Liputan6.com, Jakarta - Bank terbesar di Asia Tenggara, DBS, pada Jumat mengumumkan kemitraan dengan The Sandbox, sebuah dunia virtual di mana para pemain dapat membangun, memiliki, dan memonetisasi pengalaman bermain game mereka di blockchain Ethereum.
Tujuan dari kemitraan ini adalah untuk menciptakan DBS Better World, sebuah pengalaman metaverse interaktif yang menunjukkan pentingnya membangun dunia yang lebih baik, lebih berkelanjutan, dan mengundang orang lain untuk ikut bersama.
“Kemitraan ini menjadikan DBS sebagai perusahaan Singapura pertama yang menjalin kemitraan dengan The Sandbox dan bank pertama di Singapura yang terjun ke metaverse,” isi pengumuman perusahaan dikutip dari Bitcoin.com, Senin (12/9/2022).
Advertisement
Di bawah kemitraan ini, DBS akan mengakuisisi sebidang tanah 3×3 unit real estate virtual di metaverse The Sandbox yang akan dikembangkan dengan elemen imersif.
CEO DBS Hong Kong, Sebastian Paredes mengatakan metaverse menghadirkan peluang menarik untuk mendefinisikan kembali bagaimana kehidupan, bekerja, dan terlibat satu sama lain.
“Kami telah membuat kaki kami basah di ruang ini, dan teknolog muda kami sendiri telah diberi kebebasan untuk mengembangkan konsep eksperimental di metaverse,” ujar Sebastian.
Teknologi metaverse, meskipun masih berkembang, juga dapat secara mendasar mengubah cara bank berinteraksi dengan pelanggan dan komunitas.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Adopsi Kripto DBS
Adopsi Kripto DBS
DBS mengatakan bulan lalu volume perdagangan kripto pada pertukaran aset digitalnya telah melonjak.
“Investor yang percaya pada prospek jangka panjang aset digital condong ke platform tepercaya dan teregulasi untuk mengakses pasar aset digital,” bank menjelaskan.
Prospek Metaverse
Bank dan perusahaan investasi lain mulai banyak menjajaki diri di metaverse termasuk Standard Chartered Bank, JPMorgan, dan Fidelity Investments.
Pada Agustus, analis Bank of England mengatakan aset kripto dapat memiliki peran penting dalam metaverse. Awal tahun ini, Goldman Sachs mengatakan metaverse bisa menjadi peluang senilai USD 8 triliun.
Sedangkan perusahaan, McKinsey & Company memperkirakan metaverse akan menghasilkan USD 5 triliun pada 2030. Sementara itu, Citibank telah memperkirakan ekonomi metaverse dapat tumbuh antara USD 8 triliun hingga USD 13 triliun pada 2030.
Advertisement
Meta Bakal Buka 10 Kampus Virtual di Metaverse
Sebelumnya, Meta, perusahaan media sosial yang berfokus pada metaverse, membantu universitas mendapatkan kampus realitas virtual mereka sendiri secara online.
Meta akan membuka 10 kampus virtual sebagai bagian dari proyek Pembelajaran Immersive, yang berupaya membawa pendidikan ke lingkungan realitas virtual.
Dalam kemitraan dengan Victoryxr, startup pendidikan realitas virtual yang berbasis di Iowa, Meta akan menginvestasikan USD 150 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun dalam inisiatif ini.
Dari berbagai universitas, salah satunya adalah University of Maryland Global Campus (UMGC), yang merupakan universitas online. Lebih dari 45.000 mahasiswa universitas sekarang dapat bertemu di metaverse online untuk berkumpul dan berbagi pengalaman mereka.
Ketua departemen teknologi informasi di UMGC, Daniel Mintz mengatakan belum pernah memiliki kampus sebelumnya, dan sekarang telah memiliki kampus pertama secara virtual.
Sebagai bagian dari rencana ini, universitas akan menawarkan lima program studi di kampus metaverse yang akan datang tanpa biaya tambahan jika dibandingkan dengan program non-imersif.
Institusi lain juga akan menjadi bagian dari proyek ini: University of Kansas School of Nursing, New Mexico State University, South Dakota State University, Florida A&M University, West Virginia University, Southwestern Oregon Community College, California State University, Dominguez Hills, dan Alabama Universitas A&M.
Keterlibatan Meta
Meta mendonasikan headset Meta Quest-nya ke organisasi-organisasi ini agar siswa dapat disertakan dalam kursus. Salah satu tujuan proyek Immersive Learning Meta adalah untuk meningkatkan akses siswa ke teknologi ini dengan bermitra dengan organisasi dan universitas.
Bagian dari investasi USD 150 juta yang dibuat Meta berfungsi untuk mengirimkan headset dalam kemitraan dengan Victoryxr, perusahaan yang merancang kampus metaverse.
Meta juga telah membantu universitas membayar desain dan konstruksi ruang-ruang ini, yang dapat menelan biaya USD 50 ribu untuk kampus lima sampai tujuh bangunan.
Pendiri Victoryxr, Steve Grubbs mengatakan, pendidikan adalah kasus penggunaan yang menarik untuk metaverse.
“Meta Immersive Learning akan membantu pembuat konten di seluruh dunia memperoleh keterampilan untuk metaverse dan menciptakan pengalaman yang mendalam bagi pelajar,” ujar Grubbs dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (8/9/2022).
Poros Meta ke realitas virtual telah menyebabkan perusahaan alami kerugian cukup besar, karena divisi metaverse-nya, unit Reality Labs, melaporkan kerugian sebesar USD 2,8 miliar pada Q2 2022.
Perusahaan juga melakukan penerbitan obligasi pertamanya pada Agustus, menjual utang senilai USD 10 miliar untuk diinvestasikan dalam produk metaverse dan inisiatif lainnya.
Advertisement