Liputan6.com, Jakarta Meta, perusahaan media sosial yang berfokus pada metaverse, membantu universitas mendapatkan kampus realitas virtual mereka sendiri secara online.
Meta akan membuka 10 kampus virtual sebagai bagian dari proyek Pembelajaran Immersive, yang berupaya membawa pendidikan ke lingkungan realitas virtual.
Baca Juga
Dalam kemitraan dengan Victoryxr, startup pendidikan realitas virtual yang berbasis di Iowa, Meta akan menginvestasikan USD 150 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun dalam inisiatif ini.
Advertisement
Dari berbagai universitas, salah satunya adalah University of Maryland Global Campus (UMGC), yang merupakan universitas online. Lebih dari 45.000 mahasiswa universitas sekarang dapat bertemu di metaverse online untuk berkumpul dan berbagi pengalaman mereka.
Ketua departemen teknologi informasi di UMGC, Daniel Mintz mengatakan belum pernah memiliki kampus sebelumnya, dan sekarang telah memiliki kampus pertama secara virtual.
Sebagai bagian dari rencana ini, universitas akan menawarkan lima program studi di kampus metaverse yang akan datang tanpa biaya tambahan jika dibandingkan dengan program non-imersif.
Institusi lain juga akan menjadi bagian dari proyek ini: University of Kansas School of Nursing, New Mexico State University, South Dakota State University, Florida A&M University, West Virginia University, Southwestern Oregon Community College, California State University, Dominguez Hills, dan Alabama Universitas A&M.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Keterlibatan META
Meta mendonasikan headset Meta Quest-nya ke organisasi-organisasi ini agar siswa dapat disertakan dalam kursus. Salah satu tujuan proyek Immersive Learning Meta adalah untuk meningkatkan akses siswa ke teknologi ini dengan bermitra dengan organisasi dan universitas.
Bagian dari investasi USD 150 juta yang dibuat Meta berfungsi untuk mengirimkan headset dalam kemitraan dengan Victoryxr, perusahaan yang merancang kampus metaverse.
Meta juga telah membantu universitas membayar desain dan konstruksi ruang-ruang ini, yang dapat menelan biaya USD 50 ribu untuk kampus lima sampai tujuh bangunan.
Pendiri Victoryxr, Steve Grubbs mengatakan, pendidikan adalah kasus penggunaan yang menarik untuk metaverse.
“Meta Immersive Learning akan membantu pembuat konten di seluruh dunia memperoleh keterampilan untuk metaverse dan menciptakan pengalaman yang mendalam bagi pelajar,” ujar Grubbs dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (8/9/2022).
Poros Meta ke realitas virtual telah menyebabkan perusahaan alami kerugian cukup besar, karena divisi metaverse-nya, unit Reality Labs, melaporkan kerugian sebesar USD 2,8 miliar pada Q2 2022.
Perusahaan juga melakukan penerbitan obligasi pertamanya pada Agustus, menjual utang senilai USD 10 miliar untuk diinvestasikan dalam produk metaverse dan inisiatif lainnya.
Advertisement
META Rilis Akademi Pembelajaran Virtual di Indonesia
Sebelumnya, Meta meluncurkan Akademi Pembelajaran Virtual atau Meta Immersive Learning Academy (MILA). MILA merupakan program edukasi yang memfasilitasi kreator di bidang augmented reality dan virtual reality pada level pemula dan profesional untuk mengembangkan kemampuan mereka.
Akademi ini dijalankan melalui kerja sama Meta dengan Hacktiv8. Peluncuran MILA merupakan bagian dari rangkaian Digital Innovation Network (DIN) yang juga bagian dari Digital Economic Working Group (DEWG) pada pertemuan G20 di Bali.
Kurikulum pada akademi pembelajaran virtual ini mencakup pelatihan secara online dan tatap muka. Di mana, kurikulum tersebut dirancang untuk mendukung kreator pemula meningkatkan kemampuan augmented reality dan virtual reality mereka hingga mencapai tahap profesional.
Mengutip keterangan yang diterima Minggu (4/9/2022), kurikulum tersebut akan menampilkan kreator-kreator AR lokal yang bekerja sama dengan Meta untuk menyesuaikan seluruh bahan ajaran sesuai komunitas di Indonesia.
Sekadar informasi, di Asia Pasifik termasuk Indonesia, pertumbuhan kreator AR sangat pesat. Di mana, 5 dari 10 negara teratas banyak terdapat kreator AR Spark berada di Asia Pasifik.
Selain itu, 35 persen kreator Spark AR aktif tiap bulannya ada di Asia Pasifik. Untuk mendukung komunitas dan memungkinkan kreator memiliki kemampuan untuk menciptakan dan menghasilkan pengalaman interaksi AR yang dibutuhkan, akademi memberi kesempatan pada kreator konten AR untuk mempelajari berbagai kursus online dan pelatihan.
Kreator pun bisa memulai dan meluncurkan pengalaman interaksi AR menggunakan program Spark AR milik Meta.
Fondasi Menuju Metaverse
Manager Kebijakan Publik untuk Meta di Indonesia Nouldhy Valdryno mengatakan, Meta percaya, perlengkapan dan fitur yang dihadirkan, khususnya untuk Spark AR akan menjadi pondasi dan langkah awal masyarakat menuju metaverse.
"Saat ini kita masih tahap awal membangun metaverse, bagaimana kita menciptakan kerangka awal sama pentingnya dengan desain metaverse nantinya," kata Noudhy.
Untuk itu, penting bagi Meta untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai kreator, teknologi, dan pengembang baru.
Akademi akan mendukung komunitas Meta ke tahapan selanjutnya dan mempelajari berbagai kemampuan dan jadi bagian dari masa depan bersama.
Meta pun menggulirkan kurikulum Spark AR dan memberi pelatihan daring hingga 12 jam melalui platform Blueprint Meta.
Pembelajaran tersebut mencakup berbagai tingkatan kemampuan masing-masing kreator. Tiga bagian yang bisa dipelajari kreator antara lain:
- Quick Start: membantu kreator AR untuk memiliki berbagai kemampuan dasar untuk menciptakan efek-efek standar di Spark AR.
- AR Fundamentals: Dirancang untuk tenaga profesional yang ingin mempelajari prinsip dasar menciptakan desain untuk AR serta berbagai kemampuan praktis dalam membuat AR menggunakan Spark AR Studio.
Advertisement