, seperempat atau sekitar 26 persen investor cryptocurrency menjual hampir semua kepemilikan mereka. Kemudian 20 persen responden hanya menjual sejumlah kecil kripto.
Tidak mengherankan, ada korelasi langsung antara pendapatan seseorang dan kemampuan seseorang untuk memegang simpanan cryptocurrency.
Para investor yang berpenghasilan lebih dari USD 150.000 atau sekitar Rp 2,2 miliar per tahun biasanya memiliki tingkat keyakinan yang tinggi, dengan sekitar 70 persen dari mereka tidak menjual apapun selama beberapa bulan terakhir.
Sebaliknya, mayoritas dari mereka yang pendapatan tahunannya di bawah USD 50.000 memang menjual semua atau setidaknya sebagian dari kepemilikan mereka. Adapun menurut laporan CivicScience, 20 persen dari populasi umum telah berinvestasi dalam cryptocurrency.
Investor Hindari Risiko
Persentase mereka yang mengklaim volatilitas cryptocurrency memengaruhi keinginan mereka untuk berinvestasi dalam aset digital, seperti Bitcoin, Dogecoin, dan Ethereum, telah tumbuh dari 54 persen pada Januari menjadi 58 persen pada Juli.
Ini menunjukkan kecelakaan baru-baru ini membuat cryptocurrency secara signifikan kurang menarik bagi investor yang menghindari risiko. Hanya seperlima investor percaya kripto belum mencapai puncak popularitasnya, yang sekali lagi ini menegaskan pasar sedang berada di pasar beruang.
Alasan utama mengapa investor ragu-ragu untuk mendapatkan eksposur ke kripto adalah kurangnya legitimasi yang dirasakan, menurut 30 persen responden. Responden juga enggan mencelupkan jarinya ke dalam kripto karena tidak memahaminya. Beberapa juga khawatir tentang volatilitas ekstremnya.
Advertisement