Liputan6.com, Jakarta - Kepala Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) Martin Gruenberg memperingatkan potensi dampak destruktif dari cryptocurrency pada ekonomi Amerika Serikat (AS).
Ketua FDIC Martin Gruenberg prihatin tentang dampak dari apa yang disebut stablecoin pembayaran pada model bisnis bank tradisional pada Kamis, 20 Oktober 2022.
Baca Juga
Mengutip Yahoo Finance, Jumat (21/10/2022) stablecoin, seperti USD Coin USDCUSD, -0,01 persen dan Tether USDTUSD, merupakan jenis cryptocurrency yang bertujuan mempertahankan nilai stabil relatif terhadap dolar AS.
Advertisement
Stablecoin sebagian besar digunakan oleh investor kripto sebagai penyimpan nilai yang stabil, tetapi banyak pengusaha kripto membayangkan stablecoin dapat menjadi alat pembayaran populer untuk barang dan jasa tradisional melalui internet.
“Pengembangan stablecoin pembayaran secara fundamental dapat mengubah lanskap perbankan. Skala ekonomi yang terkait dengan stablecoin pembayaran dapat mengarah pada konsolidasi lebih lanjut dalam sistem perbankan atau disintermediasi bank tradisional,” kata Gruenberg saat berpidato di Brookings Institution.
Dia menambahkan, stablecoin ini dapat mendorong bisnis dan individu untuk mengakhiri hubungan dengan bank tradisional dan berpotensi menciptakan fondasi untuk jenis shadow banking baru, sekaligus menimbulkan risiko khusus bagi bank komunitas yang lebih kecil.
Gruenberg mengatakan, terdapat tiga fitur yang dapat membuat stablecoin secara signifikan lebih aman termasuk mengharuskan stablecoin diterbitkan oleh anak perusahaan bank yang diatur secara federal, persyaratan bahwa stablecoin didukung oleh aset likuid berkualitas tinggi seperti utang pemerintah AS TMUBMUSD10Y, 4,244 persen dan persyaratan stablecoin dikeluarkan oleh entitas terpusat sehingga kepatuhan terhadap undang-undang anti pencucian uang dapat terjamin.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Manfaat Masih Kurang
Regulator memang mengakui mungkin ada manfaat yang diberikan stablecoin pembayaran kepada perekonomian, terutama sejauh mendorong sistem pembayaran waktu nyata yang inklusif, meskipun ia berpendapat bahwa bukti manfaat ini sejauh ini masih kurang.
Gordon Liao, Ekonom di Circle USD Coin, berpendapat dalam diskusi panel setelah pidato Gruenberg mengharuskan stablecoin diterbitkan oleh bank akan menjadi kesalahan, mencatat bank-bank besar berada di pusat krisis keuangan 2008. Sebagian karena pemahaman implisit pemerintah akan menyelamatkan lembaga-lembaga ini jika mengambil terlalu banyak risiko.
"Dengan memisahkan fungsi pembayaran dari perbankan, itu bisa membuka jalan untuk benar-benar mengurangi risiko sistem keuangan secara keseluruhan,” kata Gordon.
Anggota parlemen juga memperhatikan masalah stablecoin, dengan Demokrat dan Republik teratas di Komite Jasa Keuangan DPR bekerja sama untuk membuat undang-undang yang dapat menetapkan persyaratan stablecoin didukung 100 persen oleh aset yang aman dan likuid.
Anggota partai Demokrat Jim Himes, yang melayani di komite, memperingatkan pada konferensi Senin, dirinya tidak berpikir kesepakatan akan tercapai tahun ini pada RUU, atau bahkan awal tahun depan.
Advertisement
Interpol Buat Divisi Khusus untuk Perangi Kejahatan Kripto
Sebelumnya, Organisasi Polisi Kriminal Internasional (Interpol) dilaporkan berencana untuk memperkuat tindakan kerasnya terhadap kejahatan terkait cryptocurrency dengan membentuk divisi khusus.
Interpol, organisasi kepolisian global terbesar di dunia, telah membentuk tim khusus di Singapura untuk membantu pemerintah memerangi kejahatan yang melibatkan aset virtual. Interpol membuat pengumuman pada konferensi pers menjelang sidang umum ke-90 di Delhi, yang akan dihadiri oleh pejabat tinggi polisi dari 195 anggotanya dari 18 Oktober hingga 21 Oktober.
Menurut sekretaris jenderal Interpol, Jurgen Stock, tidak adanya kerangka hukum untuk cryptocurrency seperti Bitcoin menimbulkan tantangan besar bagi lembaga penegak hukum.
“Karena sangat sering, agensi tidak dilatih dengan baik dan dilengkapi dengan baik untuk mengatasi kejahatan cryptocurrency pada awalnya,” ujar Stock, dikutip dari Cointelegraph, Kamis (20/10/2022).
Stock juga menunjukkan cryptocurrency dan cybercrime akan menjadi fokus utama agenda di majelis umum Interpol di India.
Makin Sulit Memantau Kejahatan Dunia Maya
Direktur khusus Biro Investigasi Pusat India, Praveen Sinha, menegaskan semakin sulit untuk memantau kejahatan dunia maya. Ia juga menyoroti peran Interpol dalam membangun dan mengembangkan kerja sama polisi yang lebih baik di tingkat global.
“Satu-satunya jawaban adalah kerjasama internasional, koordinasi, kepercayaan, dan berbagi informasi secara real-time,” kata Sinha.
Pengumuman itu muncul segera setelah Interpol mengeluarkan "pemberitahuan merah" kepada penegak hukum global pada September untuk penangkapan salah satu pendiri Terraform Labs, Do Kwon.
Jaksa Korea Selatan di Seoul sebelumnya meminta Interpol untuk mengedarkan "pemberitahuan merah" untuk Do Kwon di 195 negara anggota agensi untuk menemukannya setelah runtuhnya ekosistem Terra pada Mei 2022.
Advertisement