Liputan6.com, Jakarta Kripto terbesar di dunia, performa harga Bitcoin telah melonjak hampir 40 persen pada Januari 2023 di tengah harapan Federal Reserve (The Fed) akan mengeluarkan kebijakan moneter yang lebih longgar.
Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (1/2/2023), faktor-faktor yang mendorong reli Bitcoin juga telah memicu reli obligasi AS tetapi tidak cukup untuk mengimbangi kerugian historis yang terjadi tahun lalu. Akibat hal ini, kinerja Bitcoin sepanjang 2023 berjalan dapat mengungguli kinerja obligasi AS.
Baca Juga
Kinerja obligasi, diukur dengan berbagai dana yang diperdagangkan di bursa yang mengandung utang pemerintah AS dengan sensitivitas yang lebih tinggi terhadap pergerakan suku bunga, hanya pulih sebagian kecil dari kerugian tahun lalu.
Advertisement
Salah satu contohnya adalah, ETF PGIM Total Return Bond naik hanya 3,43 persen pada Januari 2023. Berbeda jauh dengan kinerja Bitcoin dengan kenaikan hampir 40 persen pada Januari 2023.
Reli dramatis Bitcoin selama sebulan terakhir membuat kinerjanya lebih baik daripada hampir setiap Exchange Trade Fund (ETF) atau Dana Pertukaran Dagang di luar sana, apalagi obligasi tidak diharapkan menghasilkan keuntungan besar.
Namun grafik tersebut dapat menjadi sesuatu untuk dipertimbangkan karena Fed bersiap untuk mengumumkan keputusan kebijakan moneter terbarunya pekan ini.
Sementara itu, bank sentral telah berjanji untuk terus menaikkan suku bunga sampai inflasi AS bisa kembali ke target The Fed sebesar 2 persen.
Kebijakan The Fed dalam menaikan suku bunga bakal berpengaruh pada berbagai instrumen investasi seperti saham, obligasi, hingga kripto.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.