Liputan6.com, Jakarta - Situs media crypto, The Block diam-diam didanai selama dua tahun terakhir oleh Alameda Research, perusahaan milik mantan CEO FTX Sam Bankman-Fried.
Hal tersebut dikonfirmasi pada Jumat, 9 Desember 2022. CEO The Block, Michael McCaffrey segera mengundurkan diri setelah pinjaman terungkap, dan juga akan mundur dari dewan the Block. Perusahaan mengatakan tidak ada seorang pun di perusahaan yang mengetahui tentang pinjaman tersebut kecuali McCaffreey.
Menurut The Block, McCaffrey menerima tiga pinjaman dengan total USD 43 juta atau sekitar Rp 670,71 miliar (asumsi kurs Rp 15.598 per dolar AS) dari 2021-hingga kini. Pinjaman pertama sebesar USD 12 juta pada 2021 untuk beli perusahaan media, saat McCaffrey mengambil alih sebagai CEO.
Advertisement
Kedua pinjaman sebesar USD 15 juta pada Januari 2022 untuk mendanai operasi sehari-hari. Ketiga USD 16 juta pada awal tahun ini untuk membeli real estate pribadi McCaffrey di Bahama, menurut the Block. Menurut laporan itu, Chief Revenue Office the Block, Bobby Moran akan menjadi CEO.
"Tidak ada seorang pun di the Block yang mengetahui pengaturan keuangan ini selain Mike," ujar Moran seperti dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu (10/12/2022).
Ia menuturkan, pihaknya tidak melihat bukti kalau Michael McCaffrey pernah berupaya mempengaruhi ruang redaksi dan tim riset secara tidak pantas. “Terutama dalam liputan tentang SBF, FTX dan Alameda Research,” ujar dia.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Perusahaan Sempat Kesulitan
Bankman-Fried dikenal sebagai SBF adalah pendiri dan mantan CEO FTX, pertukaran kripto yang mengajukan kebangkrutan bulan lalu setelah Coindesk mengungkapkan hubungan yang sangat dekat antara FTX dan Alameda, perusahaan perdagangan yang berafiilasi dengan FTX.
McCaffrey mengatakan, pada awal 2021, perusahaan berada dalam kesulitan dan satu-satunya pilihan yang terwujud adalah mendapatkan pinjaman USD 12 juta untuk perusahaan induknya dari SBF.
Ia mengatakan tidak mengungkapkan pinjaman itu, dan pinjaman USD 15 juta berikutnya kepada siapapun karena tidak ingin hal tentang pinjaman itu, kepada siapa pun karena tidak ingin pengetahuan tentang pinjaman itu dilihat sebagai mengorbankan objektivitas liputan Bankman-Fried dan perusahaannya.
McCaffrey menambahkan tidak pernah berusaha mempengaruhi liputan FTX, Alameda dan SBF. Editor the Block, Frank Chaparro menuturkan sangat kecewa terkait hal tersebut.
Advertisement
Perusahaan Kripto FTX Bangkrut, Investor Ini Kehilangan Gaji Rp 233,7 Miliar
Sebelumnya, investor yang juga merupakan pembawa acara "Shark Tank" Kevin O'Leary mengatakan pada Kamis, 8 Desember 2022 kehilangan semua USD 15 juta (Rp 233,7 miliar) dari FTX kepadanya untuk bertindak sebagai juru bicara pertukaran kripto yang sekarang runtuh.
O'Leary dituntut oleh investor FTX yang mengatakan duta pertukaran seharusnya melakukan lebih banyak uji tuntas yang lebih tinggi sebelum mempromosikan pertukaran kripto tersebut.
Investor Kanada itu juga dikritik oleh pembawa acara “Squawk Box” CNBC atas kegagalannya untuk menilai dengan benar risiko yang terkait dengan investasi dan mempromosikan FTX. O'Leary mengatakan dia menjadi mangsa "pemikiran kelompok", dan tidak ada mitra investasinya yang kehilangan uang.
"Total kesepakatan hanya di bawah USD 15 juta, seluruhnya. Saya memasukkan sekitar USD 9,7 juta ke dalam kripto. Saya pikir itulah yang hilang dari saya. Aku tidak tahu. Semuanya nol,” kata O’Leary, dikutip dari CNBC, Jumat (9/12/2022).
O’Leary Promosikan FTX di Twitter
O'Leary juga mengakui dia memiliki lebih dari USD 1 juta ekuitas FTX, yang sekarang menjadi tidak berharga karena proses perlindungan kebangkrutan. Menurutnya, ada sisa sedikit saldo lebih dari USD 4 juta konon dimakan oleh pajak dan biaya agen, menurut O'Leary.
O’Leary Promosikan FTX di Twitter
O'Leary mempromosikan FTX secara agresif di Twitter dan secara online, menggembar-gemborkan hubungannya yang erat dengan pendiri perusahaan yaitu Sam Bankman-Fried, yang saat ini menghadapi banyak penyelidikan.
Ketika O'Leary ketika pertama kali mulai mempromosikan FTX, dia mengatakan sistem kepatuhan FTX-lah yang menariknya untuk berinvestasi di bursa kripto. Akhirnya, pengajuan perlindungan kebangkrutan Delaware oleh CEO FTX baru John Ray III akan menyebut prosedur risiko, audit, dan kepatuhan FTX sebagai kegagalan total kontrol perusahaan.
Advertisement