Sukses

Deretan Kripto Ini Berpotensi Menguat Sepanjang Pekan Kedua Oktober 2022

Berikut deretan kripto yang diprediksi menguat sepanjang pekan kedua Oktober 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Performa pasar kripto tengah pekan ini, tampak bervariasi. Sejumlah kripto big cap terpantau masuk zona hijau, tetapi rentan untuk kembali ke zona merah. 

Melansir situs Coinmarketcap, Jumat (14/10/2022), mayoritas 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap berada di zona hijau dalam 24 jam terakhir. Seperti, nilai Bitcoin (BTC) melonjak 2,95 persen ke USD 19.689 (Rp 303 juta) per keping.

Harga Bitcoin kembali rebound setelah sempat melemah ke level terendah sejak Oktober 2022 setelah rilis data inflasi AS.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan market kripto saat ini sedang bergerak fluktuatif dengan kenaikan tipis. Ini disebabkan lantaran investor khawatir dengan pandangan hawkish terbaru The Fed.

"Tingkat inflasi yang tinggi dapat menyebabkan investor untuk berinvestasi lebih banyak dalam uang fiat, sehingga menjauh dari market. Sehingga, wajar saja jika investor memilih bersikap wait and see selama dua hari terakhir," ucap Afid, dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat, 14 Oktober 2022.

Dalam kondisi pasar seperti ini, Afid menyebut ada beberapa aset kripto yang berpotensi menguat sepanjang pekan kedua Oktober 2022. Adapun deretannya sebagai berikut.

1. TerraClassicUSD (USTC)

TerraClassicUSD (USTC) menjadi kripto pembuka dalam daftar aset kripto bullish pada pekan ini. Afid menjelaskan USTC melonjak sebagai respons terhadap proposal re-peg baru oleh pengembang inti LUNC.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 5 halaman

Kripto yang Berpotensi Menguat

 

Afid melihat ke depan, mengikuti proposal re-peg USTC oleh pengembang inti Terra Classic, Tobias Andersen AKA Zaradar, telah melihat kenaikan harga kripto tersebut sampai dua digit persentase.

2. Dogecoin (DOGE)

Kripto DOGE diproyeksi akan meningkat nilainya akibat dorongan isu dari Elon Musk yang dikabarkan jadi membeli Twitter seharga US$ 44 miliar atau sekitar Rp 668 triliun.

Seperti yang diketahui hubungan antara Elon Musk dan Dogecoin saling terkait dan erat. Otomatis apa yang dilakukan Musk membuat harga Dogecoin seringkali terpengaruh.

3. Hedera (HBAR)

Hedera (HBAR) mengalami kenaikan harga 8 persen dari USD 0,055 menjadi USD 0,637 dalam seminggu terakhir, berkat dorongan sosial dari komunitasnya. Menurut LunarCrush, HBAR memiliki lebih dari 200 juta social engagements, dengan 44.346 sebutan dan 418 kontributor aktif.

Di samping itu, perusahaan investasi Inggris, Abrdn, telah bergabung dengan Hedera Governing Council untuk meningkatkan pengelolaan dana menggunakan teknologi Hedera Hashgraph. Dua faktor ini yang mungkin bisa menggenjot harga HBAR.

 

3 dari 5 halaman

Binance Coin

4. Binance Coin (BNB)

Faktor yang bisa mendorong harga BNB meningkat adalah adanya jaringan BNB Smart Chain yang melakukan hard-fork setelah eksploitasi USD 100 juta beberapa waktu lalu. Peningkatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki eksploitasi agar nilai BNB kembali menguat.

Hard fork yang dijuluki Moran, akan berlangsung pada 12 Oktober 2022. Perubahan jaringan akan mencakup perbaikan kerentanan dalam pemeriksaan hash iavl dan memperkenalkan header blok dalam pemeriksaan urutan.

5. Monero (XMR)

Monero (XMR) adalah aset kripto unik yang mengambil pendekatan berbeda ke pasar. XMR adalah salah satu cryptocurrency pertama di dunia yang memprioritaskan privasi pengguna. Untuk melakukan ini, Monero (XMR) mengembangkan banyak teknologi dari awal.

XMR diproyeksikan bullish pada pekan ini didorong oleh faktor sejumlah exchange kripto akan melakukan delisting, sehingga membuat investor memainkan harga terlebih dahulu.

4 dari 5 halaman

Analis Sebut Harga Bitcoin Berpotensi Tersungkur ke Rp 153,5 Juta

Sebelumnya, harga bitcoin pada Rabu (12/10/2022) berada di kisaran level USD 19.000 atau setara Rp 291,7 juta. Bitcoin telah menempati level ini  selama sekitar satu bulan dengan beberapa jeda sesaat dan berhasil naik di atas USD 20.000.

Cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, yang volatilitasnya sangat rendah dalam beberapa pekan terakhir, turun 1,1 persen menjadi USD 19.002. menurut data dari Coin Metrics. Sedangkan kripto terbesar kedua, Ethereum turun 2 persen ke level USD 1.282.

Dilansir dari CNBC, Rabu, 12 Oktober 2022, harga kripto masih tertekan, dengan bitcoin dari kehilangan hampir 70 persen dari harga tertingginya pada November 2021. 

Banyak analis grafik melihat mata uang kripto bisa menembus harga lebih rendah untuk menguji ulang posisi terendah Juni sekitar USD 17.000 dan menemukan dasar baru, berpotensi serendah USD 10.000 (Rp 153,5 juta)  jika gagal bertahan di USD 19.000. 

Kepala perdagangan di BCB Group, Richard Usher mengatakan pasar kripto masih akan melanjutkan tidurnya dengan kenaikan kecil. 

 

5 dari 5 halaman

Menanti Data Ekonomi

Saat ini pada trader masih mengawasi data ekonomi yang akan keluar akhir pekan ini. Meskipun volatilitas bitcoin baru-baru ini rendah dibandingkan dengan saham, korelasi antara keduanya masih tinggi. 

Analis pasar kripto di pertukaran kripto Bitbank, Yuya Hasegawa mengatakan harga bitcoin mempertahankan level USD 19.000, tetapi dengan risalah FOMC dan CPI minggu depan, pasar kemungkinan akan menahan diri dari mengambil risiko.

"Pada akhirnya, kemungkinan data ini akan memberi tekanan pada bitcoin,” ujar Hasegawa. 

Di sisi lain, harga tetap stabil bahkan setelah ada dua pengumuman besar menandakan penerimaan institusional dan adopsi kripto terus meningkat meskipun pasar beruang. 

Pada Selasa, Google mengumumkan akan mengeksplorasi menggunakan layanan Coinbase untuk menyimpan dan memperdagangkan cryptocurrency. Selain itu, BNY Mellon mengatakan pada Selasa mereka akan menambahkan cryptocurrency ke berbagai aset yang dimilikinya sebagai manajer kustodian.