Liputan6.com, Jakarta - Lonjakan harga bitcoin terjadi tiba-tiba pada Jumat, 9 September 2022. Bahkan harga bitcoin catat kenaikan harian terbesar dalam enam bulan.
Harga bitcoin reli lebih dari 10 persen ke level USD 21.000 atau sekitar Rp 311,48 juta (asumsi kurs Rp 14.832 per dolar AS). Reli tersebut terbesar dalam enam bulan. BTC pun diperdagangkan di posisi USD 21.180 pada 15.08 ET. Baru-baru ini pada Selasa, 6 September 2022, harga bitcoin sempat turun ke posisi USD 18.500 atau sekitar Rp 274,40 juta.
Baca Juga
"Jika pembeli melanjutkan dengan sentimen yang sama, bahkan area USD 22.400-USD 23.000 dapat dicapai,” ujar Analis Conotoxia, Daniel Kostecki seperti dikutip dari Coindesk, Minggu (11/9/2022).
Advertisement
Indeks Coindeks yang mengukur kinerja dari 148 aset digital naik 5,8 persen membantu dorong kapitalisasi pasar industri secara keseluruhan melewati USD 1 triliun. Managing Partner Blockchain Solutions Provider Storm Partners, Sheraz Ahmed mengatakan, langkah ini dapat dilihat sebagai bagian dari realisasi yang lebih besar dari pasar aset digital yang undervalued.
Ahmed menuturkan, sejumlah faktor yang dorong kenaikan harga yakni kenaikan suku bunga bank sentral Eropa dan FTX Ventures membeli 30 persen saham di SkyBridge Capital milik Anthony Scaramucci.
Adapun lonjakan harga bitcoin masih menarik perhatian industri mengenai reaksi mendadak ini dapat dilihat sebagai hal yang positif dalam jangka panjang. "Investor mungkin menjualnya kapan saja,” kata Kostecki.
Harga bitcoin naik 7,1 persen dalam sebulan terakhir, tetapi masih turun 10,1 persen selama 30 hari terakhir karena volatilitas tinggi selama musim panas.
CEO BitBull Capital, Joe DiPasquale menuturkan, gerak harga bitcoin pada Jumat, 9 September 2022 menguat secara teknikal, seiring tidak banyak berubah secara makro ekonomi.
"Kami tidak mengharapkan perubahan tren jangka panjang saat ini, dan berharap untuk akumulasi lebih lanjut di sekitar dan di bawah USD 20.000 untuk BTC,” kata dia.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Kripto Minggu 11 September 2022
Sebelumnya, harga kripto jajaran teratas termasuk bitcoin masih berada di zona hijau memasuki akhir pekan, Minggu (11/9/2022). Mayoritas harga kripto jajaran teratas lainnya menguat.
Berdasarkan data Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, bitcoin (BTC) melambung 0,97 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga bitcoin melambung 8,6 persen. Saat ini, harga bitcoin berada di posisi USD 21.504,30 atau sekitar Rp 318,96 juta (asumsi kurs Rp 14.832 per dolar AS).
Harga ethereum (ETH) juga berada di zona hijau pada Minggu pagi ini. Harga ethereum naik 1,55 persen salaam 24 jam terakhir. Dalam sepekan, harga ethereum melambung 13,45 persen. Kini, harga ethereum berada di posisi USD 1.763,74 atau sekitar Rp 26,14 juta.
Kripto selanjutnya, binance coin (BNB) bergerak di zona hijau. Harga BNB bertambah 0,31 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga BNB naik 6,05 persen. Saat ini, harga BNB berada di posisi USD 295,44.
Harga XRP melemah terbatas dalam 24 jam terakhir. Harga XRP susut 0,40 persen. Dalam sepekan, harga XRP melonjak 7,43 persen. Kini, harga XRP berada di posisi USD 0,3558.
Kemudian harga cardano (ADA) turun 1,88 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga cardano menguat 4,94 persen. Saat ini, harga cardano berada di posisi USD 0,5124.
Advertisement
Harga Kripto Lainnya
Harga solana (SOL) menguat 0,43 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga solana melonjak 11,63 persen. Kini, harga solana berada di posisi USD 35,11.
Lalu harga polkadot (DOT) merosot 0,44 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga polkadot naik 5,77 persen. Saat ini, harga polkadot berada di posisi USD 7,75.
Stablecoin seperti tether (USDT) melemah tipis 0,01 persen dalam 24 jam terakhir. Saat ini, harga tether bertambah 0,02 persen. Kini, harga tether berada di posisi USD 1,00.
Harga USD Coin berada di zona hijau dalam 24 jam terakhir. Harga USDC melemah tipis 0,01 persen. Saat ini, harga USD Coin berada di posisi USD 0,9999.
Selain itu, harga binance USD (BUSD) menguat 0,02 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga BUSD melemah terbatas 0,01 persen. Kini, harga binance USD berada di posisi USD 1,00.
MicroStrategy Bakal Jual Saham Rp 7,4 Triliun untuk Beli Bitcoin
Sebelumnya, perusahaan pengembang perangkat lunak yang telah menjadi perusahaan bitcoin (BTC), MicroStrategy (MSTR), berencana untuk menjual hingga USD 500 juta atau sekitar Rp 7,4 triliun saham untuk mendanai lebih banyak pembelian cryptocurrency.
Dilansir dari CoinDesk, Sabtu (10/9/2022), pengajuan pada Jumat kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS mengungkapkan penawaran saham, yang akan dilakukan untuk tujuan perusahaan umum, termasuk pembelian bitcoin.
Hal ini menjadi sorotan karena tanda nyata pertama dari pendiri MSTR, Michael Saylor, yang baru-baru ini mengundurkan diri sebagai CEO untuk menjadi ketua eksekutif dan fokus membeli bitcoin.
Saylor benar-benar tidak mundur dari rencananya yang berani untuk mengubah MicroStrategy menjadi perusahaan yang memiliki cadangan kripto besar.
Sejak 2020, dia menggunakan uang yang dikumpulkan dari penawaran saham dan obligasi untuk membeli sekitar 130.000 bitcoin, senilai lebih dari USD 2 miliar.
Meskipun begitu, hal ini berdampak cukup buruk bagi perusahaan MicroStrategy, yang harganya menjadi sangat terikat dengan harga bitcoin, mengakibatkan kerugian USD 1,2 miliar karena penurunan bitcoin tahun ini.
Tetapi saham MSTR sendiri melonjak 12 persen pada Jumat (9/9/2022) karena bitcoin melonjak hampir 10 persen. Namun, saham kembali turun sekitar 1,5 persen dalam perdagangan setelah jam kerja setelah pengumuman penawaran saham, yang akan melemahkan nilai saham yang ada.
Cowen dan BTIG, dua bank investasi paling terkemuka yang mencakup saham terkait kripto, memimpin penawaran saham MSTR. Rencana dari Saylor ini muncul di tengah kasus Saylor dan MicroStrategy baru-baru ini dituntut oleh District of Columbia karena diduga menghindari pajak atas penghasilan Saylor di distrik tersebut.
Advertisement