Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada perdagangan Selasa (20/12/2022). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali bertengger di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa pagi, 20 Desember 2022, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah 2,29 persen dalam 24 jam terakhir dan 4,35 persen sepekan.
Baca Juga
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 16.419 per koin atau setara Rp 255,5 juta (asumsi kurs Rp 15.564 per dolar AS).
Advertisement
Ethereum(ETH) turut melemah pagi ini. ETH turun 2,26 persen dalam sehari terakhir dan 8,78 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.162 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB anjlok 4,42 persen dan 13,18 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 239,97 per koin.
Kemudian Cardano, kembali bertengger di zona merah. Dalam satu hari terakhir ADA ambles 5,60 persen dan 17,70 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,2517 per koin.
Adapun Solana (SOL) kembali loyo dengan pelemahan selama satu hari terakhir sebesar 5,46 persen dan 11,60 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 11,76 per koin.
Sedangkan XRP masih terkoreksi. XRP ambles 3,60 persen dalam 24 jam terakhir dan 12,37 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3376 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) pada pagi ini kembali terperosok. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 10,03 persen dan 20,81 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level USD 0,07108 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto alami penurunan dalam 24 jam ke level USD 790,2 miliar dari sebelumnya di level USD 812,5 miliar.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Senator AS Tegaskan Bitcoin Adalah Komoditas Bukan Mata Uang
Sebelumnya, Senator AS John Boozman mengungkapkan, meskipun disebut mata uang kripto, Bitcoin tetap dianggap sebuah komoditas bukan mata uang. Dia menekankan, pertukaran di mana komoditas diperdagangkan, termasuk bitcoin, harus diatur oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC).
“Bitcoin, meskipun mata uang kripto, itu tetap adalah komoditas. Ini adalah komoditas di mata pengadilan federal dan pendapat ketua Securities and Exchange Commission (SEC). Tidak ada perselisihan tentang ini,” kata Boozman dalam sebuah sidang, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (6/12/2022).
Menyebut keruntuhan FTX mengejutkan, sang senator berkata laporan publik menunjukkan kurangnya manajemen risiko, konflik kepentingan, dan penyalahgunaan dana pelanggan.
Senator Boozman melanjutkan untuk berbicara tentang regulasi kripto dan memberdayakan Commodity Futures Trading Commission (CFTC) sebagai pengatur utama pasar spot kripto.
“CFTC secara konsisten menunjukkan kesediaannya untuk melindungi konsumen melalui tindakan penegakan hukum terhadap aktor jahat,” lanjut Senator Boozman.
Boozman yakin CFTC adalah agensi yang tepat untuk peran regulasi yang diperluas di pasar spot komoditas digital.
Pada Agustus 2022, Boozman dan beberapa senator memperkenalkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Komoditas Digital (DCCPA) untuk memberdayakan CFTC dengan yurisdiksi eksklusif atas pasar spot komoditas digital.
Dua RUU lainnya telah diperkenalkan di Kongres tahun ini untuk menjadikan regulator derivatif sebagai pengawas utama untuk sektor kripto.
Sementara bitcoin adalah komoditas, Ketua SEC Gary Gensler berulang kali mengatakan sebagian besar token kripto lainnya adalah sekuritas.
Advertisement
Bank Sentral Eropa Sebut Bitcoin Makin Tak Relevan
Sebelumnya, Bank Sentral Eropa (ECB) kembali memberikan kritik keras kepada Bitcoin. Kali ini ECB mengatakan mata uang kripto berada di "jalan menuju ketidak relevanan".
Dalam sebuah blogpost berjudul “Bitcoin's last stand,” Direktur Jenderal ECB Ulrich Bindseil dan analis Jurgen Schaff mengatakan, bagi para pendukung bitcoin, stabilisasi harga yang terlihat minggu ini menandakan nafas menuju ke harga tertinggi terbaru.
Namun, menurut ECB ini adalah napas terakhir yang diinduksi secara artifisial sebelum jalan menuju ketidakrelevanan dan ini sudah dapat diperkirakan sebelum FTX bangkrut dan mengirim harga bitcoin jauh di bawah USD 16.000.
Bindseil dan Schaff mengatakan bitcoin tidak sesuai dengan bentuk investasi dan juga tidak cocok sebagai alat pembayaran.
“Desain konseptual dan kekurangan teknologi Bitcoin membuatnya dipertanyakan sebagai alat pembayaran: transaksi Bitcoin nyata tidak praktis, lambat, dan mahal. Bitcoin tidak pernah digunakan secara signifikan untuk transaksi dunia nyata yang sah,” tulis mereka dikutip dari CNBC, Senin (5/12/2022).
Bindseil dan Schaff mengatakan penting untuk tidak salah mengartikan peraturan sebagai tanda persetujuan.
Mereka juga menyampaikan kekhawatiran tentang kredensial lingkungan bitcoin yang buruk. Dasar-dasar teknis cryptocurrency sedemikian rupa sehingga membutuhkan daya komputasi yang sangat besar untuk memverifikasi dan menyetujui transaksi baru.
Industri Kripto Sedang Tertekan
Bitcoin berhasil mencapai USD 17.000 (Rp 262,2 juta) pada Rabu, 30 November 2022, menandai tertinggi dua minggu untuk koin digital terbesar di dunia. Namun, ia berjuang untuk mempertahankan level tersebut, turun sedikit ke USD 16.875.
Wakil presiden pengembangan perusahaan dan internasional di bursa kripto Luno, Vijay Ayyar memperingatkan pemantulan kemungkinan hanya merupakan reli pasar beruang dan tidak akan berkelanjutan.
Pernyataan dari pejabat ECB tepat waktu, dengan industri kripto yang sedang tertekan dari salah satu kegagalan paling dahsyat dalam sejarah baru-baru ini yaitu kejatuhan FTX, pertukaran kripto yang pernah bernilai USD 32 miliar.
Di sisi lain, pasar kripto sebagian besar turun pada 2022 di tengah suku bunga yang lebih tinggi dari Federal Reserve.
Advertisement