Liputan6.com, Jakarta Beberapa penduduk Lebanon sudah mulai mencari alat keuangan alternatif, khususnya kripto seperti Bitcoin dan stablecoin, karena jatuhnya ekonomi negara tersebut.
Beberapa anak muda yang paham teknologi di Lebanon dilaporkan telah mengalihkan fokus mereka ke mata uang kripto di tengah krisis moneter negara saat ini. Pemerintah Lebanon telah menutup semua bank lokal karena risiko berkelanjutan bagi karyawan dan pelanggan.
Baca Juga
Masih belum diketahui kapan lembaga keuangan akan dibuka kembali, yang mungkin menjadi salah satu alasan mengapa penduduk setempat mulai mencari instrumen keuangan alternatif, termasuk aset digital.
Advertisement
Penutupan ini membuat orang yang ingin menarik dana mereka dapat melakukannya dengan kerugian yang cukup besar atau mengambil cek berdenominasi dolar AS, yang kemudian dijual untuk sebagian kecil dari penilaian mereka.
Salah satu warga yang memanfaatkan Bitcoin untuk menjalani hidupnya di Lebanon. Gebrael adalah seorang arsitek yang tinggal di kampung halamannya di Beit Mery, sebuah desa sebelas mil sebelah timur Beirut. Dia telah kehilangan pekerjaannya dan perlu mencari cara lain untuk mendapatkan uang tunai dengan cepat.
Gebrael menemukan subreddit yang didedikasikan untuk menghubungkan pekerja lepas dengan pemberi kerja yang bersedia membayar dalam bitcoin. Pekerjaan pertama sang arsitek adalah membuat film iklan pendek untuk sebuah perusahaan yang menjual ban. Gebrael dibayar USD 5 dalam bitcoin.
“Ketika saya dibayar dari pekerjaan arsitektur saya, saya menarik semua uang saya,” kata Gebrael dikutip dari CNBC, Senin (7/11/2022).
Dia kemudian menggunakan uang tunai itu untuk membeli sejumlah kecil bitcoin setiap Sabtu. Sisanya ia simpan sebagai uang belanja untuk kebutuhan sehari-hari dan renovasi rumah.
Kripto Sebagai Penyelamat
Banyak penduduk setempat, banyak di antaranya menganggap cryptocurrency sebagai penyelamat untuk bertahan hidup. Beberapa menambang token digital sebagai satu-satunya sumber pendapatan mereka saat mereka mencari pekerjaan.
Beberapa yang lain mengatur pertemuan rahasia melalui Telegram untuk menukar tambatan stablecoin dengan dolar AS untuk membeli bahan makanan. Meskipun bentuk adopsi kripto bervariasi tergantung pada orang dan keadaannya, hampir semua penduduk setempat ini mendambakan koneksi ke uang yang sebenarnya masuk akal.
“Bitcoin benar-benar memberi kami harapan. Saya lahir di desa saya, saya telah tinggal di sini sepanjang hidup saya, dan bitcoin telah membantu saya untuk tinggal di sini,” pungkas Gebrael.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement