Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Jumat (9/9/2022). Mayoritas kripto berhasil bertengger di zona hijau setelah sempat anjlok pada hari sebelumnya.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat (9/9/2022) pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) sayangnya harus melemah tipis yaitu 0,15 persen dalam 24 jam terakhir dan 3,88 persen sepekan..
Baca Juga
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 19.314 per koin atau setara Rp 287,6 juta (asumsi kurs Rp 14.894 per dolar AS).
Advertisement
Ethereum (ETH) juga turut melemah tipis pagi ini. Selama 24 jam terakhir, ETH turun 0,36 persen, tetapi masih melemah 2,81 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.631 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih bertengger di zona hijau. Dalam 24 jam terakhir BNB menguat 1,07 persen dan 1,08 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 280,93 per koin.
Kemudian Cardano masih menguat pagi ini. Dalam satu hari terakhir ADA menguat 0,27 persen dan 4,78 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4784 per koin.
Adapun Solana (SOL) masih bertahan di zona hijau sejak kemarin. Sepanjang satu hari terakhir SOL melesat 2,52 persen dan 6,49 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 33,52 per koin.
Begitupun XRP yang masih perkasa pagi ini. XRP menguat 1,12 persen dalam 24 jam terakhir dan 2,70 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3414 per koin.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,04 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi harganya masih bertahan di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam naik dari kisaran USD 979 miliar menjadi USD 981,1 miliar.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Beri Keuntungan Beragam pada Pekan Pertama September 2022
Sebelumnya, pergerakan pasar aset kripto pada pekan pertama September 2022 cukup bervariasi. Sejumlah aset kripto, khususnya jajaran teratas tak bisa mempertahankan penguatan dalam waktu lama, begitupun dengan penurunan.
Dilansir dari Coinmarketcap, Kamis, 8 September 2022 mayoritas kripto jajaran teratas berada di zona hijau, dengan Bitcoin alami penguatan 2,11 persen dalam 24 jam terakhir. Bitcoin kini diperdagangkan di kisaran USD 19.191atau sekitar Rp 285,7 juta.
Mengenai pergerakan pasar kripto dan Bitcoin keseluruhan pada pekan pertama September 2022, Country Manager, Luno Indonesia, Jay Jayawijayaningtiyas mengatakan September ini, pasar kripto sedang menunjukan return yang bervariasi yaitu Large Caps naik 1 persen, Small Caps 2 persen, dan Mid Caps 7 persen.
Sedangkan untuk pergerakan Bitcoin, Jay menjelaskan BTC mengalami fluktuasi harga di rentang yang sempit.
“Harga Bitcoin mengalami fluktuasi di rentang harga yang sempit, yakni USD 18,000 hingga USD 23,000 (sekitar Rp 268 juta hingga Rp 343 juta), dan saat ini sedang menguji level support yang lebih rendah di sekitar USD 18,000 (sekitar Rp 268 juta),” ujar Jay dalam keterangan tertulis, Kamis (8/9/2022).
Jay menambahkan, menjelang Ethereum Merge yang diperkirakan akan terjadi tanggal 13 - 15 September, kinerja tahunan Ethereum terpantau berhasil mengungguli Bitcoin di pekan ini.
Advertisement
Pasar Kripto Anjlok, Bitcoin Turun ke Posisi Terendah dalam Dua Bulan
Sebelumnya, pergerakan aset kripto pada Rabu (7/9/2022) pagi tampak tak berdaya di zona merah. Sejak awal pekan ini, gerak kripto tergolong sideways dengan volume transaksi yang terpantau belum terlalu besar.
Melansir situs Coinmarketcap pada Rabu, 7 September 2022 dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap kompak kumpul ke zona merah dalam 24 jam terakhir. Nilai Bitcoin (BTC), misalnya turun 5,57 persen ke USD 18.711 atau sekitar Rp 279,2 juta per keping dan turun 8,27 persen selama seminggu terakhir. Pelemahan ini membuat Bitcoin turun ke harga terendah dalam dua bulan terakhir.
Sementara, Ethereum (ETH) yang sempat naik karena isu The Merge juga tak berdaya, turun 8,64 persen ke USD 1.502 di waktu yang sama dan anjlok 6,39 persen sepekan terakhir. Cardano (ADA), Dogecoin (DOGE) dan Polkadot alami penurunan harga yang cukup tinggi lebih dari 7 persen di waktu yang sama.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan, market kripto saat ini sedang terjadi koreksi tiba-tiba dan sedikit brutal. Dari data Coinmarketcap, menunjukkan harga Bitcoin jatuh dari USD 19.780 menjadi USD 19.037 hanya dalam 50 menit.
"Kemudian, pergerakan Bitcoin untuk mencegah penurunan lebih lanjut ke bawah USD 19.000 gagal dilakukan. Harga BTC yang gagal menembus zona resistance-nya di level USD 20.000 berulang-ulang kali membuat tumbang market kripto secara keseluruhan,” kata Afid, dalam analisis pasar hariannya, yang diterima Liputan6.com, Rabu (7/9/2022).
Hal ini membuat investor yang membaca situasi tersebut, memilih melakukan aksi jual ketimbang akumulasi.
JP Morgan Sarankan Investor Pilih Saham dan Tinggalkan Kripto
Sebelumnya, Kepala strategi global JPMorgan Asset Management, David Kelly telah menyarankan investor untuk fokus pada penilaian, berinvestasi dalam nilai saham, menjual kripto, dan menghindari bitcoin.
Hal ini karena Federal Reserve berpotensi untuk memperketat kebijakan moneter demi menjinakan inflasi yang kian meninggi.
Memperingatkan lebih banyak volatilitas di masa depan, Kelly menekankan investor harus fokus pada permainan dan penilaian defensif daripada arah jangka pendek, seperti berinvestasi dalam nilai saham, obligasi jangka panjang, dan alternatif yang menghasilkan pendapatan.
Merekomendasikan agar investor menjual kripto sambil menghindari saham teknologi besar dan bitcoin, ahli strategi menyarankan:
“Pastikan Anda kelebihan nilai AS dan internasional, serta saham dengan rasio harga terhadap pendapatan yang relatif rendah,” ujar Kelly dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (8/9/2022).
Mengutip risiko resesi yang tinggi, Kelly mengatakan ekonomi akan "terasa lebih normal" pada akhir tahun depan. Namun, dia memperingatkan pertanyaan sebenarnya adalah “seberapa besar kerusakan yang ingin ditimbulkan oleh Fed terhadap ekonomi ini?”
Di sisi lain, CEO JPMorgan Jamie Dimon memperingatkan awal bulan ini "sesuatu yang lebih buruk" daripada resesi bisa datang. Pada Juni, dia mengatakan badai ekonomi yang akan datang, menasihati investor untuk menguatkan diri.
Minggu ini, Goldman Sachs mendesak investor untuk membeli komoditas dan mengkhawatirkan resesi nanti. Analis Goldman menekankan ekuitas bisa menderita karena inflasi tetap tinggi dan Fed lebih mungkin untuk mengejutkan di sisi hawkish.
Advertisement