Liputan6.com, Jakarta - Penulis terkenal dari buku laris Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, telah memperingatkan investasi dalam portofolio saham, obligasi, reksa dana, dan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang terdiversifikasi dengan baik adalah saran yang "sangat berisiko".
Kiyosaki menegaskan, emas, perak, dan bitcoin adalah investasi terbaik untuk “masa-masa yang tidak stabil”. Melansir Bitcoin, Minggu (19/2/2023), penulis Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, memberikan beberapa saran investasi lagi minggu ini.
Baca Juga
"Selama bertahun-tahun, saya telah mengatakan, 'menyimpan uang & berinvestasi dalam portofolio saham, obligasi, reksa dana & ETF yang terdiversifikasi dengan baik adalah saran yang berisiko.' Hari ini saran yang sangat berisiko. Saya masih percaya emas, perak, bitcoin terbaik untuk masa-masa yang tidak stabil, meskipun harga akan naik dan turun," tulis Robert melalui akun Twitter, dikutip Minggu, 19 Februari 2023.
Advertisement
Sebelumnya, Robert mengaku tidak menyukai investasi saham, obligasi, reksa dana maupun ETF. Namun, dia mencatat investor harus berinvestasi pada apa yang mereka sukai.
Pada April tahun lalu, dia mengatakan obligasi adalah investasi paling berisiko dalam krisis global. Tragisnya, investor pemula mengikuti saran pemula dari campuran 60 (saham) 40 (obligasi).
Dengan demikian, ia merekomendasikan investor untuk membeli emas, perak, dan bitcoin “sebagai jaminan terhadap orang bodoh yang menjalankan dunia".
"Saya tidak menyentuh ETF emas atau perak kertas. Saya hanya ingin koin emas atau perak asli," katanya pada Juli lalu.
Mengenai reksa dana, Kiyosaki mengatakan selama beberapa tahun, dirinya tidak menyukai reksa dana. Dia berpikir mereka rip-off.
“Perencana keuangan adalah kaki tangan bank dan reksa dana. Mereka menjual produknya kepada Anda, mengambil uang Anda, membebankan biaya, dan menggunakan uang Anda untuk menjadi lebih kaya," kata Robert pada 2019.
Meski demikian, banyak orang di Twitter tidak setuju dengan Kiyosaki, mengatakan kepadanya bahwa portofolio saham, obligasi, reksa dana, dan ETF yang terdiversifikasi dengan baik jauh lebih kecil risikonya daripada berinvestasi di emas, perak, dan bitcoin. Beberapa menuduh penulis terkenal memompa BTC untuk keuntungan pribadinya.
Rekomendasi Kiyosaki
Kiyosaki telah merekomendasikan emas, perak, dan BTC selama beberapa waktu. Dia mengatakan pada Desember lalu pemilik ketiga investasi tersebut akan semakin kaya ketika bank sentral AS atau the Fed melakukan pivot dan mencetak triliunan dolar.
Dia memperkirakan pada 2025, emas akan mencapai USD 5.000, perak pada USD 500, dan bitcoin pada USD 500.000. Selain itu, dia memperkirakan emas melonjak hingga USD 3.800 dan perak naik hingga USD 75 tahun ini.
Kiyosaki sebelumnya menjelaskan bahwa dia adalah investor bitcoin, bukan pedagang, jadi dia bersemangat setiap kali BTC mencapai titik terendah baru.
Selain itu, penulis terkenal itu berulang kali mengatakan bahwa dia tidak mempercayai pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Departemen Keuangan, Federal Reserve, dan Wall Street. Dia telah memperingatkan berkali-kali bahwa the Fed sedang menghancurkan ekonomi dan dolar Amerika Serikat.
Pada Oktober 2021, dia juga membuat tweet mengenai kecintaannya terhadap Bitcoin. "Saya suka bitcoin karena saya tidak mempercayai Fed, Departemen Keuangan, atau Wall Street," tulisnya.
Penulis Rich Dad Poor Dad baru-baru ini memperingatkan bahwa "semuanya akan runtuh" dan depresi mungkin terjadi. Pada Januari, dia berkata bahwa kita berada dalam resesi global, peringatan akan melonjaknya kebangkrutan, pengangguran, dan tunawisma.
Rich Dad Poor Dad adalah buku 1997 yang ditulis bersama oleh Kiyosaki dan Sharon Lechter. Itu telah masuk dalam daftar penjual terbaik New York Times selama lebih dari enam tahun. Lebih dari 32 juta eksemplar buku telah terjual dalam lebih dari 51 bahasa di lebih dari 109 negara.
Advertisement
Peras Penambang Kripto, Dua Pria di Rusia Terancam Penjara 15 Tahun
Sebelumnya, Pengadilan Kirovsky di Rusia akan segera mengadili dua pria atas serangan mereka terhadap penduduk lain di kota Siberia yang mencari nafkah dengan menambang cryptocurrency.
Dilansir dari Bitcoin.com, Jumat (17/2/2023), mereka memeras koin korban senilai lebih dari USD 4,8 juta atau setara Rp 72,7 miliar (asumsi kurs Rp 15.165 per dolar AS). Kejahatan tersebut terjadi pada Oktober 2021.
Pelaku menyerang penambang cryptocurrency tersebut saat hendak meninggalkan rumahnya. Salah satu dari mereka mengancamnya dengan benda yang menyerupai pistol dan membawanya kembali ke dalam apartemennya.
Kemudian, komplotannya masuk dan keduanya memaksa korban untuk masuk ke akunnya di bursa kripto dan mentransfer 86 BTC dari dompet yang berisi 90 BTC. Tidak jelas mengapa mereka memutuskan untuk tidak menarik seluruh saldo.
Penegak hukum Rusia berhasil melacak dan menahan salah satu tersangka di St. Petersburg. Dia sejak itu mengaku bersalah dan mengembalikan Bitcoin yang diambil menggunakan fiat atau mata uang asli.
Kantor kejaksaan daerah telah mendakwa para penyerang dengan "perampokan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam skala besar" di bawah KUHP Federasi Rusia. Mereka menghadapi hukuman 15 tahun penjara.
Serangan terhadap orang yang memiliki dan mendapatkan mata uang kripto telah meningkat di Rusia. Pada Juli 2021, perampok bersenjata menjarah sebuah ladang pertambangan besar di dekat Moskow, mencuri lusinan kartu video yang digunakan untuk mencetak mata uang digital. Kemudian tahun lalu, USD 1 juta tether diambil dari seorang pedagang kripto di ibu kota Rusia.
Siapa Sebenarnya Penemu Bitcoin?
Sebelumnya, bitcoin jadi salah satu kripto terbesar nomor satu di dunia berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Sejak pertama kali muncul pada 2009 hingga saat ini, Bitcoin telah mengalami berbagai gejolak kenaikan dan penurunan harga. Namun, hingga saat ini masih belum diketahui pasti sosok asli dari penemu Bitcoin.
Dilansir dari Investopedia, Kamis, 7 April 2022, penemu dari Bitcoin adalah Satoshi Nakamoto, tetapi nama tersebut bukanlah nama asli dari penemu Bitcoin, melainkan nama anonim yang digunakan oleh pencipta Bitcoin.
Meskipun nama Satoshi Nakamoto identik dengan Bitcoin, orang yang sebenarnya diwakili oleh nama tersebut tidak pernah ditemukan, membuat banyak orang percaya itu adalah nama samaran untuk seseorang dengan identitas yang berbeda atau sekelompok orang.
Bagi kebanyakan orang, Satoshi Nakamoto adalah karakter paling misterius dalam cryptocurrency. Hingga saat ini, tidak jelas apakah nama itu merujuk pada satu orang atau sekelompok orang. Hal yang diketahui adalah Satoshi Nakamoto menerbitkan sebuah makalah pada 2008 yang mengawali perkembangan cryptocurrency.
Advertisement