Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada perdagangan Rabu (19/10/2022). Mayoritas kripto teratas kembali melemah setelah sempat menguat beberapa hari.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu pagi, 19 Oktober 2022, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 1,12 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 1,43 persen sepekan.
Baca Juga
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 19.320 per koin atau setara Rp 298,9 juta (asumsi kurs Rp 15.474 per dolar AS).
Advertisement
Ethereum (ETH) juga kembali melemah. ETH turun 1,40 persen dalam 24 jam tetapi masih menguat 2,50 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.313 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) turut terkoreksi. Dalam 24 jam terakhir BNB ambles 0,72 persen, tetapi masih menguat 0,86 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 273,25 per koin.
Kemudian Cardano, juga anjlok. Dalam satu hari terakhir ADA anjlok 2,77 persen dan 8,22 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,3612 per koin.
Adapun Solana (SOL) kembali bertengger di zona merah. Sepanjang satu hari terakhir SOL melemah 2,73 persen dan 3,64 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 30,20 per koin.
Sedangkan XRP juga merosot pagi ini. XRP turun 2,36 persen dalam 24 jam terakhir dani 4,76 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,4672 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali memerah pada perdagangan pagi ini. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 0,47 persen dan 0,71 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level USD 0,05949 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam alami penurunan ke level USD 930,2 miliar dari sebelumnya di level USD 937,1 miliar.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Pasar Kripto Perkasa, Analis Minta Investor Waspadai Data Inflasi Inggris
Sebelumnya, pergerakan pasar kripto pada perdagangan Selasa pagi, 18 Oktober 2022 tampil baik. Sembilan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar berada di zona hijau jika diukur dalam 24 jam terakhir. Investor tampak mulai bergairah masuk ke market kripto.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan, sentimen positif pasar kripto hari ini mayoritas dipengaruhi oleh kinerja apik dari indeks saham AS, utamanya indeks S&P 500 yang tumbuh (2,7 persen) dan Nasdaq (3,4 persen).
"Saham-saham teknologi juga tumbuh positif, sehingga menjadi tolok ukur investor kripto untuk melakukan akumulasi dan selalu mengacu pada kinerja saham AS secara umum,” ujar Afid dalam analisis pasar harian yang diterima Liputan6.com, Selasa (18/10/2022).
Di samping itu, data makroekonomi relatif ringan minggu ini. Afid mengingatkan, investor harus waspada dan mengamati data inflasi dari Inggris pada Rabu 19 Oktober 2022. Bank of England tercatat sudah enam kali mengeluarkan kebijakan kenaikan suku bunga secara berturut-turut untuk mengendalikan inflasi.
Meski pasar kripto terlihat menghijau, namun pergerakan harganya masih terlihat di rentang sempit, mengindikasikan bahwa investor sebenarnya belum bernafsu untuk berpandangan bullish, tetapi juga tak rela melihat nilai aset kripto melemah.
"Sejatinya, pangkal kekhawatiran investor sekarang ini adalah potensi bank sentral AS, The Fed, untuk mengerek suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin di bulan depan," ujar Afid.
Advertisement
Analisis Teknikal
Jika ditinjau secara analisis teknikal, pelaku pasar juga menganggap kondisi pasar kripto saat ini, utamanya posisi harga Bitcoin di kisaran USD 19.000 atau setara RP 294,1 juta, adalah gerbang awal untuk melancarkan aksi akumulasi. BTC masih harus retest untuk kembali ke level psikologisnya di USD 20.000.
Sentimen negatif masih menghantui pelaku pasar kripto. Fear and greed index konsisten bergerak di bawah level 30 dengan kategori Extreme Fear. Belum adanya pemicu yang berhasil untuk merubah sentimen negatif tersebut menjadi salah satu faktor lesunya pergerakan harga saat ini.
“Pergerakan harga Bitcoin masih terseok-seok, level USD 19.891 masih menjadi tahanan yang harus dilewati untuk kembali bergerak bullish. Apabila gagal, BTC kemungkinan akan breakdown kembali ke level USD 19.264,” tutur Afid.
Sementara, pergerakan harga Ethereum cenderung sideways. ETH masih usaha pullback ke harga USD 1.430 yang merupakan level resistance terdekatnya. Breakout terhadap titik tersebut menjadi kunci untuk menarik sentimen pasar untuk mendorong pergerakan harga.
Analis Sebut Harga Bitcoin Berpotensi Tersungkur ke Rp 153,5 Juta
Sebelumnya, harga bitcoin pada Rabu (12/10/2022) berada di kisaran level USD 19.000 atau setara Rp 291,7 juta. Bitcoin telah menempati level ini selama sekitar satu bulan dengan beberapa jeda sesaat dan berhasil naik di atas USD 20.000.
Cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, yang volatilitasnya sangat rendah dalam beberapa pekan terakhir, turun 1,1 persen menjadi USD 19.002. menurut data dari Coin Metrics. Sedangkan kripto terbesar kedua, Ethereum turun 2 persen ke level USD 1.282.
Dilansir dari CNBC, Rabu, 12 Oktober 2022, harga kripto masih tertekan, dengan bitcoin dari kehilangan hampir 70 persen dari harga tertingginya pada November 2021.
Banyak analis grafik melihat mata uang kripto bisa menembus harga lebih rendah untuk menguji ulang posisi terendah Juni sekitar USD 17.000 dan menemukan dasar baru, berpotensi serendah USD 10.000 (Rp 153,5 juta) jika gagal bertahan di USD 19.000.
Kepala perdagangan di BCB Group, Richard Usher mengatakan pasar kripto masih akan melanjutkan tidurnya dengan kenaikan kecil.
Saat ini pada trader masih mengawasi data ekonomi yang akan keluar akhir pekan ini. Meskipun volatilitas bitcoin baru-baru ini rendah dibandingkan dengan saham, korelasi antara keduanya masih tinggi.
Advertisement
Data Inflasi Berpeluang Tekan Pasar Kripto
Analis pasar kripto di pertukaran kripto Bitbank, Yuya Hasegawa mengatakan harga bitcoin mempertahankan level USD 19.000, tetapi dengan risalah FOMC dan CPI minggu depan, pasar kemungkinan akan menahan diri dari mengambil risiko.
"Pada akhirnya, kemungkinan data ini akan memberi tekanan pada bitcoin,” ujar Hasegawa.
Di sisi lain, harga tetap stabil bahkan setelah ada dua pengumuman besar menandakan penerimaan institusional dan adopsi kripto terus meningkat meskipun pasar beruang.
Pada Selasa, Google mengumumkan akan mengeksplorasi menggunakan layanan Coinbase untuk menyimpan dan memperdagangkan cryptocurrency. Selain itu, BNY Mellon mengatakan pada Selasa mereka akan menambahkan cryptocurrency ke berbagai aset yang dimilikinya sebagai manajer kustodian.