Liputan6.com, Jakarta - Helium (HNT) merupakan jaringan bertenaga blockchain terdesentralisasi untuk sejumlah perangkat yang berhubungan dengan Internet of Things (IoT).
Jaringan ini diluncurkan pada Juli 2019, dan memungkinkan perangkat nirkabel berdaya rendah untuk berkomunikasi satu sama lain dan mengirim data melalui jaringan node-nya. Node ada dalam bentuk yang disebut Hotspot, yang menjadi kombinasi dari gateway nirkabel dan perangkat penambangan blockchain. Pengguna yang operasikan node sehingga menambang dan mendapatkan imbalan dalam token kripto asli Helium (HNT).
Baca Juga
Berdasarkan data Coinmarketcap, harga helium hari ini Rp 33.128,94 dengan volume perdagangan sebesar Rp 364.565.412.950 dalam 24 jam terakhir.
Advertisement
Harga helium turun 0,19 persen selama 24 jam terakhir. Saat ini peringkat Helium berdasarkan data Coinmarketcap di posisi 86 dengan kapitalisasi pasar Rp 4.471.548.129.868. Untuk peredaran supasi sebesar 134.974.070 HNT koin dan maksimal suplai 223.000.000 HNT koint.
Adapun helium bertujuan mempersiapkan komunikasi IoT untuk masa depan, identifikasi kekurangan infrastruktur, saat ini sejak kelahirannya pada 2013.
Lalu siapa saja pendiri Helium?
Tiga pendiri Helium, Amir Haleem, Shawn Fanning, dan Sean Carey memulai perusahaan pada 2013.
Haleem memiliki latar belakang eSports dan pengembangan game yang aktif. Fanning, sebaliknya, terkenal karena mengembangkan Napster, layanan berbagi musik yang merupakan salah satu layanan internet peer-to-peer (P2P) arus utama pertama di akhir 1990-an.
Sementara itu Carey memegang beberapa peran pengembangan sebelum Helium, termasuk perusahaan pengoptimalan periklanan Where, yang diakuisisi oleh PayPal.
Tim Helium sekarang terdiri dari anggota yang menurut perusahaan memiliki pengalaman dalam “radio dan perangkat keras, manufaktur, sistem terdistribusi, teknologi peer-to-peer dan blockchain.”
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Keunikan Helium
Keunikan Helium
Helium bertujuan meningkatkan kemampuan komunikasi perangkat Internet of Things (IoT) nirkabel. Pada 2013, infrastruktur seputar IoT masih dalam masa pertumbuhan, tetapi pengembang ingin menambahkan desentralisasi ke penawaran mereka, oleh karena itu menyebutnya sebagai "Jaringan Rakyat" dalam literatur resmi.
Daya tarik utamanya adalah bagi pemilik perangkat dan mereka yang tertarik dengan ruang IoT, dengan insentif finansial yang memberikan kemungkinan penjangkauan lebih lanjut.
Pengguna jaringan dapat membeli Hotspot, kombinasi gateway nirkabel dan penambang atau membuatnya sendiri. Setiap hotspot menyediakan jangkauan jaringan pada radius tertentu, dan juga menambang token asli Helium, HNT.
Berapa Banyak Koin Helium (HNT) yang Ada di Peredaran?
HNT adalah token asli jaringan Helium. Suplainya tidak dibatasi, tetapi memiliki penerbitan yang konstan sekitar 5 juta HNT per bulan.
Perkiraan periode penambangan selama 30 hingga 60 menit membuka hadiah yang didistribusikan sesuai dengan rencana pertumbuhan yang berubah.
Advertisement
Jaringan Helium Diamankan
Helium menjelaskan pada awalnya, pemilik node akan memperoleh lebih banyak HNT untuk membangun infrastruktur jaringan, sementara selanjutnya, akan lebih menguntungkan untuk mentransfer data perangkat. Mekanisme penyesuaian untuk distribusi token ini diharapkan berlangsung selama sekitar 20 tahun.
Per awal Oktober 2020, sudah ada 48.712.218 HNT di peredaran. Saat tokennya diluncurkan, suplainya nol, tanpa ada premine.
Bagaimana Jaringan Helium Diamankan?
Helium menggunakan mekanisme konsensus khusus yang disebut proof-of-coverage (PoC), yang menghadiahi pengguna karena berkontribusi pada penambangan (memvalidasi transaksi) dan memastikan stabilitas.
PoC didasarkan pada protokol BFT HoneyBadger, yang dirancang khusus untuk komunikasi node ketika kondisi tidak dapat diandalkan.
Helium berkata bahwa serangan vector yang paling mungkin berdampak pada operator node ada dalam bentuk inbound port Hotspot. Bagi pemegang token, dompetnya platform ini sendiri menggunakan kunci asimetris untuk membantu pengguna dengan keamanan kunci privat.
Senator AS Tegaskan Bitcoin Adalah Komoditas Bukan Mata Uang
Sebelumnya, Senator AS John Boozman mengungkapkan, meskipun disebut mata uang kripto, Bitcoin tetap dianggap sebuah komoditas bukan mata uang. Dia menekankan, pertukaran di mana komoditas diperdagangkan, termasuk bitcoin, harus diatur oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC).
“Bitcoin, meskipun mata uang kripto, itu tetap adalah komoditas. Ini adalah komoditas di mata pengadilan federal dan pendapat ketua Securities and Exchange Commission (SEC). Tidak ada perselisihan tentang ini,” kata Boozman dalam sebuah sidang, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (6/12/2022).
Menyebut keruntuhan FTX mengejutkan, sang senator berkata laporan publik menunjukkan kurangnya manajemen risiko, konflik kepentingan, dan penyalahgunaan dana pelanggan.
Senator Boozman melanjutkan untuk berbicara tentang regulasi kripto dan memberdayakan Commodity Futures Trading Commission (CFTC) sebagai pengatur utama pasar spot kripto.
“CFTC secara konsisten menunjukkan kesediaannya untuk melindungi konsumen melalui tindakan penegakan hukum terhadap aktor jahat,” lanjut Senator Boozman.
Boozman yakin CFTC adalah agensi yang tepat untuk peran regulasi yang diperluas di pasar spot komoditas digital.
Pada Agustus 2022, Boozman dan beberapa senator memperkenalkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Komoditas Digital (DCCPA) untuk memberdayakan CFTC dengan yurisdiksi eksklusif atas pasar spot komoditas digital.
Dua RUU lainnya telah diperkenalkan di Kongres tahun ini untuk menjadikan regulator derivatif sebagai pengawas utama untuk sektor kripto.
Sementara bitcoin adalah komoditas, Ketua SEC Gary Gensler berulang kali mengatakan sebagian besar token kripto lainnya adalah sekuritas.
Advertisement