Sukses

Pembayaran Bitcoin Global Bakal Sentuh Rp 57,7 Triliun pada 2031

Jumlah ini dilihat dari tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 16,3 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Allied Market Research menerbitkan sebuah laporan mengenai proyeksi pembayaran Bitcoin global. Dalam laporan tersebut, Allied Market Research mengungkapkan pasar pembayaran Bitcoin global akan mencapai USD 3,7 miliar (Rp 57,7 trillin) pada 2031.

Jumlah ini dilihat dari tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 16,3 persen dari 2022 hingga 2031.  Menurut dokumen tersebut, permintaan operasional untuk efisiensi dan transparansi dalam sistem pembayaran, bersama dengan pertumbuhan layanan keamanan data dan lonjakan permintaan pengiriman uang di negara berkembang.

Ini adalah salah satu faktor utama yang mendukung pertumbuhan di sektor pembayaran bitcoin di tahun-tahun mendatang. 

“Selanjutnya, peningkatan permintaan bitcoin di antara bank, dan lembaga keuangan, serta potensi yang belum dimanfaatkan di negara berkembang diharapkan memberikan peluang yang menguntungkan bagi ekspansi pasar pembayaran bitcoin selama periode perkiraan,” isi laporan tersebut dikutip dari Cointelegraph, Senin (31/10/2022).

Sektor yang Mendorong Pembayaran Bitcoin

Transaksi e-commerce kemungkinan akan mempertahankan relevansinya di sektor ini, tumbuh hampir 20,2 persen pada 2031, menurut laporan tersebut. 

Kawasan Asia-Pasifik diperkirakan akan melanjutkan dominasi pasarnya pada 2031, meskipun pertumbuhan tercepat diperkirakan akan datang dari Amerika Utara, dengan CAGR sebesar 18,6 persen selama periode tersebut.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Hambatan dan Tantangan

Mengacu pada hambatan dan tantangan, laporan tersebut mengakui bahwa biaya penyebaran yang tinggi dan kesadaran global yang rendah tentang penggunaan Bitcoin dapat menghambat kemajuan sektor ini.

Teknologi buku besar terdistribusi telah menyebar dari cryptocurrency ke sejumlah besar aplikasi di industri keuangan dan pemerintahan. 

“Namun, banyak orang dan industri keuangan dan pemerintah di negara berkembang seperti India, Afrika, serta Australia kurang menyadari transaksi yang dilakukan menggunakan pembayaran bitcoin, yang menghambat pertumbuhan pasar pembayaran bitcoin di seluruh dunia,” jelas isi laporan.

Di sisi lain, pasar beruang cryptocurrency telah memengaruhi cara orang membayar dengan kripto, tetapi Bitcoin tetap menjadi alat pembayaran utama meskipun ada volatilitas yang sangat besar, menghasilkan lebih dari 50 persen dari semua penjualan di platform penyedia layanan pembayaran BitPay. 

Data mengungkapkan volume penjualan pembayaran BTC di BitPay memuncak hingga 87 persen pada 2021 sebelum menurun selama pasar bearish atau merosot 2022.

3 dari 4 halaman

Krisis Energi di Moldova, Pemerintah Larang Penambangan Kripto

Sebelumnya, Pemerintah Moldova telah memutuskan untuk melarang kegiatan penambangan kripto di negara itu karena menghadapi krisis energi besar. 

Keputusan ini merupakan bagian dari langkah darurat untuk mengurangi konsumsi listrik dengan pasokan energi yang semakin berkurang karena meningkatnya konflik di negara tetangga Ukraina.

Larangan itu muncul setelah Presiden Moldova, Maia Sandu mendesak para menteri untuk memberlakukan pembatasan untuk menghemat daya selama pertemuan Dewan Keamanan negara Eropa Timur itu. 

Penambang kripto adalah salah satu korban pertama dari pemotongan, meskipun industri mereka tidak menjadi konsumen yang signifikan. 

Seperti diketahui, penambangan kripto sering menjadi sorotan karena penggunaan energinya yang besar. Selain itu, penambangan kripto seringkali mendapat kritik karena dampaknya pada lingkungan.

Wakil Perdana Menteri Andrei Spinu mengumumkan melalui Telegram sebelumnya untuk memperingatkan tentang kekurangan listrik yang diperkirakan, menyalahkan serangan udara Rusia pada infrastruktur energi Ukraina dan mengurangi pasokan gas alam oleh raksasa energi Rusia Gazprom.

 

4 dari 4 halaman

Larangan Impor Alat Penambangan Kripto

Spinu meminta warga Moldova untuk bertindak dalam solidaritas dan tanggung jawab untuk menghindari pemadaman dan pemutusan hubungan. Dia meminta bisnis untuk mematikan iklan atau pencahayaan dekoratif, menyesuaikan jam produksi, dan menggunakan generator jika memungkinkan antara pukul 7 pagi hingga 11 malam.

Larangan Impor Alat Penambangan kripto

Pada Selasa, 25 Oktober 2022, Komisi Situasi Darurat Moldova menyetujui sejumlah langkah untuk mengatasi krisis energi. Selain menambang itu sendiri, aturan juga melarang impor peralatan penambangan kripto.

“Kegiatan penambangan aset kripto dilarang, serta impor peralatan khusus, terlepas dari lokasi perusahaan pengimpor,” pengumuman Komisi tersebut, dikutip dari Bitcoin.com, Jumat (28/10/2022).

Pihak berwenang di Chișinau juga merekomendasikan agar Moldova mengurangi konsumsi listrik dengan menggunakan lift lebih jarang, terutama selama jam sibuk, dan membatasi pencahayaan bangunan komersial dan papan iklan. Pemerintah daerah juga telah diinstruksikan untuk mengurangi penerangan jalan.