Liputan6.com, Jakarta - Bank terbesar di Asia Tenggara, DBS, telah meluncurkan perdagangan cryptocurrency mandiri melalui aplikasinya. Bagi pelanggan yang memenuhi syarat, dapat mengakses pertukaran aset digital bank dan memperdagangkan mata uang kripto, termasuk Bitcoin dan Ethereum.
Pada Jumat, 23 September 2022, pihak bank mengumumkan peluncuran pertukaran digital yang diberi nama DBS Digital Exchange (Ddex). Pertukaran aset digital DBS saat ini mendukung perdagangan empat mata uang kripto yaitu bitcoin, bitcoin cash, ether, dan XRP.
Sebelumnya, perdagangan kripto di bursa terbatas DBS hanya ditujukan pada investor korporat dan institusional, kantor keluarga, dan klien manajemen kekayaan pribadi bank.
Advertisement
“Sebagai permulaan, diperkirakan 100.000 investor di Singapura memenuhi kriteria ini, dan memenuhi syarat untuk mengakses layanan yang ditawarkan oleh ekosistem aset digital DBS,’ ujar pihak bank dalam sebuah pengumuman, dikutip dari Bitcoin.com, Senin (26/9/2022).
Seorang eksekutif di Consumer Banking and Wealth Management DBS, Sim S. Lim berpendapat, memperluas akses ke Ddex adalah langkah lain dalam upaya bank memperluas jangkauan investor.
“Ini adalah langkah lain dalam upaya kami untuk menyediakan investor canggih yang ingin mencelupkan kaki mereka ke dalam cryptocurrency dengan cara yang mulus dan aman untuk melakukannya,” jelas Lim.
Pada Agustus, DBS mengatakan volume perdagangan di bursa aset digitalnya melonjak. Investor yang percaya pada prospek jangka panjang aset digital condong ke platform tepercaya dan teregulasi untuk mengakses pasar aset digital. Bank juga baru-baru ini memasuki metaverse dengan bermitra dengan The Sandbox.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Gandeng The SandBox, Bank DBS Jajaki Metaverse
Sebelumnya, bank terbesar di Asia Tenggara, DBS, pada Jumat mengumumkan kemitraan dengan The Sandbox, sebuah dunia virtual di mana para pemain dapat membangun, memiliki, dan memonetisasi pengalaman bermain game mereka di blockchain Ethereum.
Tujuan dari kemitraan ini adalah untuk menciptakan DBS Better World, sebuah pengalaman metaverse interaktif yang menunjukkan pentingnya membangun dunia yang lebih baik, lebih berkelanjutan, dan mengundang orang lain untuk ikut bersama.
“Kemitraan ini menjadikan DBS sebagai perusahaan Singapura pertama yang menjalin kemitraan dengan The Sandbox dan bank pertama di Singapura yang terjun ke metaverse,” isi pengumuman perusahaan dikutip dari Bitcoin.com, Senin (12/9/2022).
Di bawah kemitraan ini, DBS akan mengakuisisi sebidang tanah 3×3 unit real estate virtual di metaverse The Sandbox yang akan dikembangkan dengan elemen imersif.
CEO DBS Hong Kong, Sebastian Paredes mengatakan metaverse menghadirkan peluang menarik untuk mendefinisikan kembali bagaimana kehidupan, bekerja, dan terlibat satu sama lain.
“Kami telah membuat kaki kami basah di ruang ini, dan teknolog muda kami sendiri telah diberi kebebasan untuk mengembangkan konsep eksperimental di metaverse,” ujar Sebastian.
Teknologi metaverse, meskipun masih berkembang, juga dapat secara mendasar mengubah cara bank berinteraksi dengan pelanggan dan komunitas.
Advertisement
Adopsi Kripto DBS
Adopsi Kripto DBS
DBS mengatakan bulan lalu volume perdagangan kripto pada pertukaran aset digitalnya telah melonjak.
“Investor yang percaya pada prospek jangka panjang aset digital condong ke platform tepercaya dan teregulasi untuk mengakses pasar aset digital,” bank menjelaskan.
Prospek Metaverse
Bank dan perusahaan investasi lain mulai banyak menjajaki diri di metaverse termasuk Standard Chartered Bank, JPMorgan, dan Fidelity Investments.
Pada Agustus, analis Bank of England mengatakan aset kripto dapat memiliki peran penting dalam metaverse. Awal tahun ini, Goldman Sachs mengatakan metaverse bisa menjadi peluang senilai USD 8 triliun.
Sedangkan perusahaan, McKinsey & Company memperkirakan metaverse akan menghasilkan USD 5 triliun pada 2030. Sementara itu, Citibank telah memperkirakan ekonomi metaverse dapat tumbuh antara USD 8 triliun hingga USD 13 triliun pada 2030.