Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan kripto Amerika Serikat, Circle akan “menutupi kekurangan” dalam aset yang mendukung stablecoin USDC. Hal ini jika tidak menerima keseluruhan cadangan kas USD 3,3 miliar atau sekitar Rp 51,04 triliun (asumsi kurs Rp 15.468 per dolar AS).
Dikutip dari Coindesk, Minggu (12/3/2023), melalui unggahan di blog, Circle akan berdiri di belakang USDC dan menutupi kekurangan apapun dengan memakai sumber daya perusahaan, melibatkan modal eksternal jika perlu.
Baca Juga
Janji itu datang ketika pelaku pasar kripto mencemaskan nilai USDC, stablecoin yang dimaksudkan untuk dipatok ke dolar AS, tetapi nilainya jatuh setelah reruntuhan Silicon Valley Bank. Circle memegang kas USD 3,3 miliar di Silicon Valley Bank saat FDIC sita aset bank pada Jumat, 10 Maret 2023.
Advertisement
Circle mengatakan, pihaknya berusaha memindahkan aset sebelum keruntuhan SVB dan transaksi dapat diselesaikan pada Senin, 13 Maret 2023 ketika bank-bank di Amerika Serikat melanjutkan operasi normal.
“Namun, mungkin juga SVB tidak mengembalikan 100 persen dan pengembalian apa pun mungkin memakan waktu lama, karena FDIC menerbitkan IOU atau sertifikat penerima, dan dividen lanjutan kepada pemegang deposito,” tulis Circle.
Adapun nilai stablecoin USDC turun ke posisi USD 0,88 dalam 24 jam terakhir sebelum naik ke USD 0,97, setelah pengumuman menurut Coingecko.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Sejumlah Perusahaan Kripto Menyebutkan Tak Terpengaruh Runtuhnya Silicon Valley Bank
Sementara itu, mengutip CNBC, pelaku pasar telah waspada pekan ini untuk tanda-tanda penularan di sektor keuangan dan di luar masalah untuk SVB dan SIlvergate yang fokus pada kripto pekan ini berencana hentikan operasi dan secara sukarela melikuidasi.
Circle yang berbasis di Boston mengatakan, pekan lalu telah memindahkan “persentase kecil” dari simpanan cadangan USDC yang disimpan di Silvergate ke mitra perbankan lainnya.
Circle menuturkan melalui cuitan, USDC terus beroperasi normal sambil menunggu melihat bagaimana penerima SVB akan mempengaruhi deposannya. Sementara itu, beberapa perusahaan kripto menyebutkan tidak terpengaruh dengan Silicon Valley Bank. CEO Binance menyebutkan kalau tidak ada paparan, demikian juga CEO Tether Paolo Ardoino. Penerbit stablecoin Paxos dan pertukaran kripto Gemini mengunggah kalau tidak memiliki hubungan apapun dengan SVB.
Advertisement
Kapitalisasi Pasar Kripto Merosot di Bawah Rp 15.503 Triliun, Terendah Sejak Januari 2023
Sebelumnya, kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan turun di bawah USD 1 triliun atau setara Rp 15.503 triliun (asumsi kurs Rp 15.503 per dolar AS), pertama kalinya sejak 19 Januari 2023.
Dilansir dari Decrypt, Sabtu (11/3/2023), kapitalisasi pasar kripto saat ini berada di kisaran USD 948 miliar atau setara Rp 14.696 triliun.
Di sisi lain, investor Bitcoin (BTC) mengalami lebih banyak kesakitan karena harga mata uang kripto terkemuka itu jatuh di bawah USD 20.000 atau setara Rp 310 juta pada Jumat.
Bitcoin turun 8,3 persen, diperdagangkan pada USD 19.900 atau setara Rp 308 juta, level terakhir terlihat pada 13 Januari 2023, menurut data Coingecko.
Industri kripto telah menghadapi beberapa angin kencang dalam beberapa minggu terakhir, dengan keruntuhan bank ramah kripto Silvergate, yang memasuki likuidasi sukarela pada 8 Maret, menjadi salah satu penggerak utama di balik penurunan terbaru.
Silvergate telah menyediakan jalur perbankan yang nyaman bagi banyak bisnis kripto. Silvergate tidak hanya menjadi penghubung paling penting antara investor yang ingin mengalirkan uang ke bursa kripto, dana lindung nilai kripto, dana modal ventura kripto, dan proyek kripto.
Bank ini juga menawarkan untuk menyelesaikan saldo antara klien Silverbank kapan saja, termasuk akhir pekan dan hari libur.
Menambah tekanan pada industri yang masih baru ini, Departemen Keuangan AS pada Selasa mengusulkan pajak ekspor sebesar 30 persen atas biaya pengoperasian fasilitas penambangan bitcoin.
Kemudian, kantor Jaksa Agung New York mengajukan gugatan terhadap bursa mata uang kripto KuCoin atas dugaan pelanggaran hukum sekuritas dan komoditas di negara bagian tersebut.