Liputan6.com, Jakarta - Investasi global di perusahaan cryptocurrency menjadi USD 14,2 miliar atau sekitar Rp 212,05 triliun (asumsi kurs Rp 14.933 per doalrAS) pada semester I 2022 dari rekor USD 32,1 miliar atau Rp 479,26 triliun pada tahun lalu.
Perlambatan investasi diperkirakan terus berlanjut, menurut laporan baru dari audit global dan perusahaan konsultan KPMG.
Baca Juga
“Meskipun ruang kripto runtuh secara signifikan sejak pertengahan kuartal I 2022 karena konflik Rusia-Ukraina yang tidak terduga, meningkatnya inflasi dan tantangan yang dialami oleh ekosistem kripto Terra, investasi pada pertengahan tahun tetap jauh di atas semua tahun sebelum 2021,” catat KPMG dalam laporannya dikutip dari yahoo finance, Rabu (7/9/2022).
Advertisement
Dalam catatan tersebut, ini menyoroti semakin matangnya ruang dan luasnya teknologi dan solusi yang menarik investasi.
Kesepakatan teratas di paruh pertama tahun ini adalah investor modal ventura menempatkan USD 550 juta atau Rp 8,19 triliun di perusahaan penyimpanan kripto Fireblocks, USD 450 juta atau Rp 6,7 triliun di pembangun infrastruktur Ethereum ConsenSy dan USD 400 juta atau Rp 5,96 triliun ke pertukaran kripto FTX.
Pada semester II 2022, KPMG mengharapkan investor untuk beralih dari perusahaan yang menawarkan koin dan token non-fungible (NFT) serta menuju proyek infrastruktur blockchain, terutama yang melibatkan penggunaan blockchain dalam memperbarui teknologi keuangan.
Sementara itu, perusahaan melihat fokus yang berkembang pada kepatuhan dan produk terkait keterlacakan transaksi dan peningkatan minat perusahaan pada stablecoin sebagai jalur berisiko rendah untuk investasi di kripto.
KPMG memperkirakan bahwa perusahaan kripto yang dikelola dengan baik dengan risiko yang sehat dan strategi manajemen biaya akan bertahan dari penurunan.
Sementara ketahanan perusahaan kripto lainnya akan diuji dengan sangat keras karena beberapa melihat untuk rekapitalisasi pada penilaian yang lebih rendah.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Pasar Kripto Lesu, Investor Pilih Ethereum Ketimbang Bitcoin
Sebelumnya, pergerakan pasar kripto pada Selasa (6/9/2022) terpantau bervariasi. Bitcoin masih berada di bawah USD 20.000, tepatnya di kisaran USD 19.774 atau setara Rp 294,4 juta untuk hari kesembilan berturut-turut. Sementara, Ethereum berlawan arah dengan BTC dengan melonjak hampir lebih 4 persen.
Trader Tokocrypto, Nathan Alexander menyebut, perdagangan aset kripto terbilang datar dan cenderung sepi. Hal ini disebabkan oleh libur panjang di Amerika Serikat yang sedang memperingati Hari Buruh. Alhasil tidak ada aksi transaksi yang signifikan di pasar kripto sejak awal pekan lalu.
Sementara itu, harga Ethereum melesat karena dikaitkan dengan rencana The Merge yang semakin dekat. Apalagi lagi pada tanggal 6 September ini, akan dilakukan Bellatrix upgrade, yang merupakan uji coba yang terakhir sebelum The Merge Ethereum yang akan datang. Hal ini disambut baik investor dengan melakukan akumulasi ETH.
"Harga ETH sedang ditargetkan menuju level resistance di level USD 1.911. Jika harga ETH berhasil breakout, maka target selanjutnya berada di level USD 2.230 hinga USD 2.548,” ujar Nathan dalam analisis pasar yang diterima Liputan6.com, Selasa (6/9/2022).
Selain ETH, Ethereum Classic (ETC) juga sukses melesat 25,85 persen dalam 24 jam terakhir. Hal ini terjadi setelah BTC.com, platform blockchain explorer dan pool penambangan kripto, meluncurkan pool khusus bagi ETC berbiaya gratis untuk tiga bulan ke depan.
Advertisement
Terra Menarik Perhatian
Kemudian, duo koin jaringan Terra, Terra Classic (LUNC) dan Terra (LUNA), sukses menarik perhatian setelah nilai keduanya meroket masing-masing 57,94 persen dan 8,21 persen dalam sehari terakhir. Nilai keduanya lompat setelah terus dihujani kabar baik dalam sebulan belakangan.
"Setelah mengaktivasi fitur staking di jaringannya pada akhir bulan lalu, LUNC dikabarkan bisa burn keping-keping tokennya di platform Binance dan Kucoin pada Senin,” jelas Nathan.
Jika aktivitas ini benar-benar terjadi, maka suplai LUNC di pasaran diramal menyusut 1,2 persen. Sesuai hukum ekonomi, penurunan suplai tentu akan berdampak baik bagi harga satu aset kripto.
Sementara analisis teknikal pergerakan Bitcoin, kini major support BTC berada pada level USD 17.614 yang merupakan titik penurunan terendah Bitcoin pada 2022 yang terjadi pada 13 Juni.
"Jika terjadi breakdown, kemungkinan penurunan Bitcoin akan berlanjut dengan tahanan selanjutnya berada pada level USD 15.549,” pungkas Nathan.
10 Ribu Bitcoin yang Disimpan Selama 7 Tahun Kembali Diperdagangkan, Ada Apa?
Sebelumnya, sebuah data blockchain yang tidak biasa menunjukkan blok besar Bitcoin senilai lebih dari USD 200 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun bergerak untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun. Hal ini membuat para analis kripto kebingungan dan mencari tahu kejadian ini lebih dalam.
Pada 28 Agustus 2022, menurut sebuah posting dari platform analisis data kripto CryptoQuant, ada 5.000 BTC yang tidak bergerak selama setidaknya tujuh tahun telah ditransaksikan. Keesokan harinya, pelacak data LookIntoBitcoin menunjukkan ada 5.000 BTC lainnya telah ditransfer.
Analis mengatakan data transaksi tidak cukup untuk menarik kesimpulan besar dan tidak ada bukti kuat tentang mengapa koin dipindahkan. Ada kemungkinan pemegang jangka panjang ingin keluar dari pasar, bahkan dengan harga bitcoin sekitar USD 20.000, yang jauh dari harga tertinggi sepanjang masa hampir USD 69.000.
Beberapa analis lain berpikir pemindahan jumlah Bitcoin besar ini karena pemegangnya hanya ingin melakukan beberapa perubahan administratif pada status akun.
“Ini jelas bukan tanda bullish. Sulit untuk mengatakan apa dampaknya,” ujar pihak CryptoQuant, dikutip dari CoinDesk, Senin (5/9/2022).
Advertisement
Selanjutnya
Insinyur data blockchain utama di Coin Metrics, Antoine Le Calvez juga memperhatikan transaksi tersebut. Dia menyatakan koin itu entah bagaimana terkait dengan pertukaran cryptocurrency Kraken.
“Dari yang paling mungkin hingga yang paling tidak mungkin, alamat penyimpanan dingin Kraken yang lama, kesepakatan OTC (over the counter) Kraken, pengguna Kraken,” katanya kepada CoinDesk melalui email.
Bukan pertama kalinya pergerakan bitcoin yang lama tidak aktif terjadi. Pada Mei 2020, pasar sempat diguncang oleh spekulasi pendiri Bitcoin Satoshi Nakamoto mungkin bergerak dalam sejumlah kecil cryptocurrency.
Dompet yang ditandai dengan Nakamoto yang tidak pernah diidentifikasi secara pasti diawasi dengan ketat oleh analis kripto. Timbunannya begitu besar sehingga jika dilikuidasi, jika likuidasi terjadi, harga bitcoin akan turun.
Ini bukan pertama kalinya tahun ini transaksi BTC besar yang lama tidak aktif terlihat. Posting CryptoQuant mengatakan lebih dari 10.000 BTC dipindahkan ketika harga BTC berada di USD 47.700 pada Maret, 2.800 BTC dipindahkan pada Mei, dan lebih dari 1.100 BTC dipindahkan di harga USD 23.000 per koin pada Juli.