Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto kembali terkoreksi pada perdagangan Jumat (28/10/2022), padahal sebelumnya deretan kripto teratas kompak menguat dalam beberapa hari berturut.
Melansir data dari Coinmarketcap, Jumat, 28 Oktober 2022 jajaran aset kripto teratas terpantau alami koreksi kecil. Misalnya Bitcoin, kembali melemah 2,17 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih menguat 6,69 persen sepekan. Kini Bitcoin berharga USD 20.319 per koin (Rp 316,1 juta).
Baca Juga
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan, gerak pasar kripto yang mulai masuk zona merah ini, disebabkan oleh keyakinan investor yang mulai berkurang.
Advertisement
“Secara keseluruhan diproyeksikan pekan ini harga aset kripto masih akan mondar-mandir di rentang sempit. Ini menandakan investor sedang gamang dan tak bergairah karena tak punya gambaran yang jelas mengenai arah aset kripto ke depan,” kata Afid, dalam siaran pers dikutip Jumat (28/10/2022).
Afid juga memperingatkan agar investor memperhatikan sentimen The Fed. Tanggal penting untuk mengawasi sentimen dari The Fed adalah 28 Oktober perilisan, Indeks Personal Consumption Expenditures (PCE) serta 1 hingga 2 November, rapat FOMC keputusan kenaikan suku bunga.
Di tengah kondisi pasar yang tengah koreksi ini, Afid membagikan deretan kripto yang berpotensi melanjutkan pelemahan sepanjang pekan terakhir Oktober 2022. Adapun deretannya sebagai berikut:
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
QuickSwap
1. QuickSwap (QUICK)
QuickSwap (QUICK) membuka daftar kripto potensi bearish pekan ini. Kabar buruk dari exchange terdesentralisasi, QuickSwap akan menutup lending pool setelah Market XYZ dieksploitasi dalam serangan flash loan. Akibat kasus ini terjadi kerugian USD 200.000 yang dialami QuickSwap.
Analisis teknikalnya kemungkinan besar harga QUICK masih akan konsolidasi, sebelum alami penurunan. harga bisa turun mencapai sekitar USD 61,80 hingga USD 62,22 atau turun 13 persen dalam beberapa hari ke depan.
2. FTX Token (FTT)
FTX Token (FTT) juga potensi bearish pekan ini karena sentimen negatif kasus peretasan yang terjadi pada 21 Oktober lalu. Pengguna exchange kripto, FTX telah kehilangan jutaan dolar AS karena eksploitasi phishing menggunakan versi palsu dari situs web milik platform perdagangan, 3Commas. Namun, FTX telah berjanji untuk membuat akun penggunanya utuh kembali.
Analisis teknikalnya kemungkinan besar harga FTT juga masih akan konsolidasi, sebelum alami penurunan. harga FTT bisa turun mencapai sekitar USD 23,65 hingga USD 23,82 atau turun 9 persen dalam beberapa hari ke depan.
Advertisement
Axie Infinity
3. Axie Infinity (AXS)
Axie Infinity (AXS) masuk dalam daftar kripto potensi bearish pekan ini. Kabar nilai AXS tenggelam setelah jumlah pemain game Axie Infinity menyusut signifikan dalam sebulan belakangan.
Selain itu, investor AXS menduga bahwa sebanyak 21,5 juta token AXS yang saat ini memasuki vesting period akan segera dibuang pemiliknya setelah periode tersebut berakhir Senin (24/10/2022) lalu. Axie mendistribusikan hampir 21,543 juta token untuk investor dan penasihat awal.
4. MobileCoin (MOB)
MobileCoin (MOB) juga berpotensi bearish selama beberapa waktu ke depan. Dari segi analisis teknikalnya, MOB akan terus mengalami penurunan hingga 7 persen dari harga USD 0,86 ke USD 0,76.
5. NULS (NULS)
Kripto NULS ada kemungkinan potensi bearish dalam pekan ini. Pola grafk NULS sudah membentuk reverse cup and handle yang berisiko mengalami pergerakan bearish. Dari segi analisis teknikalnya, NULS akan terus mengalami penurunan hingga 10 persen dari harga USD 0,2537 ke USD 0,2498.
Australia Bakal Kenakan Pajak Kripto, Pelaku Industri Kecewa
Sebelumnya, industri cryptocurrency mengatakan pada Rabu (26/10/2022) mereka kecewa dengan keputusan Australia memperlakukan mata uang digital sebagai aset untuk tujuan pajak, dan bukan sebagai mata uang asing.
Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (28/10/2022), pemerintah Australia mengatakan dalam pengumuman anggarannya pada Selasa mereka akan memperkenalkan undang-undang untuk mengabadikan perlakuan mata uang digital seperti Bitcoin sebagai aset.
Ini berarti investor akan membayar pajak capital gain atas keuntungan dari penjualan aset kripto melalui bursa dan saat mereka memperdagangkan aset digital.
Undang-undang tersebut menghilangkan ketidakpastian menyusul keputusan El Salvador untuk mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah pada September tahun lalu, kata pemerintah Australia dalam pengumuman anggarannya.
Meskipun begitu, mata uang digital yang dikeluarkan pemerintah, atau mata uang digital bank sentral (CBDC), akan diperlakukan sebagai mata uang asing.
Sekitar 90 persen bank sentral dunia sekarang menggunakan, menguji coba CBDC. Sebagian besar tidak ingin ketinggalan dengan Bitcoin dan cryptocurrency lainnya, tetapi bergulat dengan kompleksitas teknologi.
Mantan operator pertukaran cryptocurrency dan pendiri konsultan blockchain Soulbis, Mitchell Travers mengatakan perubahan anggaran tidak jelas dan tampak bertentangan dengan pengujian pemerintah terhadap kelayakan CBDC.
“Akan sangat tidak disarankan bagi pemerintah untuk benar-benar mengambil pendekatan penegakan terhadap perpajakan aset kripto pada tahap awal, terutama mengingat fakta Departemen Keuangan juga berinvestasi dalam mencoba memigrasikan sistem teknologi tradisional yang mendukung sistem keuangan,” ujar Travers.
Sektor kripto sebagian besar tidak diatur di Australia dan Departemen Keuangan mengatakan pada Agustus akan memprioritaskan pekerjaan 'pemetaan token', yang akan membantu mengidentifikasi bagaimana aset kripto dan layanan terkait harus diatur.
Advertisement