Liputan6.com, Jakarta - Raksasa pembayaran PayPal memegang sekitar USD 604 juta atau setara Rp 9,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.187) aset kripto milik pelanggan per 31 Desember 2021, menurut laporan akhir tahun kepada Securities and Exchange Commission (SEC).
Dilansir dari Yahoo Finance, ditulis Minggu (12/2/2023), aset kripto yang dipegang PayPal sebesar USD 291 juta atau setara Rp 4,4 triliun dalam bitcoin (BTC), dan USD 250 juta atau setara Rp 3,7 triliun lainnya dalam Ethereum (ETH).
Baca Juga
Selain itu, aset senilai USD 63 juta atau setara Rp 956,8 miliar disimpan dalam Bitcoin Cash (BCH) dan Litecoin (LTC), menjadikan total kripto PayPal yang dipegang atas nama pelanggannya menjadi USD 604 juta.
Advertisement
Angka tersebut lebih rendah dari kuartal sebelumnya, yang mencatat USD 694 juta atau setara Rp 10,5 triliun dalam kripto pada 31 September. Itu sebelum jatuhnya raksasa pertukaran kripto FTX, yang penularannya mengakibatkan penurunan di pasar kripto.
Setelah mengumumkan fitur kripto pada November 2020, PayPal mulai mengizinkan pengguna untuk menarik kripto mereka ke dompet eksternal Juni lalu, tepat ketika sejumlah bursa terpusat dan perusahaan pemberi pinjaman mulai membekukan aset pengguna.
Setelah mengonfirmasi dia memiliki Bitcoin pada 2019, CEO PayPal Dan Schulman juga mengatakan dia sangat optimis terhadap semua jenis mata uang digital pada 2020.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Investor Institusi Ingin Harga Bitcoin Dapat Sentuh Rp 1,5 Miliar
Sebelumnya, sebuah survei baru menunjukkan investor institusional mengharapkan tahun depan menjadi tahun yang kuat untuk bitcoin dan yakin tentang valuasi jangka panjang cryptocurrency.
Dilansir dari Bitcoin.com, ditulis Minggu (12/2/2023), sebanyak 65 persen investor institusional yang disurvei setuju bitcoin bisa mencapai USD 100.000 atau setara Rp 1,5 miliar (asumsi kurs Rp 15.188 per dolar AS).
Survei tersebut dilakukan Manajemen Aset Digital Nickel. Nickel meminta perusahaan riset pasar Pureprofile untuk mewawancarai 200 investor institusi dan manajer kekayaan di berbagai negara yaitu AS, Inggris, Jerman, Singapura, Swiss, UEA, dan Brasil. Para responden secara kolektif mengelola aset sekitar USD 2,85 triliun atau setara Rp 42.748 triliun.
Mengenai harga bitcoin, manajer aset menjelaskan, studi ini menemukan tingkat kepercayaan yang tinggi tentang tren jangka panjang kripto. Sebanyak 23 persen memperkirakan BTC akan berharga di atas USD 30.000 atau setara Rp 449,4 juta pada akhir 2023.
Selain itu, 65 persen investor institusional yang disurvei setuju bitcoin masih bisa mencapai USD 100.000 dalam jangka panjang. Di antara mereka, 58 persen mengharapkan BTC untuk mencapai tingkat harga ini dalam tiga hingga lima tahun, sementara 25 persen mengatakan akan memakan waktu lima tahun atau lebih.
Sementara itu, 39 persen dari total responden memperkirakan harga bitcoin akan mencapai puncaknya pada November 2021 sebesar USD 69.000 atau setara Rp 1 miliar dalam tiga tahun.
Sementara 76 persen mengatakan kemungkinan akan terjadi dalam lima tahun. Hanya 3 persen yang mempertanyakan apakah bitcoin akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa lagi.
Advertisement
Harga Bitcoin Menguat 30 Persen Awal 2023, Begini Respons Bos Indodax
Sebelumnya, dua kripto berkapitalisasi pasar tertinggi yaitu Bitcoin dan Ethereum terpantau naik dibulan Januari sampai awal Februari. Berdasarkan data dari market Indodax, BTC terpantau Naik kisaran 33 persen Sementara ETH terpantau Naik kisaran 30 persen jika dilihat dari 1 Januari 2023 sampai 06 Februari 2023.
Dengan naiknya harga Bitcoin dan Ethereum, juga sedikit banyak mempengaruhi kripto lainnya yang juga turut naik, seperti XRP yang naik sekitar 12 persen, dan MATIC yang naik sekitar 52 persen dilihat Dari 1 Januari 2023 sampai 06 Februari 2023.
Setelah mengalami market berdarah pada 2022, pasar menunjukkan kejenuhan dan harga yang rendah pun membuat para investor banyak yang kembali ke pasar kripto untuk melakukan transaksi.
CEO Indodax Oscar Darmawan melihat fenomena kripto naik ini juga akibat dari investor yang sedang melakukan akumulasi kripto untuk menyambut Bitcoin Halving Day yang akan berlangsung Q2 2024 yang akan datang.
"Ini kenaikan yang baik di awal tahun, saat dimana orang-orang sudah memulai kembali melirik kripto,” ujar Oscar dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (11/2/2023).
Tips saat Harga Kripto Menguat
Melesatnya harga Bitcoin, Ethereum, dan kripto lainnya membuat beberapa investor take profit di awal bulan 2023 ini. Jika ditanya apa yang perlu dilakukan investor saat kripto, Oscar pun memberikan tips dan saran penting yang harus dilakukan investor ketika melihat harga kripto sedang naik.
"Investor perlu untuk terus berpedoman pada plan yang sudah dibuat. Dengan berpaku pada plan, kita bisa terhindar dari FOMO yang ada. Jangan sampai kripto yang kini harganya sedang naik menjadikan kita FOMO yang nantinya malah akan menimbulkan kerugian di sisi kita,” lanjut Oscar.
Tidak hanya itu, Oscar menambahkan baik itu situasi bearish maupun bullish ingatlah situasi tersebut dapat berganti secara cepat, jadi perlu adanya literasi mendalam soal trading di kripto dan tidak hanya sekedar ikut ikutan ataupun mengambil keputusan berdasarkan emosi tanpa riset.
Advertisement