Liputan6.com, Jakarta - Korea Selatan dapat segera mengizinkan warganya untuk menggunakan identifikasi digital (ID) atau KTP berbasis blockchain alih-alih menggunakan kartu fisik setelah 2024, karena negara tersebut semakin merangkul teknologi blockchain.
Dilansir dari Cointelegraph, Rabu (19/10/2022), menurut laporan 17 Oktober dari Bloomberg, rencana dari pemerintah akan melihat ID digital tertanam sebagai aplikasi dalam perangkat seluler di masa depan, bekerja dengan cara yang mirip dengan kartu registrasi penduduk fisik.
Baca Juga
ID digital diharapkan akan diluncurkan pada 2024, dengan sekitar 45 juta warga diharapkan untuk mengadopsi teknologi dalam waktu dua tahun.Â
Advertisement
Seorang ekonom di Institut Kebijakan Sains dan Teknologi Korea, Hwang Seogwon mengatakan ID digital dapat digunakan di bidang keuangan, perawatan kesehatan, pajak, dan transportasi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Biro Pemerintah Digital Korea Suh Bo Ram mengatakan teknologi itu dapat membantu bisnis yang belum belum sepenuhnya ditransisikan secara online.
Rencana tersebut juga akan melihat pemerintah mengadopsi sistem identitas terdesentralisasi, yang berarti pemerintah tidak akan memiliki akses ke informasi yang tersimpan di telepon, termasuk ID digital yang digunakan, bagaimana penggunaannya dan di mana, menurut Suh.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Pasar Blockchain Bakal Tumbuh Lebih Cepat
Teknologi semacam itu bukanlah hal baru bagi negara yang paham teknologi, yang menempati urutan pertama di antara semua negara dalam menerapkan teknologi pada kehidupan, bisnis, dan pemerintahan, menurut Portulans Institute, sebuah wadah pemikir Amerika.
Ini juga tidak akan menjadi solusi ID digital berbasis blockchain pertama yang diberlakukan di negara ini. Pada Agustus 2020, lebih dari satu juta orang Korea Selatan telah menerapkan SIM bertenaga blockchain, yang beroperasi melalui aplikasi ponsel pintar PASS Korea.
Sementara Korea Selatan terlihat memimpin dalam segala hal tentang blockchain dan Metaverse, negara-negara lain diperkirakan segera menyusul.
Sebuah studi Juni 2021 dari firma riset pasar ReportLinker memperkirakan pasar identitas blockchain akan tumbuh lebih lanjut USD 3,58 miliar atau sekitar Rp 55,4 triliun pada 2025 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 71 persen.
Advertisement
Samsung Kenalkan Sistem Keamanan Berbasis Blockchain untuk Perangkat Cerdas
Sebelumnya, raksasa elektronik, Samsung, telah mengumumkan pengenalan sistem keamanan berbasis blockchain untuk perangkat pintarnya.Â
Dilansir dari Bitcoin.com, Jumat (14/10/2022), dinamakan Knox Matrix, tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keamanan lingkungan multi-perangkat, dengan masing-masing perangkat pintar memantau yang lain dan berbagi data akses untuk menyederhanakan tugas login.
Misalnya, Samsung mengklaim menggunakan ponsel yang terhubung ke perangkat pintar lain seperti TV atau AC pintar akan membuat perangkat ini lebih aman dari ancaman apa pun.
Menurut Samsung, solusi Knox Matrix-nya juga akan menyederhanakan tugas login di seluruh rumah, karena status login didistribusikan secara otomatis ke perangkat yang membutuhkannya untuk bergabung dengan jaringan. Namun, pada saat yang sama, teknologi ini akan melindungi informasi sensitif dari perangkat lain dalam jaringan.
Meskipun begitu, tanggal peluncuran dan spesifikasi sistem ini tidak disediakan oleh Samsung.
Â
Langkah Samsung
Langkah Samsung dalam Teknologi Blockchain
Samsung telah aktif dalam hal memasukkan keamanan perangkat keras yang dibuat khusus untuk lingkungan berbasis blockchain dan cryptocurrency. Pada awal 2019, perusahaan memasukkan dompet digital ke dalam smartphone andalannya, Samsung Galaxy S10.
Sistem keamanan yang disertakan pada waktu itu, yang disebut Knox, adalah pendahulu dari sistem yang baru-baru ini dihadirkan Samsung. Perusahaan juga telah hadir di area Non Fungible Token (NFT), berkolaborasi dengan enam perusahaan berbeda pada Agustus untuk membangun ekosistem NFT bermerek Galaxy sendiri.
Advertisement