Liputan6.com, Jakarta - Performa pasar aset kripto pada Selasa pagi, 25 Oktober 2022 terpantau mulai lesu atau berbalik arah dari Senin lalu. Peristiwa ini menandakan investor sudah mulai lelah dan terlihat jenuh.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan, gerak pasar kripto yang mulai masuk zona merah ini, disebabkan oleh keyakinan investor yang mulai berkurang.
Baca Juga
"Dibandingkan indeks saham AS, kripto cendurung turun. Sementara, nilai Nasdaq dan S&P 500 masing-masing naik 0,9 persen dan 1,2 persen pada perdagangan Senin lalu,” ujar Afid dalam analisis pasar harian, yang diterima Liputan6.com, Selasa (25/10/2022).
Advertisement
Afid juga menuturkan, nilai dolar AS (DXY) juga sedang turun menyentuh angka 111,82 (-0,14 persen) pada pukul 09.00 WIB. Seharusnya, korelasi tersebut bisa mendorong laju aset kripto di pagi hari ini.
“Secara keseluruhan diproyeksikan pekan ini harga aset kripto masih akan mondar-mandir di rentang sempit. Ini menandakan investor sedang gamang dan tak bergairah karena tak punya gambaran yang jelas mengenai arah aset kripto ke depan,” jelas Afid.
Analisis Teknikal
Banyak analis yang menyebutkan investor kripto sepertinya sudah lelah untuk mengangkat harga aset kripto. Investor tampak lelah untuk terus melakukan retest harga Bitcoin (BTC) tembus ke level USD 19.572 (Rp 305,4 juta). Sehingga, alami breakdown di kisaran level support terdekatnya di harga USD 19.185.
Sementara, pergerakan harga Ethereum (ETH) juga ikut breakdown, setelah laju peningkatan pada daily candle dan tertahan support di level USD 1.318. Jika pergerakan harga ETH berhasil breakdown lagi, titik support terdekatnya berada di USD 1.278.
Di saat yang sama, investor juga mengawasi kebijakan The Fed yang dikhawatirkan akan direspons secara kuat oleh investor aset kripto. Mereka terpantau masih mencemaskan kebijakan The Fed, meski meyakini lembaga tersebut tidak akan terlalu kuat mengerek bunga acuannya gara-gara indikator ekonomi yang melemah.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Kripto pada Selasa Pagi 25 Oktober 2022
Sebelumnya,harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada perdagangan Selasa (25/10/2022). Mayoritas kripto teratas kembali melemah setelah sempat menguat pada awal pekan.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa pagi, 25 Oktober 2022, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 1,43 persen dalam 24 jam, dan 0,83 persen sepekan.
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 19.349 per koin atau setara Rp 301,8 juta (asumsi kurs Rp 15.597 per dolar AS).
Ethereum (ETH) juga kembali melemah. ETH turun 1,42 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 1,30 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.346 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) turut terkoreksi. Dalam 24 jam terakhir BNB ambles 1,04 persen dan 0,56 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 273,48 per koin.
Kemudian Cardano, juga kembali melemah. Dalam satu hari terakhir ADA merosot 0,91 persen dan 3,07 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,3625 per koin.
Adapun Solana (SOL) kembali bertengger di zona merah. Sepanjang satu hari terakhir SOL turun 3,12 persen dan 8,51 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 28,40 per koin.
Advertisement
Harga Kripto Lainnya
Sedangkan XRP juga kembali loyo pagi ini. XRP melemah 2,92 persen dalam 24 jam terakhir dan 4,21 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,4571 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) turut terkoreksi. Dalam satu hari terakhir DOGE terkoreksi 1,49 persen, dan 0,58 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level USD 0,05947 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam alami pelemahan ke level USD 930,8 miliar dari sebelumnya di level USD 939,6 miliar.
Harga Bitcoin Tertahan di Rp 296,2 Juta, Investor Masih Gelisah Soal Suku Bunga AS
Sebelumnya, Cryptocurrency terbesar, Bitcoin baru-baru ini diperdagangkan pada USD 19.625 atau sekitar Rp (305,9 juta) naik 2,23 persen selama 24 jam terakhir dan menuju bagian bawah kisaran sempit yang telah didudukinya selama lima minggu terakhir.
Dilansir dari CoinDesk, Senin, 24 Oktober 2022, Bitcoin telah melayang di kisaran harga USD 19.000 atau sekitar Rp 296,2 juta dalam sebulan terakhir. Hal ini karena investor tetap gelisah tentang inflasi, kenaikan suku bunga, dan ketidakpastian makroekonomi yang mengancam akan membawa ekonomi global ke dalam resesi yang curam.
Ether baru-baru ini diperdagangkan pada USD 1,365 naik 3,89 persen dari 24 jam sebelumnya dan tentang posisinya selama berminggu-minggu.
CoinDesk Market Index (CMI), indeks pasar berbasis luas yang mengukur kinerja sekeranjang cryptocurrency, baru-baru ini naik 0,6 persen.
Banyak analis memprediksi kenaikan suku bunga the Fed berikutnya diperkirakan secara luas 75 basis poin yang akan dirilis sekitar dua minggu lagi. Tetapi pada Selasa (25/10/2022) waktu setempat, Conference Board akan merilis indeks kepercayaan konsumen Oktober yang kemungkinan mengalami penurunan.
Gerak Pasar Kripto Selaras dengan Indeks Saham AS
Pasar saham AS ditutup minggu lalu dengan kenaikan yang jarang terjadi, dengan Nasdaq dan S&P 500 yang berfokus pada teknologi masing-masing naik 2,3 persen pada Jumat, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 2,4 persen di tengah pendapatan kuartal ketiga yang lebih baik dari perkiraan dari sejumlah merek global.
Rebound ini akan menghadapi ujian minggu ini karena hampir sepertiga dari perusahaan yang terdaftar di S&P 500 akan mengumumkan pendapatan. Jika AS benar-benar berada di awal resesi, pendapatan yang terlewat akan menjadi tanda peringatan dini, dan mendorong keluar dari rebound ini.
Advertisement