Sukses

Deretan Perusahaan Kripto yang Bangkrut pada 2022

Berikut deretan perusahaan kripto yang ajukan kebangkrutan pada 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Industri kripto sepanjang 2022 telah mengalami berbagai guncangan mulai dari sengatan sentimen makroekonomi, fase crypto winter hingga runtuhnya ekosistem Terra yang memberikan kejutan ke seluruh ekosistem kripto. 

Akibat dari itu semua, banyak pemain utama di industri kripto yang akhirnya harus rela gulung tikar akibat terdampak berbagai sentimen tersebut. Sejauh ini, ada beberapa perusahaan kripto besar yang resmi bangkrut dengan berbagai penyebab. Berikut deretan perusahaan kripto yang ajukan kebangkrutan pada 2022 dikutip dari berbagai sumber, Rabu (16/11/2022):

FTX

Perusahaan terbaru yang bangkrut adalah pertukaran cryptocurrency milik Sam Bankman-Fried, FTX. FTX telah mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 di AS, menurut pernyataan perusahaan yang diposting di Twitter, pada Jumat waktu setempat, 11 November 2022. 

Sekitar 130 perusahaan afiliasi tambahan adalah bagian dari proses, termasuk Alameda Research, perusahaan perdagangan kripto Bankman-Fried, dan FTX.us, anak perusahaan FTX di AS.

Kebangkrutan FTX banyak disebut akibat krisis likuidasi yang terjadi antara FTX dan perusahaan saudaranya Alameda Research. Selain itu, kebangkrutan juga berkaitan dengan token asli FTX yaitu FTT Coin.

Three Arrows Capital (3AC)

Perusahaan dana lindung nilai kripto Three Arrows Capital (3AC) mencari perlindungan dari kreditur di Amerika Serikat di bawah Bab 15 dari Kode Kepailitan di AS. yang memungkinkan debitur asing untuk melindungi aset AS, menurut pengajuan pengadilan pada Jumat, 1 Juli 2022.

Dilansir dari CNBC, Selasa, 15 November 2022 perusahaan non AS menggunakan Bab 15 untuk memblokir kreditur yang ingin mengajukan tuntutan hukum atau mengikat aset di Amerika Serikat. 

3AC yang berbasis di Singapura adalah salah satu korban terbesar dari apa yang disebut "crypto winter". 3AC juga disebut memiliki eksposur besar pada token LUNA milik ekosistem Terra yang runtuh.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Celsius Network-Nuri

Celsius Network

Runtuhnya 3AC akhirnya menyeret Celsius Network, salah satu dana investasi cryptocurrency paling signifikan dalam ekosistem, yang harus mengajukan kebangkrutan setelah mengalami defisit USD 1,19 miliar atau sekitar Rp 17,7 triliun di neraca. 

Dilansir dari Decrypt, Celsius Network mengajukan perlindungan Bab 11 di AS pada Juli 2022 tak lama setelah 3AC mengajukan kebangkrutan. 

Celsius Network juga melelang sisa asetnya sebagai bagian dari upayanya untuk membayar utangnya kepada investor. Administrator eksternal juga ditunjuk untuk mengawasi proses hukumnya.

Nuri

Perusahaan pertukaran kripto yang berbasis di Jerman yaitu Nuri juga menjadi korban keganasan crypto winter tahun ini. 

Dilansir dari Cryptopotato, pada Selasa waktu setempat. 9 Agustus 2022, pertukaran mata uang kripto Jerman Nuri mengajukan kebangkrutan di hadapan pengadilan Berlin karena siklus bearish yang berkepanjangan yang telah dialami pasar kripto sejak awal 2022. 

Meskipun alami kebangkrutan, Nuri tak membekukan penarikan bagi para penggunanya. Dalam kasus Nuri, pengguna masih bisa untuk memindahkan dana mereka. 

Nuri menjadi pertukaran kripto pertama di Jerman yang alami kebangkrutan setelah gagal menemukan pemodal ventura jangka pendek yang tertarik untuk membantu mereka mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh musim dingin kripto. 

Menurut Nuri, jatuhnya pasar kripto dan runtuhnya layanan pinjaman kripto Celsius Network adalah alasan utama yang membuat perusahaan mengajukan kebangkrutan. Nuri memiliki bisnis yang kuat dengan Celsius.

3 dari 4 halaman

Bitcoin Senilai Rp 52,6 Triliun Disita Departemen Kehakiman AS, Ada Apa?

Sebelumnya, Departemen Kehakiman (DOJ) mengumumkan pada hari Senin bahwa Bitcoin senilai lebih dari USD 3,36 miliar atau sekitar Rp 52,6 triliun yang berafiliasi dengan pasar gelap Silk Road disita oleh penegak hukum pada November 2021.

Pengungkapan oleh Kantor Kejaksaan AS datang setelah James Zhong, orang yang bertanggung jawab untuk menerima 50.676 Bitcoin pada September 2012, mengaku bersalah atas satu tuduhan penipuan dalam jaringan pada Jumat. Sepuluh tahun yang lalu, satu Bitcoin bernilai sekitar USD 10,00.

Kasus ini menjadi penyitaan Bitcoin terbesar kedua dalam sejarah DOJ hanya dikalahkan oleh penyitaan 94.000 Bitcoin yang dicuri dalam peretasan Bitfinex 2016. Atas dugaan kejahatan ini, Zhong bisa bisa dipenjara dengan maksimal hukuman 20 tahun. 

Jaksa AS untuk Distrik Selatan New York Damian Williams mengatakan selama hampir sepuluh tahun, keberadaan sebagian besar Bitcoin yang hilang ini telah menggelembung menjadi misteri.

"Dalam memecahkan kasus ini, penegak hukum menemukan dana menggunakan pelacakan cryptocurrency dan cara penyelidikan polisi tradisional," kata Williams dikutip dari Decrypt, Rabu (9/11/2022).

4 dari 4 halaman

Skema Perdagangan Zhong

Zhong diduga menggunakan skema perdagangan pada September 2012 untuk menipu Silk Road dari Bitcoin-nya tanpa mencantumkan atau membeli barang nyata apa pun dari pasarnya. 

Pasar gelap sering digunakan untuk memperdagangkan obat-obatan terlarang dan barang-barang terlarang lainnya sebelum pendirinya, Ross Ulbricht, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada 2015.

Dengan cepat memicu lebih dari 140 transaksi back-to-back, Zhong menipu sistem pemrosesan penarikan Silk Road untuk melepaskan 50.000 koin ke beberapa akunnya, semuanya sambil mempertahankan anonimitas, klaim DOJ.

Lima tahun kemudian, Zhong juga diduga menerima Bitcoin Cash (BCH) dalam jumlah yang sama versi Bitcoin yang dirancang untuk skalabilitas yang lebih besar hanya dengan memegang Bitcoin yang sebelumnya dicuri. 

Dia kemudian menjual BCH itu di pertukaran cryptocurrency luar negeri dengan tambahan 3.500 Bitcoin, menurut pernyataan DOJ.

Meskipun alamat Bitcoin secara teknis pseudonim atau nama samaran, setiap transfer dicatat di blockchain yang tersedia untuk umum. Dengan demikian, badan intelijen dapat melacak sumber koin tersebut menggunakan teknik canggih.