Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin turun setelah rilis risalah pertemuan Desember Federal Reserve, yang menunjukkan rencana bank sentral untuk terus menaikkan suku bunga.
Dilansir dari Decrypt, Jumat (6/1/2023), cryptocurrency terbesar turun hampir 1 persen, diperdagangkan di kisaran USD 16.790 (Rp 262,5 juta), dalam satu hari terakhir setelah Fed mengeluarkan pengumuman.
Baca Juga
Ethereum, aset digital terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, turun 1 persen dalam satu hari terakhir. Ethereum cenderung mengikuti pergerakan Bitcoin setelah pengumuman dari The Fed.
Advertisement
Seluruh pasar kripto terkait erat dengan saham AS sejak tahun lalu. Ketika Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, investor umumnya menjual ekuitas AS, serta Bitcoin dan aset digital lainnya dalam upaya untuk mengalihkan "risiko".
Tahun ini kemungkinan tidak berbeda: saham dan hampir setiap token kripto dan koin jatuh karena berita Fed tidak akan mundur dari kebijakan moneternya yang agresif.
“Dengan inflasi yang masih jauh di atas tujuan jangka panjang Komite sebesar 2 persen, para peserta sepakat bahwa inflasi terlalu tinggi. Pelonggaran kondisi keuangan yang tidak beralasan” akan “mempersulit upaya Komite untuk memulihkan stabilitas harga,” isi pengumuman The Fed.
Risalah tersebut juga mencatat runtuhnya pertukaran aset digital FTX tetapi mengatakan itu tidak berdampak serius pada sistem keuangan yang lebih luas.
FTX bangkrut pada November, sangat merugikan pasar kripto dan investornya. Kejatuhan monumental perusahaan dan mantan CEO Sam Bankman-Fried telah menyebabkan penyelidikan kriminal dan panggilan baru dari politisi dan regulator untuk mengendalikan industri.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Kripto pada 6 Januari 2023
Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Jumat (6/1/2023). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali bertengger di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat, 6 Januari 2023 pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah 0,04 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih menguat 1,39 persen sepekan.
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 16.851 per koin atau setara Rp 263,4 juta (asumsi kurs Rp 15.635 per dolar AS).
Ethereum (ETH) turut melemah. ETH turun 0,24 persen dalam sehari terakhir, tetapi masih menguat 4,45 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.251 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 0,19 persen, tetapi masih meroket 4,62 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 257,09 per koin.
Kemudian Cardano (ADA), kembali bertengger di zona hijau. Dalam satu hari terakhir ADA naik 0,67 persen dan 10,68 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,2687 per koin.
Advertisement
Harga Kripto Lainnya
Adapun Solana (SOL) kembali melemah dalam satu hari terakhir sebesar 0,48 persen. Namun, SOL masih menguat 46,28 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 13,43 per koin.
Sedangkan XRP kembali melemah hari ini. XRP ambles 1,76 persen dalam 24 jam dan 0,73 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3398 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) pada pagi ini kembali menguat. Dalam satu hari terakhir DOGE naik 0,15 persen dan 2,77 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level USD 0,07247 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto saat ini alami penguatan ke level USD 818,9 miliar dari sebelumnya di level 808,8 miliar.
2023, Kripto Diprediksi Sangat Redup
Sebelumnya, pasar kripto diperkirakan masih melanjutkan tekanan pada 2023. Sebagai gambaran, pasar kripto sepanjang 2022 telah mengalami berbagai tekanan mulai dari gejolak geopolitik hingga kebijakan ekonomi yang ketat di berbagai negara.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan, peredupan terjadi bukan hanya di Indonesia, tetapi di negara-negara lain.
"Jadi 2022 menuju redup. 2023 sangat redup, tapi pada 2024 adanya momentum halving di bitcoin maka tren pergerakannya akan ada di beberapa bulan setelah halving. Jadi historinya, 6-12 bulan setelah halving harga akan naik,” terang pria yang akrab disapa Manda itu, Kamis (5/1/2023).
Bitcoin halving merupakan peristiwa empat tahun sekali di mana hadiah untuk para penambang Bitcoin akan dibagi dua setiap 210 ribu blok yang terjadi sampai mencapai batas maksimum kapasitas Bitcoin yaitu 21 juta Bitcoin.
"Kalau hitungan saya, halving pada Maret atau April 2024 maka pergerakan itu ada enam bulan sebelumnya dan enam bulan setelahnya. Jadi kami tetap menyambut optimis perdagangan kripto di global masih sangat luar biasa animonya,” imbuh Manda.
Sebelumnya, Co-founder CryptoWatch dan Pengelola Channel Duit Pintar, Christopher Tahir mengutarakan hal senada. Dia berpendapat pada 2023 diperkirakan akan jadi tahun yang tidak akan bergerak banyak pada paruh pertama. Namun, pada paruh kedua 2023, kemungkinan akan ada pergerakan signifikan untuk Bitcoin ataupun pasar kripto secara keseluruhan.
"Kemungkinan akan ada sentimen yang dihembuskan pada paruh kedua 2023 karena adanya proses halving pada 2024 nanti,” ujar Christopher.
Christopher menambahkan ada sekitar 90 hingga 99 persen proyek kripto akan mati pada 2023 terutama untuk proyek kripto yang hanya membuat token. Namun, untuk token yang fokusnya untuk menyelesaikan proyek kemungkinan masih bisa untuk bertahan.
Advertisement