Liputan6.com, Jakarta - Ketika mantan CEO FTX Sam Bankman-Fried mengajukan perlindungan kebangkrutan, dana pelanggan atau nasabah telah hilang dari pertukaran kripto sekitar USD 1 miliar-USD 2 miliar atau sekitar Rp 15,49 triliun-Rp 30,98 triliun (asumsi kurs Rp 15.494 per dolar AS).
Baca Juga
Berdasarkan laporan Reuters dan The Wall Street Journal dikutip dari CNBC, Minggu (13/11/2022), Sam Bankman-Fried transfer USD 10 miliar atau sekitar Rp 154,94 triliun dana nasabah dari pertukaran kripto ke perusahaan perdagangan aset digital Alameda Research.
Advertisement
Alameda juga didirikan oleh Bankman-Fried dianggap sebagai sister company dari FTX. Hubungan tersebut sekarang diselidiki oleh beberapa regulator termasuk Departemen Kehakiman, serta Komisi Sekuritas dan Bursa yang sedang menyelidiki bagaimana FTX menanganai dana pelanggan, menurut beberapa laporan.
Sebagian besar dari USD 10 miliar yang dikirim ke Alameda “telah menghilang”, menurut dua sumber kepada Reuters. Sumber menyebutkan kalau pihaknya diberi pengarahan tentang keuangan perusahaan oleh staf pimpinan. Seorang sumber perkirakan kesenjangan menjadi USD 1,7 miliar. Yang lain perkirakan sekitar USD 1 miliar-USD 2 miliar.
Reuters mengkonfirmasi hal tersebut kepada Bankman-Fried melalui pesan teks. Mantan CEO FTX Bankman-Fried menyampaikan kalau tidak setuju dengan karakterisasi dari transfer USD 10 miliar. Ia menambahkan, pihaknya tidak transfer secara diam-diam.
“Kami telah bingung dengan pelabelan internal dan salah membacanya,” pesan teks itu berbunyi. Dan ketika ditanya secara khusus tentang dana yang diduga hilang, Bankman-Fried menulis ???.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Pertemuan Darurat di Bahama
Pertemuan Darurat di Bahama
Pekan lalu, Bankman-Fried mengadakan pertemuan dengan eksekutif di Nassau untuk melihat pembukuan FTX dan mencari tahu berapa banyak uang tunai yang dibutuhkan perusahaan untuk menutupi lubang di neracanya.
Sudah beberapa hari perdagangan yang sulit untuk FTX setelah CEO Binance Changpeng Zhao mengunggah di Twitter kalau perusahaannya menjual token FTT terakhirnya, koin dari FTX. Berdasarkan laporan Coindesk, Alameda Research, hedge fund Bankman-Fried memiliki jumlah FTT yang sangat besar di neracanya.
Pernyataan publik Zhao tidak hanya menyebabkan jatuhnya harga FTT, tetapi juga membuat pelanggan FTX keluar. Bankman-Fried mengatakan, klien FTX pada Minggu menuntut penarikan sekitar USD 5 miliar yang disebutnya terbesar dengan margin yang sangat besar.
Adaun FTX dan Alameda Research belum segera menanggapi permintaan komentar CNBC.
Advertisement
Gulung Tikar, CEO FTX Sam Bankman-Fried Mengundurkan Diri
Sebelumnya, CEO pertukaran cryptocurrency FTX Sam Bankman-Fried telah mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 di Amerika Serikat (AS). Sam Bankman Fried juga telah mengundurkan diri sebagai CEO dan telah digantikan oleh John J. Ray III.
"Pembebasan segera dari Bab 11 tepat untuk memberikan Grup FTX kesempatan untuk menilai situasinya dan mengembangkan proses untuk memaksimalkan pemulihan bagi para pemangku kepentingan,” kata kepala FTX yang baru, Ray dikutip dari CNBC, Sabtu (12/11/2022).
Dalam pengajuannya, FTX tercatat memiliki lebih dari 100 ribu kreditur, aset dalam kisaran USD 10 miliar sampai dengan USD 50 miliar, serta kewajiban dalam kisaran USD 10 miliar- USD 50 miliar.
"Grup FTX memiliki aset berharga yang hanya dapat dikelola secara efektif dalam proses bersama yang terorganisir. Saya ingin memastikan setiap karyawan, pelanggan, kreditur, pihak kontrak, pemegang saham, investor, otoritas pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya bahwa kami akan melakukan upaya ini dengan ketekunan, ketelitian dan transparansi,” imbuh Ray.
Dalam beberapa hari, valuasi FTX berubah dari USD 32 miliar menjadi dalam status kebangkrutan karena likuiditas mengering. GameStop sedang menelaah kemitraannya dengan FTX.
Berdasarkan perjanjian yang diumumkan pada September, GameStop menjual kartu hadiah FTX di toko-toko tertentu dan sementara FTX mempromosikan pengecer di bursanya.
Penghentian perjanjian bisnis, seperti yang terjadi dengan GameStop, kemungkinan akan terus berlanjut setelah pengajuan kebangkrutan FTX.
Kehilangan Status Miliarder,Kekayaan Bos FTX Anjlok Rp 226,4 Triliun
Sebelumnya, CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF) kehilangan sekitar USD 14,6 miliar atau sekitar Rp 226,4 triliun, hampir 94 persen dari total kekayaannya akibat masalah yang menimpa FTX dan harga token FTT Coin yang melemah.
Dilansir dari CoinDesk, Jumat (11/11/2022), nama Bankman-Fried telah menghilang dari Bloomberg Billionaire Index. Bloomberg Billionaires Index juga telah memperkirakan kekayaan pribadi Bankman-Fried saat ini sekitar USD 991,5 juta (Rp 15,3 triliun) dalam satu hari.
CEO Binance Changpeng Zhao, (CZ) mengumumkan pada Selasa ia telah menandatangani perjanjian sementara untuk mengakuisisi FTX setelah kekhawatiran meningkat tentang kebangkrutan pertukaran yang berbasis di Bahama, yang menyebabkan perlambatan penarikan dan jatuh bebas pada harga token asli FTX.
Namun Binance mundur dari kesepakatan untuk membeli FTX karena adanya beberapa faktor.
"Setelah melakukan uji tuntas perusahaan serta adanya laporan berita terbaru mengenai dana pelanggan yang salah penanganan dan dugaan investigasi agensi AS,” tulis Binance di Twitter, dikutip dari CoinDesk, Jumat, 11 November 2022.
Sebelum krisis uang tunai perusahaannya, Bankman-Fried bernilai sekitar USD 15,2 miliar tetapi, menurut Bloomberg, USD 14,6 miliar hilang dalam semalam.
Kenaikan pesat Bankman-Fried menuju kesuksesan finansial, dikombinasikan dengan masa mudanya yang relatif dan kepribadiannya yang eksentrik termasuk kecenderungannya untuk tidur di atas beanbag di kantornya menjadikan SBF salah satu sosok kesayangan industri kripto.
Bankman-Fried membuat janji besar awal tahun ini untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya, pada saat itu senilai USD 21 miliar, untuk amal. Dia juga berjanji untuk menghabiskan hingga USD 1 miliar untuk mendukung kandidat politik yang selaras dengan misinya yang lebih luas untuk mempersiapkan pandemi di masa depan.
Advertisement